Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Penemu Dalil Sinus

Dalam salah satu cabang ilmu matematika yaitu trigonometri, kita mengenal adanya istilah sinus. Sinus adalah sebuah perbandingan sisi sisi pada segitiga siku-siku dimana perbandingan tersebut ialah perbandingan sisi di depan sudut dan sisi terpanjang pada segitiga siku-siku itu. Lebih mendalam mengenai sinus ini akan dikenal nantinya sebuah dalil sinus atau ada yang menyebutnya aturan sinus. Seperti apakah aturan sinus ini? Siapakah yang menemukan aturan sinus ini?

Aturan Sinus

Penemu Hukum Sinus

Hukum sinus ini diperkenalkan oleh seorang matematika berjulukan Abu Nasr Mansur Ibn Ali Ibn Iraq pada era ke 11. Penemu yang lebih dikenal dengan nama Abu Nasr Mansur hidup pada tahun 960 sampai 1036 masehi. Seorang jago berjulukan Bill Scheppler dengan karyanya berjudul Master Astronomer and Muslim Scholar of the Eleventh Century, menyampaikan bahwa Abu Nasr Mansur berasal dari negeri Persia. Lebih detail dua jago sejarah matematika lainnya John Joseph O'Connor dan Edmund Frederick Robertson menyampaikan bahwa Abu Nasr Mansur dilahirkan di kawasan sekitaran Gilan, Persia pada tahun 960 M. Semua itu termaktub dalam The Regions of the World.

Abu Nasr Mansur berguru dari spesialis astronomi dan juga jago matematika Abu'l-Wafa. Nantinya Abu Nasr Mansur ini mempunyai seorang murid yang juga populer yaitu Al Biruni. Selain menyebabkan Al Biruni sebagai muridnya, Al Biruni juga dikenal sebagai sobat diskusinya dalam mendalami matematika. Mereka selalu berkerja sama dalam inovasi aturan serta rumusan rumusan gres dalam matematika. Hasil perpaduan pikiran mereka inilah yang banyak menghasilkan beberapa hal penting dalam matematika. Kehidupan yang dijalani oleh Abu Nasr sayangnya dikala kondisi perpolitikan di negerinya kurang baik pada era ke 10 dan 11. Berbagai kericuhan menyerupai perang saudara menghantui kota kediaman Abu Nasr. Gejolak politik tersebut pada kesannya menggulingkan kekuasaan yang sebelumnya dipegang oleh garis keluarga Abu Nasr. Beberapa muridnya sempat melarikan diri dari situasi tersebut. Salah satunya Al Biruni.

Setelah tergulingnya kekuasaan yang sebelumnya dipegang Abu Nasr Mansur. Dia menentukan bekerja di sebuah istana Ali Ibn Ma’mun. Pekerjaannya menjabat sebagai penasehat Abul Abbas Ma’mun. Dengan hadirnya Abu Nasr sebagai penasehat menciptakan kekuasaan Abul Abbas menjadi kuat. Kerajaan yang didirikan oleh Ali Ibn Ma’mun dan Abu Abbas Ma’mun ialah kerajaan yang sangat pro akan perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan kecerdasan yang dimiliki Abu Nasr, dia ditetapkan sebagai ilmuwan terbaik sekaligus penasehat di istana kala itu.

Masa tuanya di habiskan di Ghazna oleh Abu Nasr. Dia berdiam di istana bab Mahmud. Pada kesannya dia wafat pada tahun 1036 M di kawasan kini yang dikenal dengan Afghanistan. Walaupun usia yang terbatas, hasil pemikirannya sangat populer dan tetap dikenang sepanjang masa. Baca: Kilas Matematikawan dari Negeri Arab.

Bukti Temuan Hukum Sinus

Sebagai mana telah dibuka di atas bergotong-royong Abu Nasr Mansur banayak menunjukkan tugas yang penting dalam ilmu pengetahuan. Sebahagian karya Abu Nasr bertemakan matematika. Selain itu karya karya lainnya juga meliputi bidang astronomi. Karya karya Abu Nasr lebih merepresentasikan hal trigonometri. Beberapa karya Ptolemous dalam bidang matematika astronomi geografi serta astrologi berhasil dikembangkan.

Abu Nasr juga dikenal mendalami hasil karya dari Yunani, salah satunya karya Menelaus of Alexandria. Dalam hal tersebut sikapnya sangat kritis serta bisa berbagi teori teori yang telah ditemukan bangsa Yunani. Kembali menyinggung hasil karya ia dengan Al Biruni. Bersama Al biruni Abu Nasr berhasil menghasilkan 25 karya besar dalam sejarah ilmu pengetahuan. Dari pendapat John O’Connor dan Edmund Robertson dikutip bahwa 17 dari karya tersebut sangat luar biasa dan masih bertahan sampai sekarang. Karya karya tersebut diterjemahkan ke banyak sekali bahasa untuk dijadikan materi pembelajaran. Sebuah kutipan lain dari John O’Connor dan Edmund Robertson menyatakan.

Karyanya terdiri dari tiga buku, buku pertama berisikan unsur dan bentuk sebuah segitiga, buku kedua berisikan sebuah sistem paralel pada bulat dalam sebuah bola, yang terbentuk dari bagian potongan bulat besar, buku ketiga menjelaskan pembuktian dalil Menelaus. Selanjutnya pada kutipan lain dinyatakan bahwa Abu Nasr menemukan aturan sinus.
Dalil  Sinus
Penemuan aturan sinus ini oleh Abu Nasr tentu tak terlepas dari tugas seorang guru yaitu Abul Wefa. Beberapa jago beropini bahwa ini juga merupakan sebuah pandangan gres dari Abul Wefa. Kemudian dilanjutkan oleh sang murid, Abu Nasr. Kontribusi muridnya Al Biruni juga berperan dalam penemuan dalil sinus ini. Pada literatur lain terdapat nama Al Khajdi dalam inovasi aturan sinus, namun para ahli sejarah matematika meragukannya alasannya ialah tidak terdapat beberapa bukti. Baca: Hukum / Dalil Sinus dalam Segitiga.

Sumber http://www.marthamatika.com/

Post a Comment for "Sejarah Penemu Dalil Sinus"