Teropong Bintang: Fungsi, Pembentukan Bayangan, Rumus Perbesaran & Panjang, Pola Soal + Pembahasan
Teropong atau teleskop ialah alat optik yang sanggup digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih akrab dan lebih jelas. Pada tahun 1906, Galileo membuat sebuah teleskop yang terdiri atas dua lensa dan sebuah pipa organa sebagai tabungnya. Sesudah itu, Galileo juga membuat majemuk teleskop dan menemukan banyak inovasi dalam bidang astronomi.
Sekarang dikenal dua macam teropong, yaitu teropong bias dan teropong pantul.
■ Teropong bias terdiri atas beberapa lensa yang berfungsi membiaskan sinar hadir dari benda. Teleskop yang termasuk dalam kategori teropong bias, diantaranya yaitu teropong bintang, teropong Bumi (medan), teropong panggung (tonil) dan teropong prisma.
■ Teropong pantul terdiri atas beberapa cermin sebagai pemantul dan lensa sebagai pembias sinar hadir dari benda.
Nah, pada peluang kali ini, kita akan mengulas terkena teropong atau teleskop bintang. Pembahasan kita mencakup pengertian, fungsi, proses pembentukan bayangan, rumus perbemasukan, rumus panjang, teladan soal dan pembahasan wacana teropong bintang. Untuk itu silahkan kalian simak baik-baik klarifikasi diberikut ini.
Pengertian dan Fungsi Teropong Bintang
Teropong bintang yaitu teropong yang digunakan untuk melihat atau mengamati bintang (benda langit yang memancarkan cahaya sendiri). Nama lain teropong bintang yaitu teropong astronomi. Walaupun dinamakan teropong bintang, akan tetapi fungsi teropong ini bukan spesialuntuk untuk melihat bintang saja. Teropong ini sanggup juga digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa ibarat komet, asteroid, plguat, atau benda angkasa lainnnya.
Pembentukan Bayangan dan Rumus Teropong Bintang
Teropong bintang terdiri dari lensa adil dan lensa okuler. Kedunya memakai lensa konkret (lensa cembung). Seperti halnya pada mikroskop, penerapan teropong bintang sanggup dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan mata tanpa akomodasi.
1. Penggunaan melaluiataubersamaini Mata Berakomodasi Maksimum
Syarat untuk penerapan dengan mata berakomodasi maksimum yaitu bayangan yang dibuat oleh lensa okuler jatuh di titik akrab mata (s’ok = −sn). Perhatikan bagan atau diagram pembentukan bayangan oleh teropong bintang untuk penerapan mata berakomodasi maksimum diberikut ini.
Teropong bintang digunakan untuk melihat benda-benda angkasa yang jaraknya sangat jauh. Oleh alasannya yaitu itu, jarak benda pada lensa adil terletak pada jarak tak terhingga (sob = ∞). Jadi, pada lensa adil berlaku persamaan diberikut.
1 | + | 1 | = | 1 |
sob | s'ob | fob |
1 | + | 1 | = | 1 |
∞ | s'ob | fob |
s'ob = fob |
Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan pada lensa okuler terletak di titik akrab mata (s’ok = −sn). jadi, pada lensa okuler berlaku persamaan diberikut.
1 | + | 1 | = | 1 |
sok | s'ok | fok |
1 | + | 1 | = | 1 |
sok | −sn | fok |
1 | = | 1 | + | 1 |
sok | fok | sn |
1 | = | sn + fok |
sok | fok sn |
sok | = | fok sn |
fok + sn |
Perbemasukan anguler pada teropong bintang ialah perbandingan sudut penglihatan memakai teropong bintang (θ’) dengan sudut penglihatan tanpa memakai teropong bintang (θ). Jadi, perbemasukan anguler pada teropong bintang dihitung dengan persamaan diberikut.
mθ | = | γ | = | tan θ’ |
tan θ |
mθ | = | besar bayangan/sok |
besara bayangan/s’ob |
mθ | = | s'ob |
sok |
mθ | = | s'ob |
sok |
Karena s’ob = fob, maka:
mθ | = | fob |
sok |
Perbemasukan sudut ini ialah perbemasukan total oleh teropong bintang. Jadi, perbemasukan pada teropong bintang sanggup dihitung dengan persamaan diberikut ini.
M | = | fob |
sok |
Keterangan:
mθ = perbemasukan anguler
M = perbemasukan lateral
sob = jarak benda lensa adil
sok = jarak benda lensa okuler
s’ob = jarak bayangan lensa adil = sok
s’ob = jarak bayangan lensa okuler
fob = jarak serius lensa adil
fok = jarak serius lensa okuler
Sementara itu, panjang teropong dapat ditentukan dengan mengukur jarak antara lensa adil dan lensa okuler. Oleh alasannya yaitu itu panjang teropong ketika penerapan dengan mata berakomodasi maksimum sesuai dengan rumus atau persamaan diberikut ini.
d = s’ob + sok d = fob + sok |
Keterangan:
d = panjang teropong bintang
2. Penggunaan melaluiataubersamaini Mata Tidak Berakomodasi
Pengamatan dengan mata berakomodasi menyebabkan mata cepat lelah. Untuk menghindari mata cepat lelah, dalam melaksanakan pengamatan dilakukan tanpa fasilitas (dengan santai). Untuk mata tidak berakomodasi, bayangan yang dibuat oleh lensa okuler berada pada titik jauh mata (s’ok = ∞). Skema pembentukan bayangan oleh teropong bintang untuk mata tidak berakomodasi sanggup kalian lihat pada gambar diberikut ini.
Untuk lensa adil, benda terletak di jauh tak hingga, sehingga berlaku persamaan diberikut.
s'ob = fob
Untuk lensa okuler, bayangan terbentuk di titik jauh mata (s’ok = ∞), sehingga berlaku persamaan diberikut.
1 | + | 1 | = | 1 |
sok | s'ok | fok |
1 | + | 1 | = | 1 |
sok | ∞ | fok |
sok = fok |
Perbemasukan bayangan pada teropong bintang ditetapkan oleh perbemasukan anguler (mθ) yaitu sebagai diberikut.
mθ | = | γ | = | tan θ’ |
tan θ |
mθ | = | besar bayangan/sok |
besara bayangan/fob |
mθ | = | fob |
sok |
Karena sok = fok, maka:
mθ | = | fob |
fok |
Jadi, perbemasukan oleh teropong bintang untuk mata tidak berakomodasi dirumuskan dengan persamaan diberikut.
M | = | fob |
fok |
Keterangan:
M = perbemasukan total teropong bintang
fob = jarak serius lensa adil teropong bintang
fok = jarak serius lensa okuler teropong bintang
Panjang teropong untuk mata tanpa fasilitas dihitung dengan persamaan diberikut.
d = fob + fok |
Keterangan:
d = panjang teropong bintang
misal Soal dan Pembahasan
Agar kalian lebih paham terkena penerapan rumus-rumus perbemasukan dan panjang teropong bintang di atas, silahkan kalian simak baik-baik beberapa teladan soal dan pembahasannya diberikut ini.
1. Sebuah teropong bintang mempunyai perbemasukan 40 kali ketika digunakan dengan mata tak berakomodasi. Jika panjang teropong ketika itu sebesar 20,5 cm maka tentukanlah titik serius lensa adil dan okulernya.
Penyelesaian:
DIketahui:
M = 40x
d = 20,5 cm
Ditanyakan: fob dan fok
Jawab:
Pada ketika tak berakomodasi, perbemasukannya memenuhi persamaan diberikut.
M | = | fob |
fok |
40 | = | fob |
fok |
Berarti fob = 40fok
Dan panjang teropong sebesar:
d = fob + fok = 20,5
⇒ fob + fok = 20,5
⇒ 40fok + fok = 20,5
⇒ 41fok = 20,5
⇒ fok = 20,5/41
⇒ fok = 0,5
dengan demikian fob yaitu sebagai diberikut.
fob = 40fok
⇒ fob = 40(0,5)
⇒ fob = 20
Jadi, titik serius lensa adilnya yaitu 20 cm sedangkan titik serius lensa okulernya yaitu 0,5 cm.
2. Sebuah teropong bintang yang jarak serius lensa adilnya 50 cm diarahkan ke sentra bulan. Jika mata tidak berakomodasi diperoleh perbemasukan 10 kali. Maka tentukanlah jarak serius lensa okuler dan panjanag tubus teropong!
Penyelesaian:
Diketahui:
fob = 50 cm
M = 10x
Ditanyakan: fok dan d
Jawab:
Karena mata tidak berakomodasi, maka perbemasukan teropong bintang memenuhi persamaan diberikut.
M | = | fob |
fok |
10 | = | 50 |
fok |
fok | = | 50 |
10 |
fok = 5 cm
Untuk mata tidak berakomodasi, panjang tubus teropong sanggup dihitung dengan memakai persamaan diberikut.
d = fob + fok
⇒ d = 50 cm + 5 cm
⇒ d = 55 cm
melaluiataubersamaini demikian, jarak serius lensa okuler dan panjang tubus teropong bintang tersebut berturut-turut yaitu 5 cm dan 55 cm.
3. Dari teropong soal no. 2 akan digunakan untuk membentuk bayangan bulan yang tajam pada sebuah layar yang berjarak 30 cm dari okuler. Tentukan:
a. Berapa cm lensa okuler harus digeser?
b. Berapa kali perbemasukan sudut teropong?
Penyelesaian:
Diketahui:
fok = 5 cm
s’ok = 30 cm
Ditanyakan:
a. ∆d
b. M = … ?
Jawab:
a. Karena bayangan yang dibuat tajam, maka pengamatan harus dengan mata berakomodasi maksimum, sehingga panjang teropong memenuhi persamaan diberikut.
d = fob + sok
karena sok belum diketahui, maka kita tentukan lampau nilainya dengan memakai persamaan yang biasa berlaku pada lensa yaitu sebagai diberikut.
1 | = | 1 | + | 1 |
fok | sok | s'ok |
1 | = | 1 | + | 1 |
5 | sok | 30 |
1 | = | 1 | − | 1 |
sok | 5 | 30 |
1 | = | 6 – 1 |
sok | 30 |
1 | = | 5 |
sok | 30 |
sok | = | 30 |
5 |
sok | = | 6 cm |
Jadi, panjang teropong kini harus:
d2 = fob + sok
⇒ d2 = 50 cm + 6 cm
⇒ d2 = 56 cm
Jadi, lensa okuler harus digeser sejauh:
∆d = d2 – d1
⇒ ∆d = 56 cm – 55 cm (dari soal no. 2)
⇒ ∆d = 1 cm
b. Perbemasukan teropong untuk penerapan mata berakomodasi maksimum memenuhi persamaan diberikut ini.
M | = | fob |
sok |
M | = | 50 | = 8,33 |
6 |
Jadi, perbemasukan sudut teropong tersebut yaitu 8,33 kali.
Sumber https://www.fisikabc.com/
Post a Comment for "Teropong Bintang: Fungsi, Pembentukan Bayangan, Rumus Perbesaran & Panjang, Pola Soal + Pembahasan"