Metode-Metode Inventarisasi Flora
Ketentuan Metode Inventarisasi Flora
Agar data yang digunakan menjadi valid, maka sebelum melaksanakan aktivitas inventarisasi atau analisa vegetasi dengan metoda sampling kita harus memilih terlebih lampau ihwal metode sampling yang akan digunakan, jumlah, ukuran dan peletakan satuan-satuan unit contoh. Pemilihan metode sampling yang akan digunakan bergantung pada keadaan morfologi jenis flora dan penyebarannya, tujuan aktivitas inventarisasi dan biaya serta tenaga yang tersedia. Beberapa metode pengambilan pola (sampling) untuk analisis vegetasi, yaitu metode petak (petak tunggal dan petak gAnda), metode jalur, metode garis berpetak, metode kombinasi, dan metode kuadran
1) Metode Petak
a) Petak Tunggal
Di dalam metode ini dibentuk satu petak sampling dengan ukuran tertentu yang mewakili suatu tegakan hutan. Ukuran minimum petak ini sanggup ditentukan dengan memakai kurva spesies area. Luas minimum petak pola itu diputuskan dengan dasar bahwa penambahan luas petak pola diputuskan dengan dasar bahwa penambahan luas petak tidak menjadikan kenaikan jumlah spesies lebih dari 5% (Soegianto, 1994; Kusmana, 1997). Pada metode ini tidak perlu dihitung frekuensi dan frekuensi relative alasannya yaitu spesialuntuk ada satu petak pola dalam analisis vegetasinya, sehingga INP diperoleh dari penjumlahan kerapatanrelative dan penutupan relative.
b) Petak Ganda
Di dalam metode ini pengambilan pola vegetasi dilakukan dengan memakai banyak petak pola yang letak dan posisinya tersebar merata. Peletakan petak pola sebaiknya secara sistematis. Ukuran tiap petak pola diubahsuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan bentuk tumbuhannya. Menurut Kusmana (1997), ukuran petak pola untuk pohon pandai balig cukup akal yaitu 20 m x 20 m, fase tiang yaitu 10 m x 10 m, fase pancang yaitu 5 m x 5 m, dan untuk fase semai serta flora bawah memakai petak pola 1 m x 1 m atau 2 m x 2 m.
2) Metode Jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi berdasarkan kondisi tanah, topografi dan elevasi. Jalur - jalur pola ini harus dibentuk memotong garis-garis topografi, misal tegak lurus garis pantai, memotong sungai, dan menaik atau menurun lereng pegunungan.
3) Metode Garis berpetak
Metode ini sanggup dianggap sebagai modifikasi metode petak ganda atau metode jalur, yakni dengan cara melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama. Semua parameter kuantitatif sanggup dihitung memakai rumus-rumus ibarat yang sudah diuraikan di atas dan cara penghitungan tiruana parameter kuantitatif sama dengan cara pada petak ganda maupun pada cara jalur.
4) Metode Kombinasi
Metode kombinasi yang dimaksudkan yaitu kombinasi antara metode jalur dan garis berpetak. Di dalam metode tersebut, risalah pohon dilakukan dengan metode jalur, yaitu pada jalur-jalur yang lebarnya 20 m, sedangkan untuk fase permudaan (fase poles, sapling, dan seedling) serta flora bawah digunakan metode garis berpetak.
5) Metode Titik Pusat Kuadran (Point Centered Quartered Method)
Metode titik sentra kuadran umumnya dipergunakan untuk pengambilan pola vegetasi flora jikalau spesialuntuk vegetasi pohon yang menjadi objek kajiannya. Metode itu praktis dikerjakan, dan lebih cepat jikalau akan dipergunakan untuk mengetahui komposisi jenis, tingkat dominansi, dan menaksir volume pohon. Syarat penerapan metode kuadran yaitu distribusi pohon yang akan diteliti atau diamati harus acak.
Metode kuadran atau metode titik sentra kuadran ialah metode sampling tanpa petak pola yang sanggup dilakukan secara efisien alasannya yaitu dalam pelaksanaannya di lapangan tidak memerlukan waktu usang dan praktis dikerjakan (Kusmana, 1997). Di dalam metode ini di setiap titik pengukuran dibentuk garis absis dan ordinat khayalan, sehingga di setiap titik pengukuran terdapat empat buah quadran. Pilih satu pohon di setiap quadran yang letak dan posisinya paling erat dengan titik pengukuran dan ukur jarak dari masing-masing pohon tersebut ke titik pengukuran. Perlu diperhatikan bahwa pengukuran dimensi pohon spesialuntuk dilakukan terhadap keempat pohon yang terpilih pada tiap-tiap kuadran.
Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com
Agar data yang digunakan menjadi valid, maka sebelum melaksanakan aktivitas inventarisasi atau analisa vegetasi dengan metoda sampling kita harus memilih terlebih lampau ihwal metode sampling yang akan digunakan, jumlah, ukuran dan peletakan satuan-satuan unit contoh. Pemilihan metode sampling yang akan digunakan bergantung pada keadaan morfologi jenis flora dan penyebarannya, tujuan aktivitas inventarisasi dan biaya serta tenaga yang tersedia. Beberapa metode pengambilan pola (sampling) untuk analisis vegetasi, yaitu metode petak (petak tunggal dan petak gAnda), metode jalur, metode garis berpetak, metode kombinasi, dan metode kuadran
1) Metode Petak
a) Petak Tunggal
Di dalam metode ini dibentuk satu petak sampling dengan ukuran tertentu yang mewakili suatu tegakan hutan. Ukuran minimum petak ini sanggup ditentukan dengan memakai kurva spesies area. Luas minimum petak pola itu diputuskan dengan dasar bahwa penambahan luas petak pola diputuskan dengan dasar bahwa penambahan luas petak tidak menjadikan kenaikan jumlah spesies lebih dari 5% (Soegianto, 1994; Kusmana, 1997). Pada metode ini tidak perlu dihitung frekuensi dan frekuensi relative alasannya yaitu spesialuntuk ada satu petak pola dalam analisis vegetasinya, sehingga INP diperoleh dari penjumlahan kerapatanrelative dan penutupan relative.
b) Petak Ganda
Di dalam metode ini pengambilan pola vegetasi dilakukan dengan memakai banyak petak pola yang letak dan posisinya tersebar merata. Peletakan petak pola sebaiknya secara sistematis. Ukuran tiap petak pola diubahsuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan bentuk tumbuhannya. Menurut Kusmana (1997), ukuran petak pola untuk pohon pandai balig cukup akal yaitu 20 m x 20 m, fase tiang yaitu 10 m x 10 m, fase pancang yaitu 5 m x 5 m, dan untuk fase semai serta flora bawah memakai petak pola 1 m x 1 m atau 2 m x 2 m.
2) Metode Jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi berdasarkan kondisi tanah, topografi dan elevasi. Jalur - jalur pola ini harus dibentuk memotong garis-garis topografi, misal tegak lurus garis pantai, memotong sungai, dan menaik atau menurun lereng pegunungan.
3) Metode Garis berpetak
Metode ini sanggup dianggap sebagai modifikasi metode petak ganda atau metode jalur, yakni dengan cara melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama. Semua parameter kuantitatif sanggup dihitung memakai rumus-rumus ibarat yang sudah diuraikan di atas dan cara penghitungan tiruana parameter kuantitatif sama dengan cara pada petak ganda maupun pada cara jalur.
4) Metode Kombinasi
Metode kombinasi yang dimaksudkan yaitu kombinasi antara metode jalur dan garis berpetak. Di dalam metode tersebut, risalah pohon dilakukan dengan metode jalur, yaitu pada jalur-jalur yang lebarnya 20 m, sedangkan untuk fase permudaan (fase poles, sapling, dan seedling) serta flora bawah digunakan metode garis berpetak.
5) Metode Titik Pusat Kuadran (Point Centered Quartered Method)
Metode titik sentra kuadran umumnya dipergunakan untuk pengambilan pola vegetasi flora jikalau spesialuntuk vegetasi pohon yang menjadi objek kajiannya. Metode itu praktis dikerjakan, dan lebih cepat jikalau akan dipergunakan untuk mengetahui komposisi jenis, tingkat dominansi, dan menaksir volume pohon. Syarat penerapan metode kuadran yaitu distribusi pohon yang akan diteliti atau diamati harus acak.
Metode kuadran atau metode titik sentra kuadran ialah metode sampling tanpa petak pola yang sanggup dilakukan secara efisien alasannya yaitu dalam pelaksanaannya di lapangan tidak memerlukan waktu usang dan praktis dikerjakan (Kusmana, 1997). Di dalam metode ini di setiap titik pengukuran dibentuk garis absis dan ordinat khayalan, sehingga di setiap titik pengukuran terdapat empat buah quadran. Pilih satu pohon di setiap quadran yang letak dan posisinya paling erat dengan titik pengukuran dan ukur jarak dari masing-masing pohon tersebut ke titik pengukuran. Perlu diperhatikan bahwa pengukuran dimensi pohon spesialuntuk dilakukan terhadap keempat pohon yang terpilih pada tiap-tiap kuadran.
Post a Comment for "Metode-Metode Inventarisasi Flora"