Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sebutkan Jenis-Jenis Seni Teater Tradisional Yang Ada Di Daerah-Daerah Di Indonesia?

Berikut ini disajikan beberapa bentuk teater tradisional yang ada di daerah-daerah di Indonesia.  
Wayang
Wayang ialah suatu bentuk teater tradisional yang sangat tua, dan sanggup ditelusuri bagaimana asal muasalnya. Dalam menelusuri semenjak kapan ada pertunjukan wayang di Jawa, sanggup kita temukan
berbagai prasasti pada Zaman Raja Jawa, antara lain pada masa Raja Balitung. Pada masa pemerintahan Raja Balitung, sudah ada petunjuk adanya pertunjukan Wayang ibarat yang terdapat pada Prasasti Balitung dengan tahun 907 Masehi. Prasasti tersebut mewartakan bahwa pada dikala itu sudah dikenal adanya pertunjukan wayang.

Petunjuk semacam itu juga ditemukan dalam sebuah kakawin Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa, pada Zaman Raja Airlangga dalam kurun ke-11. Oleh akhirnya pertunjukan wayang dianggap kesenian tradisi yang sangat tua. Sedangkan bentuk wayang pada zaman itu belum terang tergambar model pementasannya. Awal mula adanya wayang, yaitu dikala Prabu Jayabaya bertakhta di Mamonang pada tahun 930. Sang Prabu ingin mengawetkan wajah para leluhurnya dalam bentuk gambar yang kemudian dinamakan Wayang Purwa. Dalam citra itu diinginkan wajah para yang kuasa dan
manusia Zaman Purba. Pada mulanya spesialuntuk digambar di dalam rontal (daun tal). Orang sering menyebutnya daun lontar. Kemudian berubah menjadi wayang kulit sebagaimana dikenal sekarang.

Wayang Wong (wayang orang)
Wayang Wong dalam bahasa Indonesia artinya wayang orang, yaitu pertunjukan wayang kulit, tetapi dimainkan oleh orang. Wayang wong yaitu bentuk teater tradisional Jawa yang berasal dari Wayang
Kulit yang dipertunjukan dalam bentuk tidak sama: dimainkan oleh orang, lengkap dengan menari dan menyanyi, ibarat pada umumnya teater tradisional dan tidak menggunakan topeng. Pertunjukan wayang orang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan di Jawa Barat ada juga pertunjukan wayang orang (terutama di Cirebon) tetapi tidak begitu populer. Lahirnya Wayang Orang, sanggup diduga dari harapan para seniman untuk keperluan pengembangan wujud bentuk Wayang Kulit
yang sanggup dimainkan oleh orang. Wayang yang dipertunjukan dengan orang sebagai wujud dari wayang kulit -hingga tidak muncul dalang yang memainkan, tetapi sanggup dilakukan oleh para pemainnya sendiri. Sedangkan wujud pergelarannya berbentuk drama, tari dan musik.

Wayang orang sanggup dikatakan masuk kelompok seni teater tradisional, sebab tokoh-tokoh dalam dongeng dimainkan oleh para pelaku (pemain). Sang Dalang bertindak sebagai pengatur laris dan tidak muncul dalam pertunjukan. Di Madura, terdapat pertunjukan wayang orang yang agak tidak sama, sebab masih menggunakan topeng dan menggunakan dalang ibarat pada wayang kulit. Sang dalang masih terlihat meskipun tidak ibarat dalam pertunjukan wayang kulit. Sang Dalang ditempatkan
dibalik layar penyekat dengan didiberi lubang untuk mengikuti gerak pemain di depan layar penyekat. Sang Dalang masih mendalang dalam pengertian tiruana ucapan pemain dilakukan oleh Sang Dalang sebab para pemain menggunakan topeng. Para pemain di sini spesialuntuk menggerakgerakan tubuh atau tangan untuk mengimbangi ucapan yang dilakukan oleh Sang Dalang. Para pemain harus bakir menari. Pertunjukan ini di Madura dinamakan topeng dalang. Semua pemain topeng dalang menggunakan topeng dan para pemain tidak mengucapkan dialog.

Makyong
Makyong ialah suatu jenis teater tradisional yang bersifat kerakyatan. Makyong yang paling bau tanah terdapat di pulau Mantang, salah satu pulau di tempat Riau. Pada mulanya kesenian Makyong berupa
tarian joget atau ronggeng. Dalam perkembangannya kemudian dimainkan dengan cerita-cerita rakyat, legenda dan juga cerita-cerita kerajaan. Makyong juga digemari oleh para darah biru dan sultansultan, hingga sering dipentaskan di istana-istana. Bentuk teater rakyat makyong tak ubahnya sebagai teater rakyat umumnya, dipertunjukkan dengan menggunakan media ungkap tarian,
nyanyian, laku, dan obrolan dengan membawa cerita-cerita rakyat yang sangat terkenal di daerahnya. Cerita-cerita rakyat tersebut bersumber pada sastra ekspresi Melayu. Daerah Riau ialah sumber dari bahasa Melayu Lama. Ada dugaan bahwa sumber dan akar Makyong berasal dari tempat Riau, kemudian berkembang dengan baik di tempat lain. Pementasan makyong selalu diawali dengan bunyi tabuhan yang dipukul bertalu-talu sebagai tanda bahwa ada pertunjukan makyong dan akan segera dimulai. Sesudah penonton berkumpul, kemudian seorang pawang (sesepuh dalam kelompok makyong) tampil ke tempat pertunjukan melaksanakan persyaratan sebelum pertunjukan dimulai yang dinamakan upacara membuang bahasa atau upacara membuka tanah dan berdoa untuk memohon supaya pertunjukan sanggup berjalan lancar.

Randai
Randai ialah suatu bentuk teater tradisional yang bersifat kerakyatan yang terdapat di tempat Minangkabau, Sumatera Barat. Sampai dikala ini, randai masih hidup dan bahkan berkembang serta masih digemari oleh masyarakatnya, terutama di tempat pedesaan atau di kampung-kampung. Teater tradisional di Minangkabau bertolak dari sastra lisan. begitu juga Randai bertolak dari sastra ekspresi yang disebut “kaba” (dapat diartikan sebagai cerita). Bakaba artinya menceritakan.
Ada dua unsur pokok yang menjadi dasar Randai, yaitu.
* Pertama, unsur penceritaan. Cerita yang disajikan yaitu kaba, dan disampaikan lewat
   gurindam, dendang dan lagu. Sering diiringi oleh alat musik tradisional Minang, yaitu
   salung, rebab, bansi, rebana atau yang lainnya, dan juga lewat dialog.
* Kedua, unsur laris dan gerak, atau tari, yang dibawakan melalui galombang. Gerak tari
   yang dipakai bertolak dari gerak-gerak silat tradisi Minangkabau, dengan berbagai
   variasinya dalam kaitannya dengan gaya silat di masingmasing daerah.

Mamanda
Daerah Kalimantan Selatan memiliki cukup banyak jenis kesenian antara lain yang paling terkenal yaitu Mamanda, yang ialah teater tradisional yang bersifat kerakyatan, yang orang sering
menyebutnya sebagai teater rakyat. Pada tahun 1897 hadir ke Banjarmasin suatu rombongan Abdoel Moeloek dari Malaka yang lebihdikenal dengan Komidi Indra Bangsawan. Pengaruh Komidi Bangsawan ini sangat besar terhadap perkembangan teater tradisional di Kalimantan Selatan. Sebelum Mamanda lahir, sudah ada suatu bentuk teater rakyat yang dinamakan Bada Moeloek, atau dari kata Ba Abdoel Moeloek. Nama teater tersebut berasal dari judul dongeng yaitu Abdoel Moeloek
karangan Saleha.

Lenong
Lenong ialah teater rakyat Betawi. Apa yang disebut teater tradisional yang ada pada dikala ini, sudah sangat tidak sama dan jauh berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat lingkungannya,
dibandingkan dengan lenong di zaman lampau. Kata tempat Betawi, dan bukan Jakarta, mengambarkan bahwa yang dibicarakan yaitu teater masa lampau. Pada dikala itu, di Jakarta, yang masih berjulukan Betawi (orang Belanda menyebutnya: Batavia) terdapat empat jenis teater tradisional yang disebut topeng Betawi, lenong, topeng blantek, dan jipeng atau jinong. Pada kenyataannya keempat teater rakyat tersebut banyak persamaannya. Perbedaan umumnya spesialuntuk pada dongeng yang dihidangkan dan musik pengiringnya.

Longser
Longser ialah jenis teater tradisional yang bersifat kerakyatan dan terdapat di Jawa Barat, termasuk kelompok etnik Sunda. Ada beberapa jenis teater rakyat di tempat etnik Sunda serupa dengan longser, yaitu banjet. Ada lagi di tempat (terutama, di Banten), yang dinamakan ubrug.

Ubrug
Ubrug ialah teater tradisional bersifat kerakyatan yang terdapat di tempat Banten. Ubrug menggunakan bahasa tempat Sunda, campur Jawa dan Melayu, serupa dengan topeng banjet yang terdapat di tempat Karawang. Ubrug sanggup dipentaskan di mana saja, ibarat halnya teater rakyat lainnya. Dipentaskan bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk memeriahkan suatu “hajatan”, atau meramaikan suatu “perayaan”. Untuk apa saja, yang dilakukan masyarakat, ubrug sanggup diundang
tampil. Cerita-cerita yang dipentaskan terutama dongeng rakyat, sesekali dongeng atau dongeng sejarah Beberapa dongeng yang sering dimainkan ialah Dalem Boncel, Jejaka Pecak, Si Pitung atau Si Jampang (pahlawan rakyat setempat, ibarat juga di Betawi). Gaya penyajian dongeng umumnya dilakukan ibarat pada teater rakyat, menggunakan gaya humor (banyolan), dan sangat karikatural sehingga selalu mencuri perhatian para penonton.

Ubrug
Ubrug ialah teater tradisional bersifat kerakyatan yang terdapat di tempat Banten. Ubrug menggunakan bahasa tempat Sunda, campur Jawa dan Melayu, serupa dengan topeng banjet yang terdapat di tempat Karawang. Ubrug sanggup dipentaskan di mana saja, ibarat halnya teater rakyat lainnya. Dipentaskan bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk memeriahkan suatu “hajatan”, atau meramaikan suatu “perayaan”. Untuk apa saja, yang dilakukan masyarakat, ubrug sanggup diundang
tampil. Cerita-cerita yang dipentaskan terutama dongeng rakyat, sesekali dongeng atau dongeng sejarah Beberapa dongeng yang sering dimainkan ialah Dalem Boncel, Jejaka Pecak, Si Pitung atau Si Jampang (pahlawan rakyat setempat, ibarat juga di Betawi). Gaya penyajian dongeng umumnya dilakukan ibarat pada teater rakyat, menggunakan gaya humor (banyolan), dan sangat karikatural sehingga selalu mencuri perhatian para penonton.

Ketoprak
Ketoprak ialah teater rakyat yang paling populer, terutama di tempat Yogyakarta dan tempat Jawa Tengah. Namun di Jawa Timur pun sanggup ditemukan ketoprak. Di daerah-daerah tersebut ketoprak ialah kesenian rakyat yang menyatu dalam kehidupan mereka dan mengalahkan kesenian rakyat lainnya ibarat srandul dan emprak. Pada mulanya ketoprak ialah permainan orang-orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesung pada waktu bulan
purnama, yang disebut gejogan. Dalam perkembangannya menjadi suatu bentuk teater rakyat yang lengkap. Ketoprak ialah salah satu bentuk teater rakyat yang sangat memperhatikan bahasa yang digunakan. Bahasa sangat memperoleh perhatian, meskipun yang dipakai bahasa Jawa, namun harus diperhitungkan duduk perkara unggahungguh bahasa. Dalam bahasa Jawa terdapat tingkat tingkat bahasa yang digunakan, yaitu:
* Bahasa Jawa biasa (sehari-hari)
* Bahasa Jawa kromo (untuk yang lebih tinggi)
* Bahasa Jawa kromo inggil (yaitu untuk tingkat yang tertinggi)
Menggunakan bahasa dalam ketoprak, yang diperhatikan bukan saja
penerapan tingkat-tingkat bahasa, tetapi juga kehalusan bahasa.
Karena itu muncul yang disebut bahasa ketoprak, bahasa Jawa dengan
bahasa yang halus dan spesifik.

Ludruk
Ludruk ialah teater tradisional yang bersifat kerakyatan di tempat Jawa Timur, berasal dari tempat Jombang. Bahasa yang dipakai yaitu bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timuran. Dalam
perkembangannya ludruk menyebar ke daerah-daerah sebelah barat ibarat karesidenan Madiun, Kediri, dan hingga ke Jawa Tengah. Ciri-ciri bahasa dialek Jawa Timuran tetap terbawa meskipun semakin ke barat makin luntur menjadi bahasa Jawa setempat. Peralatan musik tempat yang digunakan, ialah kendang, cimplung, jidor dan gambang dan sering ditambah tergantung pada kemampuan grup yang memainkan ludruk tersebut. Dan lagu-lagu (gending) yang digunakan, yaitu Parianyar, Beskalan, Kaloagan, Jula-juli, Samirah, Junian. Pemain ludruk tiruananya yaitu pria. Untuk kiprah wanitapun dimainkan oleh pria. Hal ini ialah ciri khusus ludruk. Padahal
sebenarnya hampir seluruh teater rakyat di banyak sekali tempat, pemainnya selalu laki-laki (randai, dulmuluk, mamanda, ketoprak), sebab pada zaman itu perempuan tidak diperkenankan muncul di depan umum.

Gambuh
Gambuh ialah teater tradisional yang paling bau tanah di Bali dan diperkirakan berasal dari kurun ke-16. Bahasa yang dipergunakan yaitu bahasa Bali kuno dan terasa sangat sukar dipahami oleh orang Bali sekarang. Tariannya pun terasa sangat susah sebab ialah tarian klasik yang berkarakter tinggi. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan kalau gambuh ialah sumber dari tari-tarian Bali yang ada. Sejarah gambuh sudah dikenal semenjak kurun ke-14 di Zaman Majapahit dan kemudian masuk ke Bali pada final Zaman Majapahit. Di Bali, gambuh dipelihara di istana raja-raja.

Kebanyakan lakon yang dimainkan gambuh diambil dari struktur dongeng Panji yang diadopsi ke dalam budaya Bali. Cerita-cerita yang dimainkan di antaranya yaitu Damarwulan, Ronggolawe, dan Tantri.
Peran-peran utama menggunakan obrolan berbahasa Kawi, sedangkan para punakawan berbahasa Bali. Sering pula para punakawan menerjemahkan bahasa Kawi ke dalam bahasa Bali biasa. Suling dalam gambuh yang suaranya sangat rendah, dimainkan dengan metode pengaturan nafas yang sangat sukar, menerima tempat yang khusus dalam gamelan yang mengiringi gambuh, yang sering disebut gamelan “pegambuhan”. Gambuh mengandung kesamaan dengan “opera” pada teater Barat sebab unsur musik dan menyanyi mendominasi pertunjukan. Oleh sebab itu para penari harus sanggup menyanyi. Pusat kendali gamelan dilakukan oleh juru tandak, yang duduk di tengah gamelan dan berfungsi sebagai penghubung antara penari dan musik. Selain dua atau empat suling, melodi pegambuhan dimainkan dengan rebab bersama seruling. Peran yang paling penting dalam gamelan yaitu pemain kendang lanang atau disebut juga kendang pemimpin. Dia memdiberi isyarat pada penari dan penabuh.

Arja
Arja ialah jenis teater tradisional yang bersifat kerakyatan, dan terdapat di Bali. Seperti bentuk teater tradisi Bali lainnya, arja ialah bentuk teater yang penekanannya pada tari dan nyanyi.
Semacam gending yang terdapat di tempat Jawa Barat (Sunda), dengan porsi yang lebih banyak didiberikan pada bentuk nyanyian (tembang). Apabila ditelusuri, arja bersumber dari gambuh yang disederhanakan unsur-unsur tarinya, sebab ditekankan pada tembangnya. Tembang
(nyanyian) yang dipakai menggunakan bahasa Jawa Tengahan dan bahasa Bali halus yang disusun dalam tembang macapat.

Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com

Post a Comment for "Sebutkan Jenis-Jenis Seni Teater Tradisional Yang Ada Di Daerah-Daerah Di Indonesia?"