Macam-Macam Bentuk Rujukan Keruangan Dan Persebaran Pemukiman Penduduk Desa
Berikut ini akan kita bahas terkena referensi pemukiman desa, referensi persebaran desa, referensi keruangan desa, referensi pemukiman penduduk, referensi persebaran penduduk, referensi desa memanjang, referensi pemukiman memusat, referensi pemukiman memanjang, desa pantai, desa dataran rendah, desa pepegununganan, desa pedalaman, referensi pemukiman dataran rendah, referensi pemukiman di kawasan pantai.
Pola Persebaran dan Pemukiman Desa
Secara garis besar, referensi persebaran dan pemukiman desa sanggup dibedakan menjadi referensi linear, referensi menyusur, dan referensi konsentris (memusat).
1. Pola Desa Linear
Pola desa semacam ini sanggup dijumpai di kawasan ajaran sungai atau pun di wilayah yang dilalui oleh jalan (raya).
Pola keruangan desa linear |
Rumah-rumah penduduk berderet, memanjang (linear) mengikuti jalur sungai atau jalan raya. Pola tata guna lahan menyerupai ini dimaksudkan megampangkan untuk bepergian ke tempat lain jikalau ada keperluan, juga untuk megampangkan pergerakan barang dan jasa.
2. Pola Desa Menyusur
Pola desa menyusur sanggup dijumpai di daerah-daerah pantai. Persebaran atau ekspansi desa biasanya memanjang mengikuti arah garis pantai.
Pola keruangan desa menyusur |
3. Pola Desa Konsentris (Memusat)
Pola desa memusat terdapat di wilayah pepegununganan, juga di dataran rendah. Pola macam ini terbentuk mungkin alasannya ialah penduduknya berasal dari satu keturunan yang sama, atau juga alasannya ialah terdapatnya fasilitas-fasilitas umum yang diperlukan penduduk setempat, menyerupai mata air, danau, ataupun fasilitasfasilitas lainnya.
Pola keruangan desa memusat |
Kebanyakan referensi lokasi desa ialah berbentuk konsentris, dengan kantor kepala desa sebagai pusatnya.
Di sekitarnya ialah tempat tinggal penduduk, yang usang kelabuaan -seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk- terbentuklah dusun-dusun gres di sekitar dusun induk sehingga tidak sedikit desa yang terdiri dari empat atau lima dusun, bahkan lebih.
Di Jawa (dulu) pengaturan desa-desanya mempunyai referensi yang hampir sama. Yaitu adanya sentra pemerintahan desa yang berada di tengah desa, kemudian lumbung desa, pekuburan desa, tempat pemandian umum, pasar, sekolah, masjid, dan gardu-gardu.
Ada pula lapangan khusus untuk penggembalaan ternak. Di bab luarnya terhampar lahan persawahan atau perladangan serta hutan. Desa yang sudah maju mempunyai tata ruang desa yang rapi dan asri, dengan formasi rumah dan pepohonan di kanan-kiri jalan.
Umumnya setiap rumah mempunyai pekarangan yang cukup luas. Sehingga jarak antara satu rumah dengan yang lainnya seringkali sangat jarang. Di luar Jawa, terdapat desa-desa atau pemukiman penduduk di atas air sungai. Rumah-rumah dibangun di atas rakit.
Hal ini alasannya ialah di sana banyak sungai besar. Di Kalimantan, misalnya, ada Sungai Barito, Sungai Kapuas, dan Sungai Mahakam. Di Sumatra ada Sungai Musi, Sungai Batanghari, dan Sungai Indragiri. Di perairan Riau, penduduk bermukim di atas bahtera (suku laut).
Pemukiman di atas air menyerupai itu tentu saja tata ruang desanya relatif kecil dan susah diatur. Sedangkan menurut lingkup bentang alamnya, wilayah desa di Indonesia sanggup dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu sebagai diberikut.
a. Desa pantai
Desa yang terletak di kawasan pantai, tentulah tidak selalu sama, baik dalam referensi pengaturan lahannya maupun dalam corak kehidupan penduduknya.
Semua itu bergantung kepada kondisi wilayahnya. Pola pengaturan lahan atau juga corak kehidupan penduduk di pantai yang landai tentunya relatif akan lain dengan yang di pantai perbukitan.
b. Desa di Dataran Rendah
Desa-desa yang berada di dataran rendah pun bervariasi sesuai dengan sejarah dan perkembangannya masing-masing.
Desa-desa di wilayah ini relatif lebih leluasa dalam mengatur referensi lahan atau teritorialnya dibandingkan dengan desa-desa di pantai atau di pepegununganan.
c. Desa di Pepegununganan
Di kawasan pepegununganan, desa-desanya sangat bergantung pada keadaan alamnya. Rumah-rumah penduduk desa pepegununganan sering terlihat bersaf-saf secara hierarkis, yaitu di celah-celah perbukitan, di lembah-lembah pepegununganan, atau di kanan-kiri sungai.
d. Desa Pedalaman
Desa pedalaman ialah desa yang berada jauh dari kota dan terisolir. Desa-desa menyerupai ini masih banyak dijumpai di pulau Papua dan Kalimantan.
e. Desa di Perkotaan (sekitar kota)
Desa di perkotaan atau di sekitar kota ialah desa yang sudah termasuk wilayah perkotaan, dan jikalau sudah memenuhi syarat-syarat tertentu sanggup pula disebut kota.
Post a Comment for "Macam-Macam Bentuk Rujukan Keruangan Dan Persebaran Pemukiman Penduduk Desa"