Sumber Peninggalan Sejarah Lengkap Wacana Masa Pendirian Dan Keruntuhan Raja-Raja Dari Kerajaan Tarumanegara Menurut Isi Prasasti Tugu, Ciaruteun, Kebon Kopi, Muara Cianten, Jambu, Pasir Awi Dan Prasasti Lebak
Berikut ini akan dijabarkan materi wacana sejarah kerajaan tarumguagara, sejarah kerajaan tarumguagara lengkap, kerajaan tarumguagara, prasasti kerajaan tarumguagara, prasasti tugu, isi prasasti tugu, prasasti ciaruteun, isi prasasti ciaruteun, prasasti kebon kopi, prasasti muara cianten, prasasti jambu, prasasti pasir awi, prasasti lebak, peninggalan kerajaan tarumguagara, pendiri kerajaan tarumguagara, raja-raja kerajaan tarumguagara, raja purnawarman, sumber sejarah kerajaan tarumguagara, raja tarumguagara, letak kerajaan tarumguagara, prasasti peninggalan kerajaan tarumguagara, peninggalan sejarah kerajaan tarumguagara, raja kerajaan tarumguagara, kerajaan tarumguagara lengkap, raja-raja tarumguagara, dan juga runtuhnya kerajaan tarumguagara.
Sejarah Kerajaan Tarumguagara
Sejarah tertua yang berkaitan dengan pengendalian banjir dan sistem pengairan yakni pada masa Kerajaan Tarumguagara.
Untuk mengendalikan banjir dan perjuangan pertanian yang diduga di wilayah Jakarta ketika ini, maka Raja Purnawarman menggali Sungai Candrabaga.
Sesudah final melaksanakan penggalian sungai maka raja mempersembahkan 1.000 buntut lembu kepada brahmana. Berkat sungai itulah penduduk Tarumguagara menjadi makmur. Siapakah Raja Purnawarman itu?
Purnawarman yakni raja populer dari Tarumguagara. Perlu engkau pahami bahwa setelah Kerajaan Kutai berkembang di Kalimantan Timur, di Jawa bab barat muncul Kerajaan Tarumguagara.
Kerajaan ini terletak tidak jauh dari pantai utara Jawa bab barat. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan letak sentra Kerajaan Tarumguagara diperkirakan berada di antara Sungai Citarum dan Cisadgua.
Kalau mengingat namanya Tarumguagara, dan kata taruma mungkin berkaitan dengan kata tarum yang artinya nila. Kata tarum digunakan sebagai nama sebuah sungai di Jawa Barat, yakni Sungai Citarum.
Mungkin juga letak Tarumguagara bersahabat dengan fatwa Sungai Citarum. Kemudian menurut Prasasti Tugu, Purbacaraka memperkirakan pusatnya ada di daerah Bekasi.
Sumber sejarah Tarumguagara yang utama yakni beberapa prasasti yang sudah ditemukan. Berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Tarumguagara, sudah ditemukan tujuh buah prasasti.
Prasasti-prasasti itu berhuruf pallawa dan berbahasa sanskerta. Prasasti itu adalah:
1. Prasasti Tugu
Inskripsi yang dikeluarkan oleh Purnawarman ini ditemukan di Kampung batutumbuh, Desa Tugu, bersahabat Tanjungpriuk, Jakarta.
Prasasti Tugu |
Dituliskan dalam lima baris goresan pena beraksara pallawa dan bahasa sanskerta. Inskripsi tersebut isinya sebagai diberikut:
“Dulu (kali yang bernama) Candrabhaga sudah digali oleh maharaja yang mulia dan memiliki lengan kencang dan kuat, (yakni Raja Purnawarman), untuk mengalirkannya ke laut, setelah (kali ini) hingga di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta Yang Mulia Raja Purnawarman yang berkilauan-kilauan alasannya kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja, (maka sekarang) dia memerintahkan pula menggali kali yang permai dan lembap jernih, Gomati namanya, seteleh kali itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pandeta Nenekda (Sang Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal delapan paroh petang bulan Phalguna dan final pada tanggal 13 paroh terang bulan Caitra, jadi spesialuntuk dalam 21 hari saja, sedang galian itu panjangnya 6.122 busur (± 11 km). Selamatan baginya dilakukan oleh brahmana disertai persembahan 1.000 buntut sapi”.
2. Prasasti Ciaruteun
Prasasti ini ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulang, Bogor. Prasasti terdiri atas dua bagian, yaitu Inskripsi A yang dipahatkan dalam empat baris goresan pena berakasara pallawa dan bahasa sanskerta,
Prasasti Ciaruteun |
dan Inskripsi B yang terdiri dari satu baris goresan pena yang belum sanggup dibaca dengan jelas. Inskripsi ini disertai pula gambar sepasang telapak kaki. Inskripsi A isinya sebagai diberikut:
“ini (bekas) dua kaki, yang mirip kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
Beberapa sarjana sudah berusaha membaca inskripsi B, namun kesudahannya belum memuaskan. Inskrispi B ini dibaca oleh J.L.A. Brandes sebagai Cri Tji aroe? Eun waca (Cri Ciaru? eun wasa), sedangkan H. Kern membacanya Purnavarmma-padam yang berarti “telapak kaki Purnawarman”.
3. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti ini ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruetun Hilir, Cibungbulang, Bogor. Prasastinya dipahatkan dalam satu baris yang diapit oleh dua buah pahatan telapak kaki gajah.
Prasasti Kebon Kopi I |
Isinya sebagai diberikut:
“Di sini tampak sepasang telapak kaki…… yang mirip (telapak kaki) Airawata, gajah penguasa Taruma (yang) agung dalam…… dan (?) kejayaan”.
4. Prasasti Muara Cianten
Terletak di muara Kali Cianten, Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulan, Bogor. Inskripsi ini belum sanggup dibaca.
Prasasti kebon kopi II |
Inskripsi ini dipahatkan dalam bentuk “aksara” yang menyerupai sulur-suluran, dan oleh para mahir disebut huruf ikal.
5. Prasasti Jambu (Pasir Koleangkak)
Terletak di sebuah bukit (pasir) Koleangkak, Desa Parakan Muncang, Nanggung, Bogor. Inskripsinya dituliskan dalam dua baris goresan pena dengan huruf pallawa dan bahasa sansekerta. Isinya sebagai diberikut:
“Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya, yakni pemimpin insan yang tiada taranya, yang termashur Sri Purnawarman, yang sekali waktu (memerintah) di Tarumguagara dan yang baju zirahnya yang populer tiada sanggup ditembus senjata musuh. Ini yakni sepasang telapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur musuh, hormat kepada para pangeran, tetapi ialah duri dalam daging musuh-musuhnya”.
6. Prasasti Cidanghiang (Lebak)
Terletak di tepi kali Cidanghiang, Desa Lebak, Munjul, Banten Selatan. Dituliskan dalam dua baris goresan pena beraksara pallawa dan bahasa sanskerta. Isinya sebagai diberikut:
“INI (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sebetulnya dari Raja Dunia, Yang Mulia Purnwarman, yang menjadi panji sekalian raja-raja".
7. Prasasti Pasir Awi
Inskripsi ini terdapat di sebuah bukit berjulukan Pasir Awi, di daerah perbukitan Desa Sukamakmur, Jonggol, Bogor.
Inskripsi prasasti ini tidak sanggup dibaca alasannya inskripsi ini lebih berupa gambar (piktograf) dari pada tulisan. Di bab atas inskripsi terdapat sepasang telapak kaki.
Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat
Kerajaan Tarumguagara mulai berkembang pada era ke-5 M. Raja yang sangat populer yakni Purnawarman. Ia dikenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas.
Ia juga bersahabat dengan para brahmana, pangeran, dan rakyat. Ia raja yang jujur, adil, dan berakal dalam memerintah.
Daerahnya cukup luas hingga ke daerah Banten. Kerajaan Tarumguagara sudah menjalin hubungan dengan kerajaan lain, contohnya dengan Cina.
Dalam kehidupan agama, sebagian besar masyarakat Tarumguagara memeluk agama Hindu. Sedikit yang beragama Buddha dan masih ada yang mempertahankan agama nenek moyang (animisme).
Berdasarkan diberita dari Fa-Hien, di To-lomo (Tarumguagara) terdapat tiga agama, yakni agama Hindu,
agama Buddha dan kepercayaan animisme. Raja memeluk agama Hindu.
Sebagai bukti, pada prasasti Ciaruteun ada tapak kaki raja yang diibaratkan tapak kaki Dewa Wisnu. Sumber Cina lainnya menyatakan bahwa, pada masa Dinasti T’ang terjadi hubungan perdagangan dengan Jawa.
Barang-barang yang diperdagangkan yakni kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. dituliskan pula bahwa penduduk daerah itu pintar membuat minuman keras yang terbuat dari bunga kelapa.
Rakyat Tarumguagara hidup kondusif dan tenteram. Pertanian ialah mata pencaharian pokok. Di samping itu, perdagangan juga berkembang. Kerajaan Tarumguagara mengadakan hubungan dagang dengan Cina dan India.
Untuk memajukan bidang pertanian, raja memerintahkan pembangunan irigasi dengan cara menggali sebuah kanal sepanjang 6112 tumbak (±11 km). Saluran itu disebut dengan Sungai Gomati. Saluran itu selain berfungsi sebagai irigasi juga untuk mencegah ancaman banjir.
Post a Comment for "Sumber Peninggalan Sejarah Lengkap Wacana Masa Pendirian Dan Keruntuhan Raja-Raja Dari Kerajaan Tarumanegara Menurut Isi Prasasti Tugu, Ciaruteun, Kebon Kopi, Muara Cianten, Jambu, Pasir Awi Dan Prasasti Lebak"