Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Sejarah Kemunculan Dan Tokoh-Tokoh Orientalisme Islam

Berikut ini akan kita bahas tentang orientalisme, pengertian orientalis, definisi orientalis, arti orientalis, tokoh orientalis, snouck horgronje, orientalis islam, sejarah orientalis, tafsir alquran, hadits nabi, pemikiran islam, metodologi studi islam.

ORIENTALISME

Pengertian Orientalisme

Orientalisme yakni gelombang pemikiran yang mencerminkan banyak sekali studi ketimuran yang Islami. Yang dijadikan obyek studi ini mencakup beberapa aspek peradaban, agama, seni, sastra, bahasa dan kebudayaan. 

Gelombang pemikiran ini sudah mempersembahkan andil besar dalam membentuk persepsi Barat terhadap Islam dan dunia Islam. 

Tekniknya ialah dengan mengungkapkan kemunduran contoh fikir dunia Islam dalam rangka pertarungan peradaban antara Timur (Islam) dengan Barat (Yahudi dan Nashrani). 

 Berikut ini akan kita bahas tentang orientalisme Pengertian, Sejarah Kemunculan dan Tokoh-Tokoh Orientalisme Islam

Sejarah bangkit dan tokoh-tokohnya

1. Awal Kemunculannya. 

Sungguh susah memilih secara niscaya awal tumbuhnya Orientalisme. Sebagian sejarawan cenderung bahwa Orientalisme bermula dari zaman Daulah Islamiyah di Andalusia (Spanyol). Sedangkan sebagian lain menyampaikan organisasi ini bermula dikala terjadi Perang Salib. 

Khusus tentang Orientalisme Ketuhanan (Lahuti), keberadaannya sudah tampak secara resmi semenjak dikeluarkannya keputusan Konsili Gereja Viena tahun 1312 M dengan memasukkan bahan bahasa Arab ke banyak sekali Universitas di Eropa. 

Orientalisme muncul di Eropa pada penghujung kurun 18 M; pertama kali muncul di Inggris tahun 1779 M; di Perancis tahun 1799 dan dimasukkan ke dalam Kamus Akademi Perancis pada tahun1838. 

Gerbert de Oraliac (938-1003 M), seorang pendeta Venezia, pergi ke Andalusia. Di sana ia mencar ilmu kepada seorang profesor. Sesudah kembali , ia terpilih sebagai Pendeta Agung dengan gelar Silvester II (999-1003 M). melaluiataubersamaini demikian ia yakni Paus pertama dari Perancis. 

Tahun 1130 M, kepala uskup Toledo menerjemahkan beberapa buku ilmiah Arab. Kemudian jejak ini diikuti oleh Gerard de Cremona (1114-1187 M) dari Italia. Ia pergi ke Toledo dan menerjemahkan buku tidak kurang dari 87 judul di bidang filsafat, kedokteran, astronomi dan geologi. 

Di Perancis, muncul Pierre le Venerable (1094-1156), seorang pendeta Venezia dan kepala biarawan Cluny, membentuk kelompok penerjemah untuk mendapat pengetahuan adil tentang Islam. 

Ia sendiri yakni orang pertama yang menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Latin (1143 M); adapun penerjemahan kedalam bahasa Inggris dilakukan pertama kali oleh Robert of Ketton. 

Juan de Sevilla, Yahudi yang masuk Katolik ini muncul pada pertengahan kurun ke-12 dan menaruh perhatian pada bidang astronomi. Ia sudah menyadur empat buah buku berbahasa Arab karya Abu Ma'syur Al-Balkhi (1133 M) yang kiprah penerjemahannya dimenolong oleh Adelard. 

Roger Bacon (1214-1294 M) dari Inggris, menuntut ilmu di Oxford dan Paris dan meraih gelar doktor di bidang teologi. Ia menerjemahkan buku berbahasa Arab Mir’at al-Kimia tahun 1251 M. 

2. Orientalis-orientalis yang obyektif 

Hardrian Roland (meninggal tahun 1718 M) yakni profesor bahasa-bahasa Timur pada Universitas Utrecht, Belanda. 

Ia menulis buku Muhammadanism, dua jilid, dalam bahasa Latin (1705 M). Tetapi gereja-gereja Eropa memasukkan buku tersebut sebagai buku terlarang, padahal tuisan-tulisannya obyektif. 

Johann J. Reiske (1716-1774 M), seorang orientalis Jerman pertama yang patut diingat, dituduh zindik (atheis) sebab sikapnya yang positif terhadap Islam. Ia sangat berjasa dalam berbagi dan menampilkan Arabic Studies di Jerman. 

Silvestre de Sacy (meninggal 1838 M), seorang orientalis yang menekuni sastra dan nahwu, menghindar untuk terlibat dalam pengkajian Islam. 

Ia juga sangat berjasa dalam mengakibatkan Paris sebagai sentra pengkajian Islam. Salah seorang yang pernah bekerjasama dengan ia yakni Syaikh Rifa'ah Thanthawi.

Thomas Arnold (1864-1930 M) dari Inggris, menulis buku yang berjudul Preaching in Islam, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Turki, Urdu dan Arab.

Gustac le Bon, dikenal sebagai orientalis dan filosof materialis. Ia tidak pernah percaya kepada agama. Pada umumnya kajian dan buku-bukunya menyoroti peradaban Islam. Kajian-kajiannyalah yang mengakibatkan orang-orang Barat tidak memperdulikan dan tidak menghargainya. 

Z. Honke, penulis yang karyanya dinila adil sebab menampilkan efek peradaban Arab terhadap Barat: Matahari Arab Bersinar di Barat, yakni di antara bukunya yang termasyhur. 

Jakck Burke, Anne Marie Simmel, Thomas Carlyle, Renier Ginaut Dr. Granier dan Goethe yakni orientalis-orientalis yang tergolong moderat. 

3. Orientalis Fanatik 

Goldziher (1850-1920 M), orientalis berdarah Yahudi, penulis buku Sejarah Aliran-aliran Tafsir dalam Islam, yakni tokoh Islamic Studies di Eropa. Ketokohan dan sekaligus kefanatikannya tidak sanggup diingkari. 

J. Maynard, orientalis Amerika yang sangat fanatik ini termasuk salah seorang anggota Dewan Redaksi majalah Islamic Studies. 

S.M. Zwemer, orientalis dan zending Kristen, yakni pendiri majalah Islamic Memasung Aqidah, terbit tahun 1908 M dan Al-Islam yang ialah kumpulan makalah yang disampaikan pada mu'tamar Kristenisasi II tahun 1911 M di Lucknow India. 

G. Von Grunebaum, Yahudi berkebangsaan Jerman ini mencar ilmu di universitas-universitas Amerika. Ia menulis Upacara-upacara Agama Muhammad yang terbit tahun 1951 M dan Beberapa Studi tentang sejarah kebudayaan Islam, diterbitkan tahun 1854 M. 

A.J. Wensinck, yakni orientalis yang sangat memusuhi Islam. Bukunya yang berjudul Aqidah Islam yang terbit tahun 1932, mengandung banyak kecaman terhadap Islam. 

K. Cragg, orientalis Amerika yang sangat fanatik ini menulis buku Da'wah dan Menara Adzan yang terbit tahun 1956 M. 

L. Massignon, zending Katolik berkebangsaan Perancis ini pernah menjadi penasehat pada Departemen Koloni Perancis Urusan Afrika Selatan. Bukunya yang populer ialah Hallaj, Shufi yang Shahid dalam Islam, terbit tahun 1922 M. 

D.B. Mac Donald, orientalis dan zending Katolik yang populer fanatiknya ini berkebangsaan Amerika. Ia menulis buku Perkembangan Ilmu Kalam, Fiqh dan Teori Undang-undang Negara, terbit pada tahun 1930 M, dan Sikap Agama Terhadap Kehidupan Menurut Islam, terbit tahun 1908 M. 

M. Green, sekretaris dewan redaksi majalah Timur Tengah. 

D.S. Margoliouth (1885-1940 M), orientalis Inggris yang sangat fanatik ini pernah menelorkan Thaha Husain dan Ahmad Amin dari sekolahnya. Buku-bukunya antara lain: 

  •  Perkembangan Baru dalam Islam, terbit tahun 1943 M. 
  •  Muhammad Menjelang Kelahiran Islam, terbit tahun1905 M. 
  •  Universitas Islam, terbit tahun 1912 M. 

A.J. Arberry, juga orientalis Inggris yang sangat fanatik memusuhi Islam. Bukunya yang populer antara lain: 

  •  Islam Dewasa ini, terbit 1943 M. 
  •  Tashawwuf, terbit 1950 M. 

Baron Carra de Vaux, orientalis Perancis yang sangat fanatik memusuhi Islam dan termasuk tokoh penting dewan redaksi Ensiklopedia Islam.

H.A.R. Gibb (1895-1965 M), orientalis Inggris, menulis buku Mohammedanizm, terbit tahun 1947 M dan Aliran-Aliran Modern dalam Islam terbit 1947 M. 

R.A. Nicholson, orientalis Inggris yang menolak kespiritualan Islam, menganggap Islam sebagai agama materialistik dan tidak mengakui keluhuran manusia. Bukunya yang populer ialah Shufi-shufi Islam tahun 1910 dan Sejarah Kesusastraan Arab tahun 1930 M. 

Henry Lammens (1872-1937), orientalis fanatik menulis buku Al-Islam dan Tha'if. Ia juga termasuk dewan redaksi Ensiklopedia Islam. 

J. Schacht, penulis buku Ushul Fiqh Islam, populer sebagai orientalis Jerman yang sangat fanatik memusuhi Islam. 

Blachere, pernah bekerja pada Departemen Luar Negeri Perancis sebagai staf jago untuk urusan Arab dan Ummat Islam. 

Alfred Guillaume, orientalis Inggris yang sangat fanatik memusuhi Islam, penulis buku Al-Islam. 
Pemikiran dan doktrin-doktrinnya

Pertama: Motivasi Orientalisme 

1. Motivasi Agama. 

Motivasi agamalah yang melatarbelakangi pertumbuhan orientalisme yang berlangsung begitu lama. Samasukan-samasukan gerakan orientalisme antara lain:

  • Menumbuhkan kegalauan terhadap keyakinan umat atas kerasulan Muhammad SAW dan menganggap hadits Nabi sebagai perbuatan umat Islam selama tiga kurun pertama. 
  • Menumbuhkan keraguan terhadap kebenaran Al-Qur'an dan memutarbalikannya. 
  • Memperkecil nilai fiqh Islam dan menganggapnya sebagai adopsi dari aturan Romawi. 
  • Memojokkan bahasa Arab dan menjauhkannya dari ilmu pengetahuan yang semakin berkembang. 
  • Menampilkan Islam kepada sumber Yahudi dan Nashrani. 
  • Mengkristenkan ummat Islam. 

2. Motivasi Ekonomi dan Penjajahan 

Lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan raksasa dan pihak pemerintah sendiri sudah mengeluarkan biaya sangat besar untuk para peneliti dalam rangka mengenal lebih jauh tentang kondisi negara-negara Islam melalui laporan lengkap mereka. 

Penelitian tersebut sangat digalakkan terutama pada masa sebelum penjajahan Barat dalam kurun ke-19 dan ke-20 M. 

3. Motivasi Politik 

  •  Melemahkan semangat Ukhuwah Islamiyah dan memecah belah umat semoga sudah dikuasai.
  •  Menghidupkan bahasa Arab ‘Amiyyah (pamasukan) dan mengkaji adat istiadat yang berlaku. 
  •  Para pegawai di negara-negara diarahkan untuk mempelajari bahasa ajaib semoga memahami seni dan agama penjajah, tujuannya semoga mereka praktis dipengaruhi dan dikuasai. 

4. Motivasi Keilmuan 

Sebagian orientalis ada yang mengarahkan penelitian dan analisisnya semata-mata untuk pengetahuan. Sebagian yang lain ada yang hingga kepada esensi Islam dan bahkan masuk Islam, menyerupai Thomas Arnold yang sudah mempunyai andil dalam menyadarkan kaum muslimin dengan bukunya The Preaching in Islam, dan Dinet yang sudah masuk Islam dan tinggal di Aljazair. 

Ia menulis buku Sinar Khusus Cahaya Islam. Ia meninggal di Perancis dan di kubur di Aljazair. 

Kedua: Karya Tulis Orientalis yang Penting 

  •  Sejarah Kesusastraan Arab, Carl Brockelmann (wafat 1956 M). 
  •  Ensiklopedia Islam, cetakan pertama terbit dalam bahasa Inggris, Perancis dan Jerman, antara tahun 1913 – 1938 M. Sedangkan cetakan diberikatnya diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Perancis saja, 1945-1977 M. 

Mu’jam Mufahras li Alfazhi Al-Hadits, sebuah engkaus untuk mencari lafaz-lafaz hadits. Mu'jam ini mencakup beberapa aspek "Kutub Al-Sitta," kumpulan hadits yang terhimpun dalam kitab yang enam, ditambah dengan Musnad Darimi, Muwaththa' Imam Malik, Musnad Ahmad bin Hambal. Mu’jam ini terdiri atas tujuh jilid dan beredar semenjak tahun 1936 M hingga sekarang. 

Ketiga: Mu’tamar dan Organisasi 

Pada tahun 1873 di Paris sudah diselengggarakan Mu’tamar orientalis pertama. Sesudah itu, mu’tamar sejenis diselenggarakan berulang kali. 

Hingga sekarang, tidak kurang dari 30 kali mu’tamar tingkat internasional sudah diselenggarakan, belum lagi berupa diskusi, seminar dan pertemuan-pertemuan yang bersifat regional, menyerupai mu’tamar orientalis Jerman yang diselenggarakan di kota Dresden, Jerman Barat, tahun 1849 M. 

Sampai kini mu’tamar menyerupai itu masih tetap berlangsung. Dalam kegiatan itu, hadir ratusan ilmuwan orientalis. 

Dalam mu’tamar Oxford misalnya, sudah hadir tidak kurang dari 900 ilmuwan dari 25 negara, 80 universitas dan 69 forum ilmiah. 

Kegiatan itu ditunjuang oleh lembaga-lembaga orientalisme, menyerupai Lembaga Asiatik di Perancis yang didirikan tahun 1822 M. 

Lembaga Hak Milik Asia di Inggris, didirikan tahun 1823 M, Lembaga Orientalisme Amerika, didirikan tahun 1842 M dan Lembaga Orientalisme Jerman, didirikan tahun 1845 M. 

Keempat: Majalah-Majalah Orientalis 

Mereka mempunyai majalah dan penerbitan dalam jumlah besar, lebih dari 300 majalah dan bentuknya yang berguaka ragam dan dalam banyak sekali bahasa, antara lain:

  • The Muslim World, didirikan oleh Samuel Zwemer (meninggal tahun 1952 M) di Inggris. tahun 1911 M Ia menjadi ketua gerakan kristenisasi di Timur Tengah. 
  • Mir Islama, terbit di Petersburg tahun 1912 M, tetapi majalah ini tidak berumur panjang. 
  • Sumber Air Timur, diterbitkan di Wina, 1809 – 1818 M. 
  • Islam, terbit di Paris, 1895 M. Pada tahun 1906 M, majalah ini diubah menjadi majalah Islamic World yang diterbitkan oleh Misi Ilmiah Perancis di Maroko; terakhir kemudian berubah lagi menjadi majalah Islamic Studies. 
  • Tahun 1910 M di Jerman, terbit sebuah majalah berbahasa Jerman, Des Islam. 

Kelima: Orientalis Mengabdi Penjajah

Carl Heinrich Becker (meninggal tahun 1933 M) yakni pendiri majalah Islam di Jerman. Ia melaksanakan kajian tentang Timur untuk kepentingan penjajahan di Afrika. 

Barthold (meninggal tahun 1930 M), pendiri majalah The Muslim World Rusia, melaksanakan penelitian untuk kepentingan Rusia di Asia Tengah. 

Snouck Horgronje dari Belanda (1857 – 1936) pernah hadir ke Mekah tahun 1884 dengan nama Abdul Ghaffar. Ia tinggal di Mekah selama kurang lebih setengah tahun. 

Kemudian kembali dengan membawa sejumlah laporan untuk kepentingan penjajahan di dunia Islam kepingan Timur. Sebelumnya ia pernah tinggal di Indonesia selama 17 tahun. 

Lembaga bahasa-bahasa Timur di Prancis, didirikan tahun 1885 M, bertugas sebagai pengumpul data dan gosip tentang negara-negara Timur dan Timur Juah untuk megampangkan penjajah menancapkan kukunya di kawasan-kawasan tersebut. 

Keenam: Ide-Ide Orientalisme yang Sangat Berbahaya 

George Sale, dalam kata pengantar terjemahan Al-Qur’annya (1736 M), menyatakan bahwa Al-Qur’an yakni produk dan karangan Muhammad: ini, kata dia, tidak sanggup dibantah. 

Richard Bell menganggap Muhammad dalam menyusun Al-Qur’an sudah mengambil sumber Yahudi, khususnya Perjanjian Lama dan sumber Nashrani. 

Reinhart Dozy (meninggal 1883 M) menganggap bahwa Al-Qur’an mengandung selera sangat buruk, di dalamnya tidak ada yang baru, kecuali sedikit. Selain gaya bahasanya yang tidak menarikdanunik, kalimat-kalimatnya terlalu panjang dan membosankan.

Menteri urusan koloni di Inggris di dalam salah satu isi laporannya yang disampaikan kepada Kepala Pemerintahan 9 Januari 1938 menyatakan, "Kami sudah mengambil pelajaran dari perang, ternyata persatuan Islam yakni sangat berbahaya. 

Ini harus diperangi oleh Kerajaan. Bukan spesialuntuk Kerajaan yang mencicipi demikian, tetapi juga Perancis. Kami sangat senang sebab Khilafah Islamiyyah sudah hilang dari peredaran. Saya berharap semoga tidak akan muncul kembali." 

Saledon Amous berkata, "Ajaran Muhammad spesialuntuklah ialah perundang-undangan Romawi bagi sebuah kerajaan Timur, terutama dalam soal politik dan peraturan hak milik." Ia berkata lebih lanjut, "Perundang-undangan Muhammad tidak lain spesialuntuklah perundang-undangan Justinianus yang berbaju Arab." 

Filosof Perancis Ernest Renan berkata, "Filsafat Arab yakni filsafat Yunani yang ditulis dengan karakter Arab." 

Sedangkan Louis Massignon, tokoh perusak ini, menganjurkan semoga bahasa Arab ditulis dngan karakter latin dan memakai bahasa ‘Amiyyah.

Catatan 

Meski demikian, orang-orang Orientalis cukup berjasa dalam menggali buku-buku warisan Islam dan disebarkannya sehabis ditahqiq dan disistematikkan. 

Banyak diantara mereka yang mempunyai metodologi ilmiah dan ketelitian dalam mentahqiq, menyaring dan menelusuri persoalan. 

Orang yang jernih pemikirannya dan obyektif di dalam menilai Islam, kebanyakan mereka justru memeluk Islam. Kini, perkembangan orang-orang Barat dalam memeluk Islam semakin kuat. 

melaluiataubersamaini demikian, meskipun di satu sisi pemikiran para orientalis itu mengacaukan bagi umat Islam, tetapi di sisi lain, karya-karyanya mengembangbiakkan penganut Islam di masukangnya sendiri. 

Orang yang berfikiran rasional akan mereview lebih jauh tentang goresan pena yang bersifat tidak rasional. Dari sinilah, para intelektual Barat banyak yang mengkaji tentang Islam. Akhirnya, melihat betapa tingginya nilai yang terkandung di dalam Al-Qur'an, mereka banyak yang masuk Islam.

Seorang Muslim hendaknya kritis dalam menelaah karya-kerya mereka, seraya berhati-hati terhadap hal-hal yang merusak dan menyimpang. 

Bagi para pelajar yang masih pemula dalam memahami Islam, dibutuhkan untuk tidak membaca buku-buku karya mereka (orientalis fanatik) sebab akan membahayakannya. 

Orang yang dalam taraf mencar ilmu biasanya fanatik kepada apa yang sudah dibacanya, apalagi melihat buku yang dibacanya tebal dan ditulis oleh seorang pakar. 

Oleh sebab belum mempunyai daya fikir untuk menilai suatu bacaan, maka seorang pelajar akan mempercayai hasil bacaannya tanpa mengkaji lebih jauh. 

Seorang muslim harus memmembuang yang salah atau membongkar kesalahannya kemudian dilakukan penolakan. "Hikmah yakni barang hilang milik kaum muslimin. Dimana saja ia ditemukan, kaum muslimin berhak memilikinya." 

Akar pemikiran dan sifat idiologinya

Sebenarnya orientalisme yakni akhir goresan yang terjadi antara Timur (Islam) dan Barat (Nashrani) pada masa Perang Salib dengan melalui delegasi-delegasi resmi ataupun melalui perjalanan-perjalanan.

Pendorong utamanya yakni Aspek teologi Nashrani yang berambisi menghancurkan Islam dari dalam dengan cara tipu muslihat dan kecurangan. 

Tetapi kemudian Pada masa-masa terakhir ini, orientalisme bagaimanapun juga mulai tampak melepaskan diri dari belenggu tersebut dan beralih mendekati semangat ilmiah.

Penyebaran dan tempat pengaruhnya

Barat ialah arena gerakan kaum orientalis. Mereka terdiri atas orang-orang Jerman, Inggris, Perancis, Belanda dan Hongaria. Mereka sebagian muncul di Italia dan Spanyol. 

Sekarang Amerika ialah sentra orientalisme yang tersohor. Disana  banyak terdapat pusat-pusat orientalis dan pengkajian Islam. 

Pemerintah, lembaga-lembaga ekonomi, yayasan dan bahkan gereja tidak segan-segan menguras dana keuangan untuk kepentingan orientalisme. 

Selain mengeluarkan dana  keuangan dan dukungan. Mereka juga menyediakan kemudahan untuk pengkajian keislaman di universitas-universitas, hingga jumlah orientalis menjadi ribuan orang. Gerakan orientalisme diciptakan untuk mengabdi kepada gerakan Kristenisasi dan penjajahan. 

Terkahir gerakan ini dimanfaatkan kaum Yahudi dan Zionisme untuk kepentingannya dalam rangka melumpuhkan Timur (yang Islami) dan menancapkan dominasinya, baik langung maupun tidak lansung. 

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Pengertian, Sejarah Kemunculan Dan Tokoh-Tokoh Orientalisme Islam"