Jelaskan Perkembangan Tahapan Sejarah Seni Rupa?
Perkembangan sejarah seni rupa pada masa modern mengalami beberapa tahapan pengembangan :
1. Masa Perintisan (1814 – 1880 M )
Raden Saleh Syarif Bustaman ( 1807 – 1880 ) ialah perintis seni lukis modern di Indonesia. Beliau ialah pelukis pertama Indonesia yang mengenyam pendidikan seni lukis modern di Eropa.
Sewaktu masih di Indonesia, Raden saleh berguru dari pelukis keturunan Belgia A.A.J. Payen. Ketika di Eropa Raden Saleh berguru dari pelukis potret terkemuka Cornellius Krusemen dan pelukis lanskap Andreas Schefhout. Pada tahun 1851 Raden Saleh pulang ke Indonesia, kemudian kembali lagi ke Eropa. Pada tahun 1879, ia kembali lagi ke Indonesia menetap di Bogor dan pada tanggal 23 April 1880 wafat di Bogor.
Karya-karya lukisannya yang populer ialah ‘Antara Hidup dan Mati’ yang menunjukkan pertarungan antara seujung Banteng dan dua ujung singa serta lukisan yang berjudul ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’. Secara tersirat kedua lukisan itu mengatakan jiwa nasionalisme Raden Saleh.
1. Masa Perintisan (1814 – 1880 M )
Raden Saleh Syarif Bustaman ( 1807 – 1880 ) ialah perintis seni lukis modern di Indonesia. Beliau ialah pelukis pertama Indonesia yang mengenyam pendidikan seni lukis modern di Eropa.
Sewaktu masih di Indonesia, Raden saleh berguru dari pelukis keturunan Belgia A.A.J. Payen. Ketika di Eropa Raden Saleh berguru dari pelukis potret terkemuka Cornellius Krusemen dan pelukis lanskap Andreas Schefhout. Pada tahun 1851 Raden Saleh pulang ke Indonesia, kemudian kembali lagi ke Eropa. Pada tahun 1879, ia kembali lagi ke Indonesia menetap di Bogor dan pada tanggal 23 April 1880 wafat di Bogor.
Karya-karya lukisannya yang populer ialah ‘Antara Hidup dan Mati’ yang menunjukkan pertarungan antara seujung Banteng dan dua ujung singa serta lukisan yang berjudul ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’. Secara tersirat kedua lukisan itu mengatakan jiwa nasionalisme Raden Saleh.
Lukisan-lukisan karya Raden Saleh lainnya ialah ‘ Perkelahian dengan Binatang Buas’, ‘Merapi yang Meletus’, ‘Hutan Terbakar’, ‘Potret Sultan Hamengku Buwono VIII’, ‘Banjir’, ‘potret seorang bau tanah menghadap buku dan globe’, ‘potret putra putrid de Jonge’, ‘ potret Hentzpeter, dan ‘potret keluarga Raden Saleh’.
2. Masa Indonesia Jelita (Indie Mooi)
Pada periode ini para pelukisnya cenderung mengangkat tema lukisan lanskap/pemandangan dengan metode naturalis yang baik. Indonesia dikesankan sebagai daerah yang indah permai, tenang, tenteram dan damai. Obyek mayoritas lukisan pada zaman ini ialah sawah, pegunungan, pohon kelapa, dan perempuan cantik. Para pelukis yang hidup pada masa ini adalah: Abdullah Suryo Subroto, Mas Pringadi, Wakidi, Basuki Abdullah, W.G. Hofker, R. Locatelli, Le Mayeur, Roland Strasser, Ernest Dezentje, dan Rudolf Bonnet
2. Masa Indonesia Jelita (Indie Mooi)
Pada periode ini para pelukisnya cenderung mengangkat tema lukisan lanskap/pemandangan dengan metode naturalis yang baik. Indonesia dikesankan sebagai daerah yang indah permai, tenang, tenteram dan damai. Obyek mayoritas lukisan pada zaman ini ialah sawah, pegunungan, pohon kelapa, dan perempuan cantik. Para pelukis yang hidup pada masa ini adalah: Abdullah Suryo Subroto, Mas Pringadi, Wakidi, Basuki Abdullah, W.G. Hofker, R. Locatelli, Le Mayeur, Roland Strasser, Ernest Dezentje, dan Rudolf Bonnet
3. Masa Cita Nasional/Persagi
Pada masa ini, sebagian pelukis Indonesia yang mempunyai rasa tenggang rasa yang tinggi terhadap nasib bangsanya yang masih dijajah tergerak hatinya untuk menyamakan persepsi menyatukan diri membentuk Perkumpulan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) pada tahun 1938 di Jakarta.
Pada masa Persagi ini, ada seorang pelukis yang berjulukan S. Sudjojono sebagai pencetus untuk menampilkan tema lukisan yang tidak sama dengan sebelumnya, dengan menekankan pada gaya impresionisme dan ekspresionisme. S. Sudjojono menerima pinjaman kawan-taman sesame pelukis yaitu Agus Djaja Suminta, L. Sutioso, Rameli, Abdul Salam, Otto Jaya, S. Sudiarjo, Emiria Sunassa, Saptarita Latif, Hendro Jasmara, Sutioso, Herbert Hutagalung dan S. Tutur.
Pada masa ini, sebagian pelukis Indonesia yang mempunyai rasa tenggang rasa yang tinggi terhadap nasib bangsanya yang masih dijajah tergerak hatinya untuk menyamakan persepsi menyatukan diri membentuk Perkumpulan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) pada tahun 1938 di Jakarta.
Pada masa Persagi ini, ada seorang pelukis yang berjulukan S. Sudjojono sebagai pencetus untuk menampilkan tema lukisan yang tidak sama dengan sebelumnya, dengan menekankan pada gaya impresionisme dan ekspresionisme. S. Sudjojono menerima pinjaman kawan-taman sesame pelukis yaitu Agus Djaja Suminta, L. Sutioso, Rameli, Abdul Salam, Otto Jaya, S. Sudiarjo, Emiria Sunassa, Saptarita Latif, Hendro Jasmara, Sutioso, Herbert Hutagalung dan S. Tutur.
4. Masa Pendudukan Jepang (1942)
Pada masa ini berdirilah sebuah organisasi yang berjulukan Keimin Bunko Sidhoso (lembaga sentra kebudayaan). Para pelukis yang bernaung dibawah organisasi ini antara lain Otto Djaja, Kartono Yudhokusumo, dan Hendra Gunawan
5. Masa Revolusi
Masa revolusi terjadi pasca kemerdekaan tahun 1945. Pada masa itu, tema lukisan umumnya wacana perjuangan.Pelukis Affandi banyak membuat poster bertemakan semangat patriotik. Ada juga karya graffiti, goresan pena di dinding tembok, kereta api yang meliputi wacana semangat anti penjajahan dalam bahasa Inggris, biar dipahami oleh orang asing, khususnya tentara sekutu.
Pada masa ini berdirilah sebuah organisasi yang berjulukan Keimin Bunko Sidhoso (lembaga sentra kebudayaan). Para pelukis yang bernaung dibawah organisasi ini antara lain Otto Djaja, Kartono Yudhokusumo, dan Hendra Gunawan
5. Masa Revolusi
Masa revolusi terjadi pasca kemerdekaan tahun 1945. Pada masa itu, tema lukisan umumnya wacana perjuangan.Pelukis Affandi banyak membuat poster bertemakan semangat patriotik. Ada juga karya graffiti, goresan pena di dinding tembok, kereta api yang meliputi wacana semangat anti penjajahan dalam bahasa Inggris, biar dipahami oleh orang asing, khususnya tentara sekutu.
6. Masa 1950
Pada masa ini tema lukisan mengikuti alur perkembangan politik pada masa itu. Beberapa parpol mendirikan forum kesenian. Beberapa pelukis populer pada masa itu diantaranya Batara Lubis, Djoko Pekik, dan Amrus Natalsya.
7. Masa Kontemporer/Seni Rupa Indonesia Baru
Pada masa ini pelukis bebas berekspresi dan karya seni lebih bersifat eksperimental. Pelukis populer antara lain Munni Ardhi, Dede Eri Supria, Hardi, Harsono, dan lainnya.
Pada kala kini ini para pelukis Indonesia sangat produktif berkarya dan juga sangat kreatif. Hal ini sanggup dibuktikan dengan beragamnya corak, gaya dan bentuk visual karya lukisannya. Tidak spesialuntuk seni lukis saja yang berkembang tumbuh rindang, namun juga seni patung, grafis seni, dan sebagainya.
Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com
Pada masa ini tema lukisan mengikuti alur perkembangan politik pada masa itu. Beberapa parpol mendirikan forum kesenian. Beberapa pelukis populer pada masa itu diantaranya Batara Lubis, Djoko Pekik, dan Amrus Natalsya.
7. Masa Kontemporer/Seni Rupa Indonesia Baru
Pada masa ini pelukis bebas berekspresi dan karya seni lebih bersifat eksperimental. Pelukis populer antara lain Munni Ardhi, Dede Eri Supria, Hardi, Harsono, dan lainnya.
Pada kala kini ini para pelukis Indonesia sangat produktif berkarya dan juga sangat kreatif. Hal ini sanggup dibuktikan dengan beragamnya corak, gaya dan bentuk visual karya lukisannya. Tidak spesialuntuk seni lukis saja yang berkembang tumbuh rindang, namun juga seni patung, grafis seni, dan sebagainya.
Post a Comment for "Jelaskan Perkembangan Tahapan Sejarah Seni Rupa?"