Pengertian Pendekatan Konstruktivisme
Pengertian pendekatan konstruktisivisme- Dengan menurut kepada paham konstrutisivisme-nya piaget, telah mendemonstrasikan bagaimana siswa-siswa sekaolah dasar sanggup menemukan mekanisme sendiri dalam memecahkan soal-soal multidigit dalam bilangan cacah. Dari penelitiannya yaitu bahwa dikala para siswa tidak diajari algoritma menyerupai “membawa” dan “meminjam”, pengetahuan merekan ihwal bilangan dan nilai kawasan jauh lebih unggul dari pada siswa yang diajari hukum algoritma tersebut.
Werrington dan Kamii (1997) memperluas kerja ini di kelas 5 dan kelas 6 sekolah dasar dan menjelaskan suatu pendekatan pembelajaran pembagian dengan memakai pecahan tanpa mengajarkan algoritma ihwal “mengali” dan membagi. Dalam kelas konstruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada anak bagaimana menuntaskan persoalan,namun mempresentasikan perkara dan mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam mneyelesaikan permasalahan. Ketika siswa menawarkan jawaban, guru mencoba tidak menyampaikan bahwa balasan benar atau tidak benar. Namun guru mendorong siswa tidak baiklah atau baiklah kepada pandangan gres seseorang dan saling tukar menukar pandangan gres hingga persetujuan dicapai ihwal apa yang sanggup masuk logika siswa.
Pendekatan ini secara radikal berbeda dengan pendekata tradisional dimana guru yaitu sesorang yang selalu mengikuti jawabannya. Didalam kelas konstrutisivis,para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya berada dalam diri mereka. Mereka menyebarkan taktik dan penyelesaian,debat antara satu dengan lainnya,berfikir kritis ihwal cara terbaik untuk menuntaskan setiap masalah.
Meskipun konstrutivisme merupakan teori belajar,namun menurut teori mencar ilmu ini,implikasinya dalam pembelajaran matematika sanggup disusun. Beberapa prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstrutisivisme dianataranya bahwa observasi dan mendengar acara dan pembicaran matematika siswa yaitu sumber berpengaruh dan petunjuk untuk mengajar,untuk kurikulum,untuk cara-cara dimana pertumbuhan penegetahuan siswa sanggup dievaluasi. Lebih jauh dikatakan bahwa konstruktisivisme acara matematika mungkin diwujudkan melalui tantangan masalah,kerja dalam kelompok kecil,dan diskusi kelas memakai apa yang ‘ biasa ‘ muncul dalam bahan kurikulum kelas ‘ biasa’. Dalam konstrutisivisme proses pembelajaran senantiasa “ problem centered approach” dimana guru dan siswa terikat dalam pembicaran yang mempunyai makna matematika. Beberapa ciri itulah yang akan mendasari pembelajaran dengan pendekatan konstrutisivisme. Baca juga: Evaluasi Pembelajaran Matematika secara Konstruktivisme.. Sumber http://www.marthamatika.com/
Werrington dan Kamii (1997) memperluas kerja ini di kelas 5 dan kelas 6 sekolah dasar dan menjelaskan suatu pendekatan pembelajaran pembagian dengan memakai pecahan tanpa mengajarkan algoritma ihwal “mengali” dan membagi. Dalam kelas konstruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada anak bagaimana menuntaskan persoalan,namun mempresentasikan perkara dan mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam mneyelesaikan permasalahan. Ketika siswa menawarkan jawaban, guru mencoba tidak menyampaikan bahwa balasan benar atau tidak benar. Namun guru mendorong siswa tidak baiklah atau baiklah kepada pandangan gres seseorang dan saling tukar menukar pandangan gres hingga persetujuan dicapai ihwal apa yang sanggup masuk logika siswa.
Pendekatan ini secara radikal berbeda dengan pendekata tradisional dimana guru yaitu sesorang yang selalu mengikuti jawabannya. Didalam kelas konstrutisivis,para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya berada dalam diri mereka. Mereka menyebarkan taktik dan penyelesaian,debat antara satu dengan lainnya,berfikir kritis ihwal cara terbaik untuk menuntaskan setiap masalah.
Meskipun konstrutivisme merupakan teori belajar,namun menurut teori mencar ilmu ini,implikasinya dalam pembelajaran matematika sanggup disusun. Beberapa prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstrutisivisme dianataranya bahwa observasi dan mendengar acara dan pembicaran matematika siswa yaitu sumber berpengaruh dan petunjuk untuk mengajar,untuk kurikulum,untuk cara-cara dimana pertumbuhan penegetahuan siswa sanggup dievaluasi. Lebih jauh dikatakan bahwa konstruktisivisme acara matematika mungkin diwujudkan melalui tantangan masalah,kerja dalam kelompok kecil,dan diskusi kelas memakai apa yang ‘ biasa ‘ muncul dalam bahan kurikulum kelas ‘ biasa’. Dalam konstrutisivisme proses pembelajaran senantiasa “ problem centered approach” dimana guru dan siswa terikat dalam pembicaran yang mempunyai makna matematika. Beberapa ciri itulah yang akan mendasari pembelajaran dengan pendekatan konstrutisivisme. Baca juga: Evaluasi Pembelajaran Matematika secara Konstruktivisme.. Sumber http://www.marthamatika.com/
Post a Comment for "Pengertian Pendekatan Konstruktivisme"