Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berbagai Macam Bentuk-Bentuk Kenampakan (Relief) Permukaan Bumi Di Daratan

Berikut ini akan kita bahas terkena bentuk muka bumi, bentuk bentuk muka bumi di daratan, bentuk muka bumi di daratan, dataran, permukaan bumi, kenampakan permukaan bumi, penampakan bumi, bentuk muka bumi daratan, bentuk bentuk permukaan bumi, relief permukaan bumi, macam macam bentuk muka bumi, banyak sekali bentuk muka bumi.

Bentuk-bentuk Muka Bumi di Daratan

Dari hasil tenaga endogen dan tenaga eksogen kita dapatkan bentuk-bentuk muka bumi berupa daratan ibarat diberikut.

1) Pepegununganan

Karena adanya pertumbukan dua lempeng litosfer maka akan terjadi suatu proses pelipatan kulit bumi. Hal ini terbentuk alasannya kerak samudra menekan dengan arah mendatar, sehingga pada kerak benua di beberapa wilayah terbentuk suatu pepegununganan lipatan. 

Makara sanggup kita pastikan bahwa pada setiap zona tumbukan dua lempeng jalur-jalur pepegununganan yang memanjang. misal jalur-jalur pepegununganan yang melewati daerah Indonesia yakni sebagai diberikut.

a) Pepegununganan Sirkum Mediterian

Pegungan Sirkum Mediterian yang memanjang mulai dari pepegununganan atlas (Afrika Utara) yang bersambung dengan Pepegununganan Alpen (Eropa Selatan) dan Pepegununganan Himalaya (Asia). 

Akhir jalur pepegununganan tersebut berbelok ke selatan dan berangkai dengan pepegununganan lipatan di wilayah Indonesia. Pada daerah Kepulauan Indonesia, rangkaian jalur Pepegununganan Sirkum Mediterian terbagai menjadi:

(1) Busur dalam

Busur dalam ialah rangkaian pepegununganan yang bersifatr vulkanis, artinya selain ialah rangkaian pepegununganan lipatan juga ialah daerah kepegununganapian. 

Busur dalam membentang sepanjang Bukit Barisan (Sumatra) rangkaian pepegununganan vulkanis di Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumatra, Pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Solor, Pulau Wetar, Kepulauan Banda, dan terakhir berhenti di Pulau Saparua.

(2) Busur luar

Busur luar ialah suatu rangkaian pepegununganan nonvulkanis, namun spesialuntuklah sebuah formasi pepegununganan lipatan. Busur luar kenampakannya ada yang berada permukaan bahari dan ada yang di bawah permukaan laut. 

Busur luar ini berawal dari Pulau Simule, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano, karam sepanjang cuilan selatan Pulau Jawa, muncul kembalai di Pulau Sawu, Pulau Roti, Pulau Timor, Pulau Babar, Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan terakhir berhenti di Pulau Buru.

b) Jalur Pepegununganan Lipatan Busur Australia (Busur Irian)

Deretan pepegununganan ini diawali dari Pepegununganan Alpen Australia kemudian melewati Papua lewat ujung Papua (Papua New Guinea) dan melewati daerah utara Pantai Papua dan terkahir berhenti di Pulau Halmahera serta daerah pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Halmahera.

c) Pepegununganan Sirkum Pasifik

Deretan pepegununganan ini bermula dari Pepegununganan Andes (Benua Amerika Selatan) kemudian menyambung dengan Pepegununganan Rocky (Benua Amerika Utara), kemudian berbelok arah ke Kepulauan Jepang dan menyambung dengan pepegununganan-pepegununganan di Kepulauan Filipina. Kemudian memasuki daerah Indonesia jalur Pepegununganan Sirkum Pasifik ini bercabang dua.
  • Cabang I, berawal dasri Pulau Luzon (Filipina Utara) menyambung dengan Pulau Pahlawan (utara Kaliamntan) dan Kepulauan Sulu.
  • Cabang II, berawal dari Pulau Luzon (Filipina Utara) menyambung ke Pulau Samar kemudian ke Pulau Mindanau (Filipina Selatan) terus ke Kepulauan Sangihe dan terakhir di Pulau Sulawesi.

2) Gunung

Gunung yakni suatu jenis bentuk muka bumi yang terdiri dari lereng dan puncak. Jika kelerengannya kurang dari 45O dinamakan pegunungan dengan kelerengan landai, jikalau lebih dari 45O dinamakan pegunungan dengan kelerengan curam, dan jikalau kelerengan 90O dinamakan tegak. Dilihat dari acara vulkanisnya (tingkat intensitasnya) pegunungan sanggup dibedakan menjadi tiga jenis.
  • Gunung aktif, yaitu suatu pegununganapi yang masih aktif melaksanakan kegiatan vulaknisme sampai sekarang. Dicirikan dengan adanya asap pada cuilan kawah, adanya gempa tektonik di sekitar daerah pegununganapi tersebut, dan adannya letusan-letusan (erupsi) secara terjadwal maupun periodik. misal: Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Anak Krakatau, Gunung Tengger, dan Gunung Gamalama.
  • Gunung istirahat, yaitu pegununganapi yang sudah tidak menunjukkan acara vulkanisme namun masih berpotensi untuk bangun kembali untuk melaksanakan acara vulkanismenya. misal: Gunung Kelud, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, dan Gunung Ciremai.
  • Gunung mati, yaitu pegununganapi yang semenjak tahun 1600 sudah tidak menunjukkan tandatanda acara vulkanismenya lagi. misal: Gunung Patuha, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Maria.
Dalam mengulas wacana rangkaian pegununganapi yang ada di Indonesia sanggup dikategorikan menjadi lima kelompok.
  • Kumpulan Sunda, yakni kelompok pegunungan api yang berawal di daerah Sumatra, Jawa, Bali, Sumba, dan Alor.
  • Kumpulan Banda, yakni kelompok pegunungan api di dasar bahari yang berasal dari pemekaran dasar samudra, terletak di daerah Laut Banda dan pulau kecil lainnya.
  • Kumpulan Halmahera, terdapat di daerah Pulau Halmahera, berpusat di daerah tengah yaitu antara daerah Tobelo dan Makian. misal: Gunung Tidore dan Gunung Maitara.
  • Kumpulan Bothain, terdapat di sebelah selatan Sulawesi, ialah kompleks pegunungan api yang sudah renta jumlahnya banyak tetapi sudah tidak aktif lagi.
  • Kumpulan Minahasa dan Sangihe, yakni kelompo pegunungan api yang aktif di Indonesia. misal: Gunung Lokon dan Gunung Soputan.
Di Indonesia terdapat 400 pegununganapi tetapi yang masih aktif spesialuntuk sekitar 80 buah saja. Namun banyak pula pegununganapi yang sudah dianggap mati, tetapi tiba-tiba menunjukkan acara vulkanisnya lagi. Tercatat letusan-letusan dahsyat di pegunungan api di Indonesia.
  • Gunung Krakatau meletus tahun 1883
  • Gunung Merapi meletus tahun 2005 (1930 terhebat)
  • Gunung Kelud meletus tahun 1919
  • Gunung Galunggung meletus tahun 1982
  • Gunung Tambora meletus tahun 1815
  • Gunung Agung meletus tahun 1962

3) Dataran

Berdasarkan ketinggiannya,dataran dibedakan ibarat diberikut.

a) Dataran rendah

Dataran rendah yakni daerah yang rendah dan landai. Pada umumnya ketinggian daerah tersebut kurang dari 100 meter di atas permukaan laut. 

Dataran rendah sanggup berbentuk rata atau bergelombang lemah. Adapun jenis-jenis dataran rendah dari hasil endapan yakni dataran alluvial, dataran banjir, dan dataran delta.

b) Dataran tinggi

Dataran tinggi yakni suatu daerah yang memiliki ketinggian sama lebih tinggi dari daerah sekitarnya dan terbentuk dari lapisan-lapisan batuan yang horizontal (disebut juga plateau). 

Dalam pengertian geomorfologi (ilmu wacana bentuk muka bumi atau bentuk landscape), plateau yakni suatu daerah yang memiliki ketinggian sama sebagai jawaban adanya pengangkatan dan struktur batuannya horizontal dan berlapis-lapis. 

misal dataran tinggi yakni Dataran Tinggi (Plateau) Wonosari (DIY), Plateau Jampang (Jawa Barat), Plateau Bandung, Plateau Dieng (Jawa Tengah), Plateau Sentral (Perancis), Plateau Australia Barat, Plateau Dekan, Plateau Gayo, Plateau Toba, Plateau Ranah, Plateau Alas dan Plateau Malang.

c) Lembah

Lembah ialah ledokan atau basin (daerah rendah) yang terletak di antara dua pepegununganan atau dua pegunungan. Lembah di daerah pepegununganan lipatan disebut lembah sinklinal. 

Lembah di pepegununganan patahan disebut graben atau slenk, dan lembah di daerah yang berpegunungan-pegunungan disebut lembah antarpepegununganan. 

Jika lembah itu cekung ibarat mangkuk, disebut basin. Jadi, lembah yakni daerah yang memiliki kedudukan lebih rendah jikalau dibandingkan dengan daerah sekitarnya. contohnya Lembah Serayu, Lembah Sindoro Sumbing, Lembah Sianok, dan Basin Wonosari.

d) Cekungan

Cekungan yakni bentuk muka bumi yang membentuk ledokan (seperti mangkok). Bagian yang rendah pada suatu cekungan disebut dasar cekungan, yang dikelilingi oleh cuilan pepegununganan yang miring. Skala cekungan dari beberapa km sampai puluhan kilometer.

e) Lipatan (Fold)

Lipatan yakni suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastik. 

Lipatan terjadi alasannya adanya tenaga endeogen yang bekerja pada satu garis dalam lapisan sedimen dengan tekanan tangensial (arah horizontal). 

Akibat tekanan tangensial terjadi pelengkungan pada lapisan sedimen. Pada awalnya, tekanan in menjadikan terbentuknya lipatan simetri/tegak. 

Lapisan yang melengkung mungkin membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal. 

Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F.Umgrove disebut idiogeosinklinal.

Beberapa tipe lipatan.
  • Lipatan tegak/simetri (Symmetrical folds), yaitu suatu lipatan yang bidang sumbunya memiliki jarak yang sama terhadap kedua akupnya atau lipatan yang bidang sumbunya sanggup membagi lipatan tersebut menjadi dua cuilan yang sama.
  • Lipatan miring (Asymmetrical folds), terjadi alasannya arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
  • Lipatan reban (overturned folds), yaitu lipatan reban ini terjadi alasannya arah tenaga horizontal yang berasal dari satu arah atau lebih banyak didominasi dari satu arah saja.
  • Lipatan kelopak, yakni lipatan yang memiliki bidang aksial rebah dan horizontal.
  • Lipatan isoklinal, yakni lipatan yang terjadi secara intensif, di mana dalam jarak yang sangat bersahabat terdapat banyak sekali antiklin.

f) Patahan (Fault)

Patahan yakni kulit bumi yang patah atau retak alasannya adanya efek tenaga horizontal dan atau tenaga vertikal pada kulit bumi yang tidak plastis. Daerah retakan seringkali memiliki bagian-bagian yang terangkat atau tenggelam. 

Jadi, berubah dari keadaan tiruanla, kadang bergeser pula dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi retakan bagian-bagiannya tetap di tempat. 

Tenaga endogen yang bekerja pada kulit bumi secara horizontal dan vertikal sanggup menjadikan lapisan kulit bumi menjadi retak atau patah. 

Bidang tempat retak atau patahnya kulit bumi itu disebut bidang patahan. Bidang patahan yang sudah mengalami pergeseran disebut fault atau sesar. 

Pergeseran di daerah patahan mungkin vertikal, mungkin mendatar, mungkin pula miring, bergantung kepada arah tenaga penyebabnya. Penyebabnya sanggup berupa tarikan, artinya dua tenaga yang saling menjauh, mungkin juga berupa tekanan.

Beberapa jenis sesar, antara lain yakni sebagai diberikut.
  • Sesar mendatar, yaitu sesar yang tegak lurus dengan pergeseran horizontal walaupun ada sedikit gerak vertikal.
  • Sesar naik dan sesar turun. Apabila tanda-tanda pensemasukan yang atap sesarnya bergeser relatif turun terhadap bantalan sesar disebut sesar turun/ sesar normal/sesar biasa. Gejala pensemasukan yang atap sesarnya seolah-olah bergerak ke atas (vertikal) disebut sesar naik/reverse faults atau thrust. Jika jarak pergeseran itu sangat kecil sehingga seolah-olah belum terjadi patahan, akan terbentuk sebuah kedik yang disebut fleksur.
     Berikut ini akan kita bahas terkena bentuk muka bumi Berbagai Macam Bentuk-Bentuk Kenampakan (Relief) Permukaan Bumi di Daratan
    (A) Sesar dekstral (B) Sesar sinistra
  • Graben dan horst, yaitu sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang sesar yang hampir sejajar dan panjang. Bagian yang meninggal atau muncul terhadap daerah sekitarnya disebut horst/pematang/lurah sesar/sembul. Di Indonesia terdapat juga tanda-tanda horst dan graben, contohnya di Semangko (Sumatra) dan Piyungan (Yogyakarta). Lembah Rhein yakni tumpuan graben yang populer di Eropa Barat, sedangkan Vogezen dan Schwarzwald ialah horstnya. Graben di Afrika Timur dikenal dengan nama Graben Afrika Timur. Lembah Jordan dan Laut Mati juga ialah graben, sedangkan Dataran Tinggi Judea dan Trans Jordania sebagai horstnya.
     Berikut ini akan kita bahas terkena bentuk muka bumi Berbagai Macam Bentuk-Bentuk Kenampakan (Relief) Permukaan Bumi di Daratan
    Horst dan Graben sadium dewasa
  • Pepegununganan patahan (Block Montain) Block Mountain timbul jawaban dari tenaga endogen berbentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadilah satu komplek pepegununganan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer yang disebut dengan block mountain.
     Berikut ini akan kita bahas terkena bentuk muka bumi Berbagai Macam Bentuk-Bentuk Kenampakan (Relief) Permukaan Bumi di Daratan
    Block mountain

  • Sesar tangga (Step Faulting), Seperangkat tanda-tanda sesar turun dengan arah lemparan yang sama disebut step faulting. Step faulting ialah sesar bentuk tangga. Sebuah pepegununganan yang mengandung banyak patahan disebut kompleks pepegununganan patahan.
     Berikut ini akan kita bahas terkena bentuk muka bumi Berbagai Macam Bentuk-Bentuk Kenampakan (Relief) Permukaan Bumi di Daratan
    Macam patahan yang membentuk step faulting

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Berbagai Macam Bentuk-Bentuk Kenampakan (Relief) Permukaan Bumi Di Daratan"