Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makna Hakiki Iman Kepada Hari Akhir

Makna Iman kepada Hari Akhir



Bismillah. Tulisan ini sanggup dianggap sebagai ekspresi setelah beberapa hari yang kemudian berdiskusi dan menelaah wacana bahan Pendidikan Agama Islam yang--kebetulan--bertema Iman Kepada Hari Akhir.

Keyakinan atau Kepercayaan terhadap hari tamat zaman atau hari tamat ialah mutlak. Sebab itu ialah salah satu rukun iman dari enam. Jika tidak, tentu keimanan seseorang dipertanyakan. Iman pula yang sifatnya abstrak lantaran memang wilayah hati dan keyakinan, tidak nampak eksplisit dari luar, iman dikategorikan sebagai spirit, yang keberadaannya menjadi ruh bagi pergerakan insan dalam segala acara kehidupannya.

Betapa besar kiprah keyakinan tersebut, termasuk keyakinan kepada hari akhir, sampai sanggup mengakibatkan seorang insan berbuat dan bertindak sesuai dengan kadar keimanan dan kepercayaannya itu.

Memang iman tersembunyi, akan tetapi nampak itu tiruana dari sikap seseorang. alasannya ialah sikap sejatinya ialah ekspresi dari tingkat keimanan seseorang.

Berbicara wacana hari akhir, ada banyak kepercayaan--di luar islam--juga yang meyakini akan adanya tamat dari dunia, the end of world. Itu tiruana sanggup dianggap--dari kacamata pluralisme--sebagai pengejawantahan takdir ilahi melalui pelbagai agama dan kepercayaan, yang meski punya latar belakang dan pedoman tidak sama, beberapa agama dan kepercayaan itu meyakini hal-hal yang sama ibarat adanya hari kiamat.

Dalam Alqur'an, term Kiamat sering disebut di ayat-ayat yang menyangkut keimanan. Misalnya dalam surat Al-qari'ah. Di dalamnya terdapat klarifikasi bagaimana dahsyatnya kejadian kiamat; yaitu ketika insan dihamburkan ibarat kapas, dan pegunungan-pegunungan berterbangan dan tiruana makhluk mati. Atau keterangan lain sanggup ditemukan dalam permulaan surat Alwaqi'ah. Di dalamnya terdapat keterangan bahwa kehadiran hari tamat zaman bukan diberita bohong.

Kronologi Kiamat dan Kejadian Sesudahnya
Sesudah terjadinya kiamat, tiruana umat insan mati, termasuk tiruana makhluk Allah, baik binatang maupun Jin. Lalu setelah itu, tiruana makhluk tersebut dibangkitkan kembali. Itu sebabnya hari tamat zaman disebut juga sebagai hari dibangkitkan atau yaumul ba'ats. Pada ketika itu, tiruana insan bangun dengan rupa yang tidak sama-beda  sesuai dengan amal perbuatannya. Menurut keterangan, bahwa rupa bangkitnya insan tergantung amal perbuatannya. Misalnya, seseorang yang selama hidupnya serakah, maka ia akan dibangkitkan ibarat dengan monyet. seujung binatang yang identik sekali dengan keserakahan.

Sesudah dibangkitkan, kemudian umat insan dari zaman Nabi Adam sampai Nabi Muhammad digiring ke pelataran maha luas, pelataran mahsyar. Oleh lantaran itu, hari tamat zaman juga disebut sebagai yaumul mahsyar. Lalu secara bergiliran satu persatu insan dihakimi, diadili, dihitung amal perbuatanya, amal baik dan amal buruk. Hari tamat zaman disebut juga sebagai yaumul hisab (hari perhitungan amal).

Kejadian-kejadian dahsyat itu sepintas ibarat kisah fiktif bila dimaknai logika. Akan tetapi disinilah iman berperan, dimana seorang muslim wajib memercayainya, mengimaninya tanpa terkecuali. Sepantasnya jauh-jauh hari muslim mempersiapkan diri untuk menghadapi tiruana kejadian itu. Sebab tidak ada satupun makhluk yang sanggup lolos dari ketetapan Allah. Hari kiamat, sejatinya bukan untuk ditakuti, alasannya ialah tiruana itu akan terjadi dengan kehendak Allah. Tinggal menunggu waktu. Yang terpenting ialah kesiapan diri semoga kemudian ketika tamat zaman terjadi, amal perbuatan dan jejak rekam kehidupan seorang muslim cenderung baik dan menerima keselamatan nanti.

Adalah hal yang dianggap penting bahwa keimanan terhadap hari tamat zaman bukan spesialuntuk retorika dan ucapan belaka, namun harus dibuktikan dalam kehidupan nyata. Seseorang yang diberiman kepada hari tamat zaman tentu akan mempunyai beberapa ciri dalam dirinya yang tampak terperinci dalam sikap kesehariannya. Di antaranya: melakukan kewajiban sebagai hamba ('abid) yang kiprah pokoknya ialah diberibadah menyembah Allah. Dia tidak akan berani meninggalkan kewajiban shalat fardlu yang lima waktu. Bahkan Shalat Sunnah pun dilaksanakan demi Syafa'at (pertolongan) Rasulullah kelak di hari tamat zaman yang dijanjikan bagi orang-orang yang taat dan erat dengan sunnah Nabi. Begitupun, orang yang diberiman kepada hari tamat zaman akan selalu berhati-hati dalam berpikir, berbicara, dan bertindak, alasannya ialah ia waspada segala sesuatu yang dilakukannya akan dicatat oleh malaikat dan akan dipertanggungjawabankan kelak di yaumil tamat di hadapan tiruana umat manusia.

Tentu betapa rugi orang-orang yang lalai terhadap kewajiban dan ingkar terhadap hidayah Allah. Sebab mereka tidak yakin akan adanya hari pengadilan, atau mereka spesialuntuk diberiman di verbal saja dalam bentuk kata-kata dan tidak sanggup dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa pesan yang tersirat lainnya akan dikupas di lain peluang. Sementara demikian semoga bermanfaa. (asep.saepulah)


tags:
makna iman kepada hari akhir brainly
makna diberiman kepada hari akhir brainly
dalil iman kepada hari akhir
lima cara diberiman kepada hari kiamat
makna iman kepada qada dan qadar
hakikat iman kepada hari akhir
makna hari akhir
makna hari akhir menurut al quran
makalah iman kepada hari akhir beserta dalilnya
makalah iman kepada hari akhir doc
makalah iman kepada hari akhir kelas xii
makalah iman kepada hari akhir pdf
makalah hakikat iman kepada hari akhir
makalah kiamat kubra
makalah pai perihal iman kepada hari akhir
kesimpulan hari kiamat
dalil iman kepada hari akhir
pengertian iman kepada hari akhir beserta dalilnya
hikmah diberiman kepada hari akhir
mengidentifikasi diberiman kepada hari akhir
materi iman kepada hari akhir kelas xii
contoh diberiman kepada hari akhir
dalil naqli iman kepada hari akhir
makalah iman kepada hari akhir

Sumber http://www.panduankimia.net

Post a Comment for "Makna Hakiki Iman Kepada Hari Akhir"