Pengertian Seni Hias
Seni Hias
Seni hias sudah dimiliki oleh Nusantara berabad-abad silam. Hal tersebut sanggup dilihat dari benda-benda inovasi ibarat hiasan pada makam, candi, kain tenun, dan tembika. Seni hias pada awalnya dianggap sebagai penghias belaka yang dibentuk untuk tujuan keindahan. Namun bagi masyarakat Nusantara ternyata seni hias sanggup menjadi sebuah acara yang tak pernah lepas dari keyakinan yang dianutnya.
Ragam hias atau motif terbentuk dari unsur yang dipadupadankan sedemikian rupa sehingga memdiberi bentuk yang lain. Menurut jenisnya ragam hias terdiri atas dua jenis, yaitu ragam hias tunggal dan ragam hias bersambung. Ragam hias tunggal artinya komponen dari motif-motif hiasan tersebut berdiri sendiri. Sementara ragam hias sambung yakni ragam hias antara komponen satu dengan
yang lainnya selalu bersambungan dan berafiliasi erat, yang seperti menjadi untaian yang utuh.
Corak dari ragam hias yang banyak dipakai pada hasil karya seni terapan yang terdapat di Indonesia sangat beragam. Coba engkau perhatikan corak-corak ragam hias yang terdapat pada batik, keramik, ukiran, dan bangunan. Motif tersebut tersusun atas garis, bidang, bentuk, atau ruang. Berikut ini beberapa jenis motif.
a. Motif pilin, yaitu motif yang terbentuk dari aksara dasar “S” atau setengah
lingkaran. misalnya, gambar motif pada rumah Toraja.
b. Motif kait/kunci, yaitu motif yang dianggap sebagai kaki swastika atau kait
pada meander. misalnya, hiasan tenunan dari Kalimantan Tengah
c. Motif meander, yaitu motif yang terbentuk dari aksara “T” dengan susunan bolak-balik bersambungan.
d. Motif tumpal, yaitu bentuk yang terbentuk dari dasar segitiga sama kaki, berfungsi untuk hiasan pinggir ibarat motif hias sarung Jawa Timur
e. Motif swastika, yaitu motif yang dilatarbelakangi kebudayaan dan kepercayaan Tiongkok.
f. Motif awan, yaitu motif yang dilatarbelakangi kebudayaan dan kepercayaan Tiongkok berupa gulungan awan. Motif ini sanggup ditemukan pada motif Cirebonan.
Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com
Seni hias sudah dimiliki oleh Nusantara berabad-abad silam. Hal tersebut sanggup dilihat dari benda-benda inovasi ibarat hiasan pada makam, candi, kain tenun, dan tembika. Seni hias pada awalnya dianggap sebagai penghias belaka yang dibentuk untuk tujuan keindahan. Namun bagi masyarakat Nusantara ternyata seni hias sanggup menjadi sebuah acara yang tak pernah lepas dari keyakinan yang dianutnya.
Ragam hias atau motif terbentuk dari unsur yang dipadupadankan sedemikian rupa sehingga memdiberi bentuk yang lain. Menurut jenisnya ragam hias terdiri atas dua jenis, yaitu ragam hias tunggal dan ragam hias bersambung. Ragam hias tunggal artinya komponen dari motif-motif hiasan tersebut berdiri sendiri. Sementara ragam hias sambung yakni ragam hias antara komponen satu dengan
yang lainnya selalu bersambungan dan berafiliasi erat, yang seperti menjadi untaian yang utuh.
Corak dari ragam hias yang banyak dipakai pada hasil karya seni terapan yang terdapat di Indonesia sangat beragam. Coba engkau perhatikan corak-corak ragam hias yang terdapat pada batik, keramik, ukiran, dan bangunan. Motif tersebut tersusun atas garis, bidang, bentuk, atau ruang. Berikut ini beberapa jenis motif.
a. Motif pilin, yaitu motif yang terbentuk dari aksara dasar “S” atau setengah
lingkaran. misalnya, gambar motif pada rumah Toraja.
b. Motif kait/kunci, yaitu motif yang dianggap sebagai kaki swastika atau kait
pada meander. misalnya, hiasan tenunan dari Kalimantan Tengah
c. Motif meander, yaitu motif yang terbentuk dari aksara “T” dengan susunan bolak-balik bersambungan.
d. Motif tumpal, yaitu bentuk yang terbentuk dari dasar segitiga sama kaki, berfungsi untuk hiasan pinggir ibarat motif hias sarung Jawa Timur
e. Motif swastika, yaitu motif yang dilatarbelakangi kebudayaan dan kepercayaan Tiongkok.
f. Motif awan, yaitu motif yang dilatarbelakangi kebudayaan dan kepercayaan Tiongkok berupa gulungan awan. Motif ini sanggup ditemukan pada motif Cirebonan.
Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com
Post a Comment for "Pengertian Seni Hias"