Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Klasifikasi Serta Jenis-Jenis Tenaga Kerja Dalam Permasalahan Ketenagakerjaan

Berikut ini akan dijelaskan terkena ketenagakerjaan, permasalahan ketenagakerjaan, problem ketenagakerjaan, problem tenaga kerja, permasalahan tenaga kerja, artikel permasalahan ketenagakerjaan, pembagian terstruktur mengenai tenaga kerja, jenis jenis tenaga kerja, tenaga kerja terdidik, jenis tenaga kerja, tenaga kerja terlatih, tenaga kerja tidak terlatih.

Permasalahan Ketenagakerjaan

Pada dasarnya setiap insan hidup harus bekerja dan memiliki pekerjaan. Hal ini dimaksudkan biar sanggup memenuhi kebutuhan hidup baik untuk dirinya sendiri maupun untuk diri orang lain, dan atau kedua-duanya. Masalah pekerjaan ini ialah problem yang kompleks dan fokus. 

Bagi sementara orang pekerjaan ialah kaharusan alasannya memang untuk memenuhi kebutuhan dasar, sementara bagi orang lain pekerjaan ialah bentuk aktualisasi diri alasannya dengan pekerjaannya itu sanggup mengatakan siapa orang itu sebenarnya. 

Pekerjaan juga kerapkali dikaitkan dengan status sosial, contohnya orang bekerja sebagai guru atau dosen oleh masyarakat dianggap memiliki status sosial lebih tinggi dibanding dengan orang yang bekerja tukang parkir, padahal bila dilihat dari sisi penghasilan belum tentu tukang parkir pendapatannya berada di bawah profesi guru dan dosen.

Masalah pekerjaan ini menjadi sedemikian penting dikala kita membandingkan antara kebutuhan tenaga kerja dengan persediaan tenaga kerja yang ada baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. 

Apabila dilihat dari segi kuantitatif keadaan kebutuhan dan persediaan mungkin akan sama (tidak ada kelebihan dan belum sempurnanya) tetapi secara kualitatif mungkin terdapat perbedaan, hal ini dikarenakan masuknya tenaga kerja yang diperlukan ialah tenaga kerja yang memiliki tingkat keterampilan tinggi. Sehingga pada akhirnya masih akan mengakibatkan pengangguran. 

Misalnya seseorang yang sudah menamatkan studinya dalam bidang akuntansi tetapi belum pernah bekerja di bidangnya itu, maka mereka sanggup digolongkan pada tenaga kerja terdidik. 

Agar tidak terjadi ketimpangan antara kebutuhan dengan persediaan, maka perlu dilakukan langkah-langkah konkret dalam proses pembangunan.

Klasifikasi Tenaga Kerja

Pada dasarnya ketenagakerjaan sanggup diklasifikasikan minimal menjadi tiga macam yakni tenaga kerja terdidik (skill labour), tenaga kerja terlatih (trainer labour), tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour).

a. Tenaga kerja terdidik (skill labour)

Tenaga kerja terdidik (skill labour) ialah tenaga kerja yang pernah memperoleh pendidikan formal dalam bidang tertentu tetapi mereka belum pernah dilatih dalam bidang tersebut.

Tenaga kerja terdidik ini diidentikkan dengan tenaga kerja yang belum berpengalaman. Keuntungan di dalam menentukan tenaga kerja yang belum berpengalaman ini antara lain:
  1. Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif lebih murah harganya alasannya tidak memiliki kekuatan posisi tawar yang tinggi terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan.
  2. Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif banyak tersedia di masyarakat sehingga perusahaan akan lebih leluasa menentukan tenaga kerja yang dianggap memenuhi persyaratan dan berpotensi untuk sanggup ikut memajukan perusahaan.
  3. Tenaga kerja yang belum berpengalaman lebih simpel untuk dibuat dan diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya adalah:
  1. Perusahaan harus merencanakan membuat jadwal petes tertentu kepada tenaga kerja yang belum berpengalaman biar benar-benar terampil dan menguasai di bidangnya.
  2. Perusahaan harus rela mengeluarkan sejumlah uang guna membiayai jalannya jadwal petes yang sudah direncanakan.
  3. Untuk mengakibatkan tenaga kerja terdidik menjadi terlatih memerlukan proses waktu yang usang sehingga hasil yang dicapai oleh perusahaan tentu tidak menyerupai dikala merekrut tenaga kerja terlatih.

b. Tenaga kerja Terlatih (trained labour)

Yang dimaksud tenaga kerja terlatih ialah tenaga kerja yang sudah bekerja dan pernah mengikuti tes sesuai dengan bidangnya, contohnya seorang yang sudah menamatkan studinya dalam bidang akuntansi, maka mereka sanggup digolongkan sebagai tenaga kerja terlatih. 

Tenaga kerja terlatih ini sanggup disamakan dengan tenaga kerja yang sudah berpengalaman. Keuntungan dalam menentukan tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini antara lain:
  1. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman memiliki tingkat produktivitas tinggi sehingga sanggup secara eksklusif mempersembahkan pinjaman yang besar bagi perusahaan.
  2. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini tidak memerlukan petes khusus dan spesialuntuk memerlukan penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga perusahaan tidak perlu membuat jadwal petes menyerupai yang terjadi pada tenaga kerja yang belum berpengalaman.
  3. Sebagai alhasil perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya untuk petes khusus bagi tenaga kerja yang sudah berpengalaman tersebut.
Sedangkan kelemahannya ialah :
  1. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini intinya lebih susah diperoleh atau didapat alasannya jumlahnya tidak banyak.
  2. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman memiliki daya tawar tinggi terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan. melaluiataubersamaini demikian untuk mendapatkannya perusahaan harus siap mempersembahkan imbalan yang cukup besar.
  3. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman pada umumnya sudah terbentuk karakternya dan sudah jadi sehingga jikalau terjadi ketidaksesuaian dengan impian perusahaan biasanya susah untuk diarahkan dan dibelokkan.


c. Tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour)

Yang dimaksud tenaga kerja tidak terlatih ialah tenaga kerja di luar tenaga kerja terdidik dan juga tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja tidak terlatih ini ialah pecahan terbesar dari seluruh tenaga kerja yang ada.

Mereka umumnya spesialuntuk mengenyam pendidikan formal pada tataran tingkat bawah dan tidak memiliki keahlian yang memadai alasannya memang belum ada pengalaman kerja, sehingga pekerjaan yang dikerjakannyapun umumnya tidak memerlukan keahlian secara spesifik. 

Misalnya seorang pelajar (Tingkat Sekolah Dasar, Tingkat Sekolah Menengah, Tingkat Sekolah Lanjutan Atas) droup out, maka mereka sanggup digolongkan pada tenaga kerja tidak terlatih. Keuntungan di dalam menentukan tenaga kerja yang tidak terlatih antara lain:
  1. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat murah harganya alasannya di samping tidak memiliki pendidikan formal tingkat tinggi juga keterampilan yang dimiliki tidak ada. melaluiataubersamaini demikian posisi kekuatan tawar menawar menjadi sangat lemah dibanding dengan tenga kerja terdidik dan tenaga kerja terlatih.
  2. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini paling banyak tersedia di masyarakat, bahkan melebihi dari kapasitas tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga perusahaan akan sangat leluasa sekali untuk menentukan tenaga kerja yang dianggap benar-benar memenuhi persyaratan dan berkomitmen untuk ikut menyebarkan perusahaan.
  3. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat simpel untuk diarahkan sesuai tujuan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya ialah :
  1. Tenaga kerja yang tidak terlatih ini spesialuntuk sanggup menjalankan perkerjaan yang bersifat umum dan tidak memerlukan keahlian.
  2. Tenaga kerja tidak terlatih ini spesialuntuk sanggup menjalankan pekerjaan yang bersifat rutin dan umunya tingkat inisiatif daya kreativitasnya rendah sehingga bila terjadi hambatan di lapangan mereka akan merasa kesusahan untuk mencari jalan keluarnya
  3. Tenaga kerja tidak terlatih ini kurang sanggup menjalankan kiprah dan tanggungjawabannya, sehingga perlu pengawasan yang lebih teratur dari pihak perusahaan.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Klasifikasi Serta Jenis-Jenis Tenaga Kerja Dalam Permasalahan Ketenagakerjaan"