Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Dan Jenis-Jenis Konflik Serta Kekerasan Sosial Dalam Masyarakat Berdasarkan Para Ahli

Berikut ini akan kita bahas wacana konflik sosial, artikel konflik sosial, konflik sosial dalam masyarakat, pengertian konflik sosial, pengertian konflik berdasarkan para ahli, jenis konflik sosial, macam macam konflik sosial, jenis jenis konflik sosial, konflik dan kekerasan.


Konflik Sosial dalam Masyarakat

Manusia sangat bermacam-macam lantaran dipengaruhi oleh faktor ras, etnis, agama, dan status. Konflik selain banyak terjadi pada masyarakat kalangan menengah ke bawah, juga sanggup terjadi pada masyarakat yang mempunyai lapisan sosial kelas atas, contohnya konflik antaranggota dewan yang terjadi di dalam gedung MPR/DPR. 

Para pejabat yang ialah anggota dewan dari setiap fraksi atau organisasi kepartaian saling mengajukan pendapat dan mempertahankan argumentasinya dalam sidang. Untuk mencapai kemufakatan hasil sidang, tidak jarang para anggota dewan berselisih dan tidak sama pendapat. 

Sesudah Anda mengetahui beberapa pola konflik sosial yang terjadi pada masyarakat, tentunya Anda sanggup memahami bahwa konflik dalam kehidupan sosial masyarakat mempunyai jenis dan tingkatan yang tidak sama-beda. Solusi yang diambil untuk menangani konflik tersebut pun bermacam-macam sesuai dengan intensitas dampak yang akan ditimbulkannya.

Pengertian Konflik Sosial

Atas dasar pola tersebut, sanggup digaris bawahi bahwa konflik ialah proses sosial yang niscaya akan terjadi di tengah-tengah masyarakat yang dinamis. Konflik terjadi lantaran adanya perbedaan atau kesalahpahaman antara individu atau kelompok masyarakat yang satu dan individu atau kelompok masyarakat yang lainnya.

Dalam konflik niscaya ada perselisihan dan perperihalan di antara pihak-pihak yang berkonflik. Konflik sanggup dialami oleh siapa saja pada banyak sekali lapisan sosial masyarakat. Konflik sanggup dimulai dari keluarga, masyarakat sekitar, nasional, dan global. Jenis-jenis konflik pun sanggup beragam.

Untuk mendapat citra lebih luas wacana pengertian konflik, diberikut ini ialah beberapa definisi yang dikemukakan para ahli.

Robert M.Z. Lawang, menyampaikan bahwa konflik diartikan sebagai usaha untuk memperoleh hal-hal yang langka, ibarat nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya, yang tujuan mereka berkonflik itu tidak spesialuntuk memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik sanggup diartikan sebagai benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain dalam proses perebutan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial, dan budaya) yang relatif terbatas.
Kartono, beropini bahwa konflik ialah proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak sanggup diserasikan lantaran dua belah pihak yang berkonflik mempunyai tujuan, sikap, dan struktur nilai yang tidak sama, yang tercermin dalam banyak sekali bentuk sikap perlawanan, baik yang halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung, terengkauflase maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan.

Konflik yang terjadi antar individu, contohnya konflik di antara sesama mitra di sekolah. Konflik antara individu dengan kelompok, contohnya konflik antara seorang majikan dan buruhnya; atau konflik antara kelompok dan kelompok, contohnya para pedagang kaki lima dengan para petugas ketertiban. Bahkan, konflik sanggup melibatkan antarnegara, ibarat konflik antara Irak dan Amerika.

Peter Harris dan Ben Relly (1998), beropini bahwa sifat konflik yang tajam di dunia sudah berubah dalam satu dekade terakhir, baik dalam inti permasalahan maupun dalam bentuk pengekspresiannya.

Salah satu perubahan yang paling dramatis ialah pergeseran dari konflik antarnegara yang tradisional (perang antarnegara berdaulat) menuju konflik dalam negara. Konflik-konflik yang paling kejam sepanjang periode ke-20 ialah konflik antarnegara.

Akan tetapi, pada tahun 1990-an hampir tiruana konflik besar di dunia terjadi dalam negara atau konflik internal, contohnya perang saudara, pemberontakan bersenjata, gerakan separatis dengan kekerasan, dan peperangan domestik lainnya.

Anda sanggup mengidentifikasi lebih lanjut bahwa jenis konflik sosial yang terjadi di Indonesia secara umum terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai diberikut.
  1. Konflik vertikal, contohnya konflik negara versus masyarakat, buruh versus majikan.
  2. Konflik horizontal, contohnya konflik antarsuku, antaragama, dan antarmasyarakat. 

Konflik-konflik tersebut sanggup berlatar belakang ekonomi, politik, agama, kekuasaan, dan kepentingan lainnya. Apabila kita memperhatikan fenomena kehidupan sehari-hari, baik yang kita alami sendiri maupun melalui banyak sekali sumber warta di media massa (seperti surat kabar, majalah, radio, dan TV) wacana konflik, diperkirakan ada sejumlah pola konflik yang perlu diwaspadai, yaitu:
  1. konflik internal di dalam suatu masyarakat lokal;
  2. konflik antara masyarakat lokal dan pemerintah daerah;
  3. konflik masyarakat antardaerah;
  4. konflik antara dua atau lebih pemerintah daerah;
  5. konflik antara masyarakat lokal dan pemerintah sentra sebagai penyelenggara negara;
  6. konflik antara pemerintah tempat dan pemerintah pusat;
  7. konflik antarelite di pemerintah sentra yang diberimbas pada konflik masyarakat di tingkat lokal.

Oleh lantaran itu, di dalam masyarakat yang beragam perlu waspada dalam bertindak, terutama yang bekerjasama dengan duduk kasus SARA (Suku, Agama, dan Ras) yang sanggup menimbulkan konflik sehingga sanggup membahayakan stabilitas nasional. 

Adanya dominasi dalam bidang-bidang kehidupan ibarat ekonomi ataupun pemerintahan oleh suatu etnis tertentu, sanggup memancing perasaan tidak bahagia etnis lain sehingga sanggup menimbulkan benih-benih konflik dalam masyarakat.

Konflik dan Kekerasan

Berbicara wacana terjadinya konflik di masyarakat, tidak terlepas dari adanya kekerasan. Padahal, tidak tiruana konflik yang terjadi harus diakhiri dengan tindakan kekerasan. Perhatikan dua pola konflik diberikut ini.

misal 1: Anda sebagai pelajar yang selalu ingin berprestasi. Anda mencari kepuasan dalam belajar. Untuk mendapat hasil mencar ilmu yang baik, tidak jarang Anda harus berhadapan dengan perbedaan pendapat, baik dengan guru di dalam kelas maupun dengan sesama mitra di dalam sebuah diskusi. Sebagai bukti bahwa Anda tidak puas, Anda akan bertanya atau menyang gah pendapat yang dikemukakan oleh guru atau mitra Anda dengan argumen-argumen yang Anda miliki. Untuk mencari kemufakatan dalam diskusi kelas tersebut, Anda ataupun mitra Anda tidak perlu mengakhiri diskusi tersebut dengan perkelahian atau perusakan akomodasi sekolah. Guru akan menengahi perbedaan pendapat di antara Anda dan mitra Anda sehingga kemufakatan terjadi dan sanggup mengakhiri konflik tanpa ada kekerasan.
misal 2: Perperihalan yang terjadi antara kaum buruh di sebuah pabrik tekstil yang menuntut kenaikan penghasilan atau dikeluarkan nya THR (Tuntidakboleh Hari Raya). Masalah pendapatan atau penghasilan sangat bekerjasama dengan hajat kehidupan maka tidak jarang dalam mengajukan tuntutannya tersebut, para buruh melaksanakan tindak kekerasan dengan merusak akomodasi pabrik.
Berdasarkan dua pola tersebut, tentunya Anda dibutuhkan sanggup membedakan antara konflik dan kekerasan. Tidak selamanya konflik harus diakhiri oleh tindakan kekerasan lantaran kekerasan tidak sama dengan konflik. 

Konflik ialah proses sosial yang akan terus terjadi dalam masyarakat, baik individu maupun kelompok, dalam rangka perubahan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dengan cara menentang lawannya. Adapun kekerasan, ialah tanda-tanda yang muncul sebagai salah satu efek dari adanya proses sosial yang biasanya ditandai oleh adanya perusakan dan perkelahian. 

Seringkali tindakan kekerasan muncul secara impulsif pada masyarakat. Tindakan kekerasan impulsif ini tujuannya tidak jelas, kadangkala ditumpangi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin membuat kekacauan. 

Sebagai contoh, tindakan kekerasan yang dilakukan suporter sepak bola. Oknum-oknum pendukung sebuah kesebelasan sepak bola melaksanakan pengrusakan dan pembakaran fasilitas-fasilitas umum, ibarat rambu-rambu kemudian lintas dan taman kota, melempari rumah-rumah penduduk sepanjang lintasan kereta api, dan lain sebagainya.

Tindakan tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan lantaran kesebelasan yang didukungnya kalah dalam permainan. Apakah tindakan kekerasan dari para suporter membuat tim kesebelasan sepak bola tersebut menjadi menang atau wasit akan mengubah skor kalah menjadi menang? 

Jelas jawabanannya tidak mungkin. Tindakan kekerasan tersebut tidak mempunyai tujuan apapun yang tertinggal spesialuntuklah kerugian-kerugian bagi tiruana pihak. misal lain ialah tawuran antarpelajar yang akhir-akhir ini kerap terjadi. 

Tawuran antarpelajar bahkan melibatkan antar sekolah, dan tidak jarang menimbulkan kerusakan akomodasi umum, serta banyak meminta korban. Berbagai lantaran yang menyulut terjadinya tawuran tersebut memang berguaka ragam, yang pada dasarnya menjunjung tinggi solidaritas antarkawan.

Kekerasan spesialuntuk ialah salah satu indikator kerusuhan dalam menilai intensitas konflik atau perperihalan-perperihalan yang terjadi di masyarakat. Charles Lewis Taylor dan Michael C. Hudson membuat beberapa indikator dalam menggambarkan intensitas konflik yang terjadi dalam masyarakat Indonesia. Indikator-indikator tersebut ialah sebagai diberikut.

a. Demonstrasi (a Protest Demonstration)

Demonstrasi ialah sejumlah orang yang dengan tidak memakai kekerasan, kemudian mengorganisasi diri untuk melaksanakan protes terhadap suatu rezim, pemerintah, atau pimpinan dari rezim atau pemerintah tersebut; atau terhadap ideologi, kebijaksanaan, dan tindakan, baik yang sedang direncanakan maupun yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah atau pihak yang sedang berkuasa. misal gerakan mahasiswa se-Jabotabek yang menggelar demonstrasi di Gedung MPR/DPR.
 Berikut ini akan kita bahas wacana konflik sosial Pengertian dan Jenis-Jenis Konflik serta Kekerasan Sosial Dalam Masyarakat Menurut Para Ahli
Demonstrasi Mahasiswa 1998

b. Kerusuhan

Kerusuhan pada dasarnya sama dengan demonstrasi. Hal yang membedakannya ialah kerusuhan mengandung penerapan kekerasan fisik yang diikuti dengan perusakan akomodasi umum, pemukulan oleh pegawanegeri keamanan atas pelaku-pelaku kerusuhan, penerapan alat-alat pengendalian kerusuhan oleh pegawanegeri keamanan, dan penerapan banyak sekali macam senjata atau alat pemukul oleh para pelaku kerusuhan. Kerusuhan biasanya dilakukan dengan spontanitas sebagai akhir dari suatu bencana dan sikap kelompok yang kacau.

c. Serangan Bersenjata (Armed Attack)

Serangan bersenjata ialah tindakan kekerasan yang dilakukan untuk kepentingan suatu kelompok tertentu dengan tujuan melemahkan atau bahkan menghancurkan kekuasaan dari kelompok lain. 

Indikator ini ditandai oleh terjadinya pertumpahan darah, pergulatan fisik, atau perusakan akomodasi umum. Jelaslah bahwa kekerasan spesialuntuk ialah akhir dari adanya perperihalan-perperihalan atau konflik sosial. 

Konflik-konflik sosial yang terjadi tidak selamanya harus diikuti dengan kekerasan yang akan memunculkan duduk kasus baru. Banyak kerugian dan penderitaan yang akan diakibatkan apalagi kalau konflik tersebut tidak mempunyai tujuan yang berarti, pengorbanan yang dilakukan oleh pihak yang berkonflik menjadi sia-sia.

Konflik-konflik sosial yang diakhiri dengan tindakan kekerasan ibarat beberapa pola tersebut, ialah tahapan penyelesaian konflik yang paling buruk. melaluiataubersamaini kata lain kekerasan sangat rendah tingkatannya dalam mencari alternatif pemecahan duduk kasus untuk sanggup menghindari atau keluar dari konflik yang sedang terjadi.

Sebenarnya konflik yang terjadi sanggup berfungsi sebagai faktor konkret (pendukung) dan faktor negatif (perusak) bagi modal kedamaian sosial. Secara positif, konflik sanggup berfungsi sebagai pendorong tumbuhkembangnya kedamaian sosial. Namun, konflik sanggup memunculkan kekerasan yang menjurus kepada perpecahan.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Pengertian Dan Jenis-Jenis Konflik Serta Kekerasan Sosial Dalam Masyarakat Berdasarkan Para Ahli"