Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peran Dr. Sun Yat Sen Dalam Sejarah Berdirinya Sistem Pemerintahan Komunis China Sebelum Dan Sehabis Perang Dunia Ii

Berikut ini akan dijelaskan wacana pemerintahan komunis di cina, sejarah negara china, komunisme di china, sejarah komunis cina, revolusi cina, sistem pemerintahan china, sejarah china, dr sun yat sen, partai komunis china. 

Pemerintahan Komunis di Cina

Pada simpulan tahun 1949, Amerika Serikat sebagai pemimpin Blok Barat (liberal kapitalis) dikejutkan dengan sudah meluasnya dampak sosialis komunis di wilayah Asia. 

 Berikut ini akan dijelaskan wacana pemerintahan komunis di cina Peran Dr. Sun Yat Sen dalam Sejarah Berdirinya Sistem Pemerintahan Komunis China Sebelum dan Sesudah Perang Dunia II

Keterkejutan negara adikuasa Amerika Serikat disebabkan oleh kemenangan komunis di daratan Cina. Kemenangan komunis di Cina menimbulkan lahirnya negara komunis Cina dengan nama Republik Rakyat Cina (RRC).

a. Cina Sebelum Perang Dunia II

Kehidupan bangsa Cina dikatakan memasuki masa modern sehabis pemerintahannya berubah dari kekaimasukan menjadi republik untuk pertama kalinya.

Pada bulan Desember 1911 Republik Rakyat Cina terbentuk dengan Dr. Sun Yat Sen sebagai presidennya. Dinasti Manchu yang dipecundangi. 

Dr. Sun Yat Sen berusaha menyusun kekuatan kembali dengan meminta menolongan Yuan Shih Kay, mantan petinggi militer. 

Namun, Yuan Shih Kay bersimpati dengan usaha Dr. Sun Yat Sen dan berniat memmenolongnya secara diam-diam. Atas menolongan dan perjuangannya, Dr. Sun Yat Sen meminta Yuan Shih Kay menjadi Presiden Republik Cina. 

 Berikut ini akan dijelaskan wacana pemerintahan komunis di cina Peran Dr. Sun Yat Sen dalam Sejarah Berdirinya Sistem Pemerintahan Komunis China Sebelum dan Sesudah Perang Dunia II
Dr. Sun Yat Sen
Yuan Shih Kay memerintah Cina secara diktator. Hal itu tentu saja mengecewakan kelompok revolusioner yang sudah memdiberi kepercayaan Yuan Shih Kay memimpin Cina. 

Oleh lantaran itu, mereka kemudian membentuk Partai Nasional (Kuomintang) pada tahun 1913. Selanjutnya, kaum revolusioner mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahan Yuan Shih Kay. 

Namun, revolusi mengalami kegagalan sehingga pemimpinnya melarikan diri ke Jepang. Yuan Shih Kay makin bertindak tidak simpatik terhadap para pendukungnya lantaran merasa paling kuat. 

Yuan Shih Kay berkeinginan menghidupkan kembali kekaimasukan di Cina. Tentu saja impian itu diperihal para pengikutnya, terutama dari kalangan militer. 

Menjelang tahun 1916 pemerintahan di Beijing mulai melemah. Namun, militer yang menjadi inti kekuatannya di Utara masih bisa mengontrol wilayahnya. 

melaluiataubersamaini demikian, kaum militer tolong-menolong yang berkuasa di Cina Utara. Sementara itu, di Cina Selatan kaum militer meminta Dr. Sun Yat Sen untuk mendirikan pemerintahan gres dan terbentuk di Kanton pada tahun 1917. 

Pada tahun 1922 pemerintahan republik runtuh dan kaum militer yang berkuasa. oleh lantaran ada dua pemerintahan dalam satu wilayah Cina, terjadilah perang saudara. 

Pada tahun 1919 Dr. Sun Yat Sen mengadakan pembenahan terhadap Partai Nasional dengan merekrut pada mahasiswa. Pada dikala yang sama, ideologi komunis mulai menyusup di Cina dan banyak dianut mahasiswa yang berada di Beijing dan Shanghai. 

Pada tahun 1923 Uni Soviet mulai menjalin relasi dengan pemerintah Cina. Uni Soviet mengirimkan beberapa penasihatnya ke Cina untuk memmenolong kaum nasionalis. 

Uni Soviet menyarankan semoga kaum komunis dan nasionalis bersatu untuk melancarkan revolusi melawan pemerintahan militer di Utara. 

Pada tahun 1925 Dr. Sun Yat Sen meninggal dan kepemimpinannya digantikan oleh Chiang Kai-shek seorang militer. Pada tahun 1926, para pemimpin militer di Utara berhasil ditundukkan oleh orang orang nasionalis dan komunis. 

Namun, setahun kemudian, Chiang Kai-shek berbalik memusuhi kaum komunis. Pada tahun 1928 seluruh Cina berhasil disatukan dalam pemerintahan kaum nasionalis. 

Meskipun kaum nasionalis berkuasa di Cina, tolong-menolong mereka tidak bisa mengontrol seluruh wilayah Cina secara penuh. Gangguan yang dilakukan kaum komunis dan usaha aksi Jepang mewarnai masa pemerintahan kaum nasionalis. 

Kaum komunis berhasil mengonsolidasikan kekuasaannya di wilayah tengah dan selatan Cina. Namun, pada tahun 1934 Chiang Kai-shek berhasil mematahkan perlawanan kaum komunis. 

Akibat pertempuran tersebut, kaum komunis Cina mulai mengonsolidasikan kekuatannya di cuilan Utara Cina. Untuk maksud itu, Mao Zedong, pemimpin Partai Komunis Cina mengajak pengikutnya melaksanakan perjalanan panjang melalui darat untuk mencapai Provinsi Shensi di Cina Utara. 

Kegiatan itu kemudian dikenal sebagai tragedi Long March. Jepang pada tahun 1931 mulai menguasai sebagian wilayah Cina. 

Sementara itu, Chiang Kai-shek juga tidak bisa mengatasi aksi Jepang lantaran sedang bertempur melawan kaum komunis. Pada tahun 1937 Jepang hampir menguasai seluruh wilayah Cina. 

Para kaum nasionalis mengundurkan diri dari Provinsi Szechwan dan menimbulkan Chung-Ching sebagai ibu kota negara sementara. Ketika Perang Dunia II berkecamuk, Cina menggabungkan diri dalam kelompok Sekutu. 

Namun, peperangan yang usang dan menguras aneka macam sumber daya menimbulkan pinjaman rakyat Cina pada kelompok nasionalis mulai mengendur. 

Kaum komunis berilmu membaca situasi ini dan mengambil peluang memperluas pengaruhnya pada masyarakat. Akibatnya, kaum komunis berhasil merebut beberapa wilayah Cina di utara dari pemerintah pendudukan Jepang yang mulai melemah. 

Kaum komunis kemudian memperkuat pasukannya dan mengajak rakyat untuk memmenolong menyediakan masakan dan tempat perlindungan. 

Atas kebaikan penduduk di tempat pedesaan ini, kaum komunis kemudian melaksanakan revolusi sosial. Tekniknya dengan membagi-bagikan tanah kepada para petani dan penduduk pedesaan.

b. Cina Sesudah Perang Dunia II

Ketika Perang Dunia II berakhir, kaum komunis sudah berhasil menguasai wilayah Cina cuilan utara. Usaha untuk mengakhiri pertikaian di Cina sehabis Perang Dunia II juga sudah dicoba dilakukan. 

Amerika Serikat sebagai salah satu negara adikuasa berusaha menghentikan perang saudara di Cina dengan mengirim Jenderal George C. Marshall ke Cina pada tahun 1946. 

Tugasnya yakni mengusahakan penyelesaian politik antara kaum nasionalis dan kaum komunis. Namun, usaha itu mengalami kegagalan. 

Keunggulan pasukan dan strategi yang jitu dari kaum komunis dan keberhasilan revolusi sosial berhasil mengalahkan kaum nasionalis. Pasukan Mao Zedong sehabis berhasil merebut Tientsin dan Beijing pada Januari 1949 berhasil memukul mundur pasukan kaum nasionalis ke wilayah selatan. 

Pada tanggal 1 Oktober 1949 Mao Zedong memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat Cina dengan ibu kota Beijing. 

Sementara itu, Chiang Kai-shek dan para pengikutnya menyingkir ke Pulau Taiwan. Pemerintahan gres Cina ini menerima pinjaman militer dan ekonomi dari Uni Soviet. Kehadiran Cina dengan paham komunisnya tentu saja menjadi pesaing gres bagi Blok Barat. 

Kemampuan Cina membangun angkatan bersenjata dengan personal yang besar, kemampuan tenaga ahlinya yang bisa membuat bom atom, dan keberhasilannya dalam menata kepemilikan tanah (landreform) menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Blok Barat. 

Suasana Perang Dingin di wilayah Asia makin mencekam sehabis komunis Cina berusaha meluaskan pedoman Mao Zedong pada negara-negara berkembang lainnya. Cina juga mulai melancarkan kebijakan perluasan wilayah. 

Tibet yakni wilayah yang pertama terkena kebijakan perluasan Cina (1950). Kekuatan Cina juga makin mengkhawatirkan Uni Soviet dan Amerika Serikat lantaran peranannya dalam Perang Korea (1950–1953) dan klaimnya atas wilayah Taiwan. 

Hubungan serasi Cina dan Uni Soviet berakhir pada tahun 1960-an. Hal itu disebabkan Cina sangat mengecam kebijakan Uni Soviet untuk hidup berdampingan secara tenang dengan Blok Barat. 

Cina beranggapan bahwa konfrontasi dengan Barat yang menganut demokrasi liberal yakni hal yang harus terjadi. Cina bahkan menuduh Uni Soviet sudah mengkhianati komunisme. 

Oleh lantaran tragedi tersebut, semenjak tahun 1960 Uni Soviet menghentikan pengiriman para ahlinya ke Cina. Bahkan, Uni Soviet juga menolak memmenolong Cina ketika terjadi perang di perbatasan dengan India pada tahun 1962. 

Cina makin memusuhi Uni Soviet sehabis negara itu menanhadirani perjanjian kolaborasi tes kemampuan dan pemahaman persenjataan nuklir pada tahun 1963. 

Pada tahun 1966 Mao Zedong  berusaha mengembalikan Cina ke jalur revolusioner lantaran ia melihat adanya pergeseran dalam referensi hidup masyarakat Cina. Untuk memenuhi ambisinya itu, Mao Zedong melaksanakan Revolusi Kebudayaan. 

Namun, usaha ini pun mengalami kegagalan. Oleh lantaran itu, Mao Zedong memakai kekuatan militer untuk membenahi keadaan. Pada tahun 1970-an beberapa negara Barat ibarat Kanada menjalin relasi diplomatik dengan RRC. 

Pada tahun 1971 Amerika Serikat dan sekutunya mendapatkan RRC sebagai anggota PBB menggantikan Taiwan. Pada tahun 1976 Mao Zedong meninggal dunia. 

Sepeninggalnya terjadi kudeta di Cina. Kaum moderat pimpinan Hua Guofeng dan kaum radikal pimpinan Jiang Qing, janda Mao Zedong berebut kekuasaan pemerintahan. Perebutan kekuasaan itu akibatnya dimenangkan oleh kelompok moderat. 

Pada tanggal 1 Januari 1979, Cina di bawah pimpinan Deng Xiaoping membuka relasi diplomatik dengan Amerika Serikat. 

Meskipun Presiden Amerika Serikat, Richard M. Nixon pada tahun 1972 pernah mengunjungi Cina, kala itu Cina belum secara resmi menjalin relasi diplomatik. Sepeninggal Mao Zedong, bangsa Cina banyak mengalami perubahan. 

Kaum moderat yang mendominasi Partai Komunis berusaha mengurangi kekaguman dan pengultusan terhadap pemimpin besar Mao Zedong. Pemerintah Cina juga menjalin relasi dengan aneka macam negara. Mereka juga berusaha memodernisasi Cina dengan mendapatkan menolongan dari luar negeri.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Peran Dr. Sun Yat Sen Dalam Sejarah Berdirinya Sistem Pemerintahan Komunis China Sebelum Dan Sehabis Perang Dunia Ii"