Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Saja Teknik Olah Suara?

Teknik olah suara
a) Artikulasi
 Artikulasi yaitu hubungan antar otot, hubungan antara yang dikatakan dan cara mengatakanya. Artikulasi yaitu suatu ekspresi gestur yang kompleks. Dari artikulasi kita akan mengerti gestur, vokal, fisik, dan tiruana aspek bunyi. Dialog yang ditulis oleh penulis naskah menyerupai sebuah partitur musik yang penuh irama, bunyi, dan tanda yang dinamis, yang tiruana itu diharapkan untuk karakter peran.
Latihan artikulasi perlu memperhatikan bunyi bunyi yang keluar dari organ produksi suara. Bunyi bunyi yang kita kenal mencakup bunyi bunyi nasal (di rongga hidung), dan bunyi bunyi oral (di rongga mulut). Bunyi nasal muncul dikala langit-langit lembut di rongga verbal diangkat dan diturunkan, dan membuka jalan untuk fatwa udara menuju rongga hidung dan disana udara beresonansi menghasilkan bunyi. Bunyi nasal mencakup abjad m, n, ny, dan ng.

Bunyi bunyi dibagi menjadi dua, yaitu bunyi bunyi vokal dan bunyi bunyi konsonan. Bunyi vokal atau abjad hidup diproduksi dari bentuk verbal yang terbuka, contohnya a, i, u, e, o, dan diftong (kombinasi dua abjad hidup, contohnya au, ia, ai, ua dan lain-lain). Bunyi konsonan diproduksi dikala fatwa nafas dirintangi atau tertahan di mulut. Bunyi konsonan dipengaruhi oleh dimana posisi mana fatwa udara dirintangi dan berapa besar rintangannya, contohnya gutural yaitu potongan belakang lidah  menyentuh potongan belakang verbal akan menghasilkan

bunyi kebisingan yang nonverbal. Palatal belakang, yaitu potongan belakang pengecap diangkat dan bersentuhan dengan langit-langit lembut akan menghasilkan abjad menyerupai g. Palatal tengah yaitu potongan tengah pengecap diangkat dan bersentuhan dengan langit-langit keras akan menghasilkan bunyi k. Dental, yaitu pengecap dipakai bersama dengan potongan gusi belakang gigi depan di atas dan menghasilkan bunyi t. Labial, yaitu bibir potongan bawah bersatu dengan gigi potongan atas untuk membuat bunyi abjad f atau bibir dengan bibir bersatu untuk membuat bunyi abjad b. Resonansi konsonan lebih kecil tetapi lebih tajam dibanding dengan bunyi resonasi abjad hidup. Konsonan berarti berbunyi dengan, dan hal ini mengindikasikan bahwa bunyi konsonan itu sendiri tidak membuat satu suku kata tetapi harus dikombinasikan dengan abjad hidup atau vokal.

b) Diksi
Diksi berasal dari kata dictionary (engkaus), yaitu pemilihan kata untuk mengekspresikan inspirasi yang sempurna dan selaras. Diksi sanggup diartikan, kata-kata sebagai satu kesatuan arti. Di sini, diksi (diction) dimaksudkan sebagai tes mengeja atau berbicara dengan keras dan jelas. Latihan diksi berfungsi untuk memdiberi kejelasan kata yang diucapkan. Banyak pemain drama yang menyangka bahwa untuk sanggup didengar spesialuntuk perlu berbicara keras, padahal yang diharapkan tidak sekedar itu, tetapi pengucapan yang jelas. Dalam bahasa Indonesia abjad yang hampir sama pengucapannya yaitu abjad p dengan b, t dengan d, dan k dengan g. Latihan diksi dimulai dari membedakan huruf, kemudian diaplikasikan pada kata dan kalimat.

c) Intonasi
Intonasi (intonation) yaitu nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menggambarkan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara. Fungsi intonasi yaitu membuat pembicaraan menjadi menarikdanunik, tidak membosankan, dan kalimat yang diucapkan lebih memiliki makna. Intonasi berperan dalam pembentukan makna kata, bahkan sanggup mengubah makna kata.

Pemeran harus menguasai intonasi bunyi dengan baik, sebab dengan bunyi yang sempurna sanggup memberikan pesan yang terkandung dalam naskah lakon. Maka dari itu, tes penguasaan intonasi bunyi menjadi hal yang sangat penting bagi pemeran. Kekurangan atau kendala terhadap intonasi bunyi akan merugikan. Intonasi sanggup dilatih melalui jeda, tempo, timbre, dan nada

(2) Tempo
Tempo yaitu cepat lambatnya ucapan. Fungsi tempo yaitu untuk menekankan suatu kata yang kita harapkan masuk ke alam bawah sadar penonton maupun lawan bicara. Tempo dalam teater tidak menyerupai dalam musik yang sanggup dihitung atau didiberi tanda tertentu, contohnya empat perempat, tiga perempat, dua pertiga. Tempo dalam obrolan yaitu tempo yang sempurna yaitu tempo yang tumbuh dari dalam jiwa pemain drama yang diciptakan menurut kebutuhan penggambaran situasi perasaan dan kejiwaan peran.

(3) Timbre
Timbre yaitu warna bunyi yang memdiberi kesan pada kata yang diucapkan. Untuk memunculkan timbre sanggup dilakukan dengan cara memperberat atau mempeenteng tekanan suara. Penggunaan timbre bunyi yaitu untuk memperbesar gema suara. Semakin bergema dan berat suara, kesan yang ditangkap penonton yaitu kewibawaan. Semakin kecil gema dan enteng suara, kesan yang ditangkap yaitu bunyi yang tidak berwibawa.

(4) Nada
Nada yaitu tinggi rendahnya suara. Nada sangat kuat pada makna kata yang disampaikan kepada komunikan. Kata yang diucapkan sanggup berubah makna dikala nada yang dipakai tidak tepat. Misalnya kata “pergi”, dikala nada yang dipakai pada kata tersebut tidak benar sanggup bermakna tanya, menyuruh, mengusir, atau makna yang lain sesuai dengan nadanya.

Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com

Post a Comment for "Apa Saja Teknik Olah Suara?"