Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jelaskan Pengertian Wicara Dalam Seni Peran?

Wicara ialah cara berbicara dan cara mengucapkan sebuah obrolan dalam naskah lakon. Sesudah kita mengetahui dan melatih organ produksi bunyi serta penerapan diksi, artikulasi dan intonasi maka dalam mengucapkan obrolan sudah harus menggunakan elemen-elemen tersebut. Suara ialah kendaraan imajinasi aktor maupun penonton yang mendengarkan. melaluiataubersamaini bunyi dan cara berbicara pemeran, maka kiprah yang kita mainkan akan hidup dan mempunyai ciri khas. Rendra dalam bukunya Tentang Bermain Drama (1982) memdiberi catatan wacana metode ucapan. Teknik ini sangat elok untuk melatih cara mengucapkan dialog. Untuk mengecek bagaimana kualitas wicara, bisa dilakukan dengan: Teknik pertama melipat salah satu daun pendengaran dan menekankan pada kepala kemudian bebicara. Suara yang terdengar melewati getaran tulang kepala itu mendekati citra bunyi yang nyata. Teknik ini membuat anda akan terpisah dengan bunyi anda, sehingga anda bisa mereview bunyi yang anda suarakan.

Teknik yang kedua ialah dengan menggiatkan bibir atas, bibir bawah, dan lidah. Seorang calon aktor terkadang malas untuk menggerakan bibirnya alasannya kebiasaan dalam berbicara sehari-hari. Untuk itu seorang calon aktor harus rajin melatih bibir dan lidahnya semoga lebih aktif. Tekniknya dengan membaca sambil berbisik. Jika seseorang tahu apa yang dibaca dengan berbisik, berarti bibir dan pengecap sudah aktif. Teknik ini sanggup dipakai untuk melatih artikulasi. Artikulasi yang baik apabila bisa mengartikulasikan abjad hidup dan abjad mati dengan sempurna. Suara abjad hidup mempersembahkan keindahan pada bunyinya sedang bunyi abjad mati mempersembahkan kejelasan pada ucapan kita. 

Teknik yang ketiga ialah dengan menghindari kebiasaan bersuara melewati hidung. Suara yang melewati hidung tidak menhadirkan wibawa dan terkesan lucu dan menjemukan. Hidung ialah organ produksi bunyi dengan ruang resonansi kecil. melaluiataubersamaini ruang resonasi kecil bunyi tidak cukup mendapat ruang gema. Suara yang tidak bergema ialah bunyi yang kehilangan kewibawaan. Teknik yang keempat ialah menerapkan diksi dan intonasi dalam wicara. Penerapan diksi dan intonasi ini membuat kualitas bicara tidak menjemukan alasannya memunculkan irama. Selain itu, akan memunculkan makna dalam kata-kata. melaluiataubersamaini bermaknannya kata yang diucapkan, maka proses komunikasi akan berjalan dengan lancar. Kalau diksi dan intonasi lemah akan memunculkan kesalahan komunikasi.

Dalam naskah lakon, perjalanan dongeng diungkap melalui tokohnya. Dari segenap pembicaraan sanggup digali karakter masing-masing tokoh. Ada empat jenis pembicaraan dalam naskah lakon yaitu; dialog, monolog, solilokui, dan aside. Dialog ialah pembicaraan yang terjadi antara tokoh satu dengan yang lain. Dari hasil pembicaraan sanggup diketahui sikap, perilaku, gaya, dan karakter yang terlibat. melaluiataubersamaini dialog, cerita, alur, dan tangga dramatik akan bergulir. Monolog ialah berbicara sendiri secara panjang lebar. Solilokui ialah pembicaraan aktor yang meliputi ungkapan jiwa yang paling dalam atau meliputi keluh kesah seorang pemeran. Aside ialah pembicaraan yang dilakukan begitu saja oleh tokoh dalam menanggapi sebuah duduk kasus secara impulsif baik kepada diri sendiri, kepada penonton, atau dibisikkan kepada karakter lain.

Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com

Post a Comment for "Jelaskan Pengertian Wicara Dalam Seni Peran?"