Jelaskan Perihal Polarisasi?
Polarisasi yaitu insiden perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Polarimetri yaitu suatu cara analisa yang didasarkan pada pengukuran sudut putaran (optical rotation) cahaya terpolarisir oleh senyawa yang transparan dan optis aktif apabila senyawa tersebut dilewati sinar monokromatis yang terpolarisir tersebut.
Senyawa optis aktif yaitu senyawa yang sanggup memutar bidang getar sinar terpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya atom karbon asimetris atau atom C kiral dalam senyawa organik, rujukan : kuarsa ( SiO2 ), fruktosa. Sedangkan yang dimaksud dengan cahaya terpolarisasi yaitu senyawa yang memiliki satu arah getar dan arah getar tersebut tegak lurus terhadap arah rambatnya.
Cahaya monokromatik intinya memiliki bidang getar yang banyak sekali. Bila dikhayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada bidang datar. Bidang getar yang berbagai ini secara mekanik sanggup dipisahkan menjadi dua bidang getar yang saling tegak lurus.
Prinsip dasar polarimetris ini yaitu pengukuran daya putar optis suatu zat yang menjadikan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran bidang getar sinar terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu :
1. Dexro rotary (+), kalau arah putarnya ke kanan atau sesuai putaran jarum jam.
2. Levo rotary (-), kalau arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran jarum jam.
Sinar memiliki arah getar atau arah rambat kesegala arah dengan variasi warna dan panjang gelombang yang dikenal dengan sinar polikromatis. Untuk menghasilkan sinar monokromatis, maka dipakai suatu filter atau sumber sinar tertentu. Sinar monokromatis ini akan melewati suatu prisma yang terdiri dari suatu kristal yang memiliki sifat menyerupai layar yang sanggup menghalangi jalannya sinar, sehingga dihasilkan sinar yang spesialuntuk memiliki satu arah bidang getar yang disebut sebagai sinar terpolarisasi.
Jika suatu sinar dilewatkan pada suatu larutan, larutan itu akan meneruskan sinar atau komponen gelombang yang arah getarnya searah dengan larutan dan menyerap sinar yang arahnya tegak lurus dengan arah ini. Di sini larutan dipakai sebagai suatu plat pemolarisasi atau polarisator. Akhirnya sinar yang keluar dari larutan yaitu sinar yang terpolarisasi bidang.
Cahaya dalam keadaan terpolarisasi memiliki ciri-ciri sebagai diberikut :
Rotasi spesifik disimbolkan dengan [α] sehingga sanggup dirumuskan :
[α] = α / dc
Dimana :
α = besar sudut yang terpolarisasi oleh suatu larutan dengan serius c gram zat terlarut per mL larutan.
d = ialah panjang lajur larutan ( dm )
c = ialah serius ( gram/mL ).
Karena panjang gelombang yang sering dipakai yaitu 589,3 nm yaitu garis D lampu natrium dan suhu standar 20oC, maka [α]T ditulis menjadi [α].
Kadar larutan sanggup ditentukan dengan rumus :
% = 100 . α
(α) .1
melaluiataubersamaini memakai tabung yang sama maka serius atau kadar senyawa sanggup ditentukan dengan jalan membuat kurva standar.
Hal-hal yang sanggup menghipnotis sudut putar suatu larutan yaitu sebagai diberikut :
1. Jenis zat.
Masing – masing zat mempersembahkan sudut putaran yang tidak sama terhadap bidang getar sinar terpolarisir.
2. Panjang lajur larutan dan panjang tabung.
Jika lajur larutan diperbesar maka putarannya juga makin besar.
3. Suhu.
Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan lantaran zat akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akan berkurang.
4. Konsentrasi zat
Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran, kalau serius dinaikkan maka putarannya semakin besar.
5. Jenis sinar ( panjang gelombang)
Pada panjang gelombang yang tidak sama zat yang sama memiliki nilai putaran yang tidak sama.
6. Pelarut
Zat yang sama memiliki nilai putaran yang tidak sama dalam pelarut yang tidak sama.
misal : Calciferol dalam kloroform α = +52,0o sedangkan Calciferol dalam aseton α = + 82,6o
Fakta bahwa cahaya mengalami polarisasi mengatakan bahwa cahaya ialah gelombang transversal. Cahaya sanggup terpolarisasi lantaran insiden pemantulan, insiden pembiasan dan pemantulan, insiden bias kembar, insiden absorbsi selektif, dan insiden hamburan. Berikut ini .
Keterangan :
(a) Gelombang terpolarisasi linier pada arah vertical
(b) Gelombang terpolarisasi linier pada arah horizontal
(c) Gelombang takterpolarisasi Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com
Senyawa optis aktif yaitu senyawa yang sanggup memutar bidang getar sinar terpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya atom karbon asimetris atau atom C kiral dalam senyawa organik, rujukan : kuarsa ( SiO2 ), fruktosa. Sedangkan yang dimaksud dengan cahaya terpolarisasi yaitu senyawa yang memiliki satu arah getar dan arah getar tersebut tegak lurus terhadap arah rambatnya.
Cahaya monokromatik intinya memiliki bidang getar yang banyak sekali. Bila dikhayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada bidang datar. Bidang getar yang berbagai ini secara mekanik sanggup dipisahkan menjadi dua bidang getar yang saling tegak lurus.
Prinsip dasar polarimetris ini yaitu pengukuran daya putar optis suatu zat yang menjadikan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran bidang getar sinar terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu :
1. Dexro rotary (+), kalau arah putarnya ke kanan atau sesuai putaran jarum jam.
2. Levo rotary (-), kalau arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran jarum jam.
Sinar memiliki arah getar atau arah rambat kesegala arah dengan variasi warna dan panjang gelombang yang dikenal dengan sinar polikromatis. Untuk menghasilkan sinar monokromatis, maka dipakai suatu filter atau sumber sinar tertentu. Sinar monokromatis ini akan melewati suatu prisma yang terdiri dari suatu kristal yang memiliki sifat menyerupai layar yang sanggup menghalangi jalannya sinar, sehingga dihasilkan sinar yang spesialuntuk memiliki satu arah bidang getar yang disebut sebagai sinar terpolarisasi.
Jika suatu sinar dilewatkan pada suatu larutan, larutan itu akan meneruskan sinar atau komponen gelombang yang arah getarnya searah dengan larutan dan menyerap sinar yang arahnya tegak lurus dengan arah ini. Di sini larutan dipakai sebagai suatu plat pemolarisasi atau polarisator. Akhirnya sinar yang keluar dari larutan yaitu sinar yang terpolarisasi bidang.
Cahaya dalam keadaan terpolarisasi memiliki ciri-ciri sebagai diberikut :
- Gelombang ke tiruana arah dan tegak lurus arah rambatnya
- Terdiri dari banyak gelombang dan banyak arah getar
Rotasi spesifik disimbolkan dengan [α] sehingga sanggup dirumuskan :
[α] = α / dc
Dimana :
α = besar sudut yang terpolarisasi oleh suatu larutan dengan serius c gram zat terlarut per mL larutan.
d = ialah panjang lajur larutan ( dm )
c = ialah serius ( gram/mL ).
Karena panjang gelombang yang sering dipakai yaitu 589,3 nm yaitu garis D lampu natrium dan suhu standar 20oC, maka [α]T ditulis menjadi [α].
Kadar larutan sanggup ditentukan dengan rumus :
% = 100 . α
(α) .1
melaluiataubersamaini memakai tabung yang sama maka serius atau kadar senyawa sanggup ditentukan dengan jalan membuat kurva standar.
Hal-hal yang sanggup menghipnotis sudut putar suatu larutan yaitu sebagai diberikut :
1. Jenis zat.
Masing – masing zat mempersembahkan sudut putaran yang tidak sama terhadap bidang getar sinar terpolarisir.
2. Panjang lajur larutan dan panjang tabung.
Jika lajur larutan diperbesar maka putarannya juga makin besar.
3. Suhu.
Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan lantaran zat akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akan berkurang.
4. Konsentrasi zat
Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran, kalau serius dinaikkan maka putarannya semakin besar.
5. Jenis sinar ( panjang gelombang)
Pada panjang gelombang yang tidak sama zat yang sama memiliki nilai putaran yang tidak sama.
6. Pelarut
Zat yang sama memiliki nilai putaran yang tidak sama dalam pelarut yang tidak sama.
misal : Calciferol dalam kloroform α = +52,0o sedangkan Calciferol dalam aseton α = + 82,6o
Fakta bahwa cahaya mengalami polarisasi mengatakan bahwa cahaya ialah gelombang transversal. Cahaya sanggup terpolarisasi lantaran insiden pemantulan, insiden pembiasan dan pemantulan, insiden bias kembar, insiden absorbsi selektif, dan insiden hamburan. Berikut ini .
Gambar 8 Gelombang terpolarisasi dan takterpolarisasi |
Keterangan :
(a) Gelombang terpolarisasi linier pada arah vertical
(b) Gelombang terpolarisasi linier pada arah horizontal
(c) Gelombang takterpolarisasi Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com
Post a Comment for "Jelaskan Perihal Polarisasi?"