Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Kelajuan Shutter, F-Stop, Dan Pengutamaan Pada Kamera

Komponen-komponen dasar kamera ialah lensa, kotak enteng yang rapat, shutter (penutup) untuk memungkinkan lewatnya cahaya melalui lensa dalam waktu yang singkat, dan pelat atau potongan film yang peka. Gambar di bawah ini mengatakan desain atau diagram sebuah kamera sederhana.
 untuk memungkinkan lewatnya cahaya melalui lensa dalam waktu yang singkat Pengertian Kelajuan Shutter, F-Stop, dan Pemseriusan pada Kamera
Ketika shutter dibuka, cahaya dari benda luar dalam medan pandangan diseriuskan oleh lensa sebagai bayangan pada film. Film terdiri dari materi kimia yang peka terhadap cahaya yang mengalami perubahan ketika cahaya menimpanya. Pada proses pencucian, reaksi kimia menjadikan cuilan yang bermetamorfosis tak tembus cahaya sehingga bayangan terekam pada film. Benda atau film ini disebut negatif, sebab cuilan hitam mengatakan benda yang terperinci dan sebaliknya.

Proses yang sama terjadi selama pencetakan gambar untuk menghasilkan gambar “positif” hitam dan putih. Film berwarna memakai tiga materi celup yang ialah warna-warna primer. Kalian juga sanggup melihat bayangan dengan membuka cuilan belakang kamera dan memandang melalui secarik tissue atau kertas lilin (di mana bayangan sanggup terbentuk) yang diletakkan pada posisi film dengan shutter terbuka.

Just Info!
Pada tahun 1925, Leits Company dari Jerman membuat kamera pertama yang memakai film berukuran 35 mm. Berkat film tersebut, kamera dibentuk kecil dan ekonomis.

Ada tiga penyetelan utama pada kamera dengan kualitas yang baik, yaitu kecepatan shutter, f-stop, dan pemseriusan. Pada ketika ini, walaupun banyak kamera dengan sistem penyetelan secara otomatis, pemahaman terkenanya akan mempunyai kegunaan untuk memakai kamera apa pun dengan efektif. Untuk hasil yang khusus dan kualitas tinggi, kamera yang memungkinkan penyetelan manual harus dimiliki.

1. Kelajuan Shutter
Kelajuan shutter mengacu pada berapa usang epilog kamera (shutter) dibuka dan film terbuka. Laju ini sanggup bervariasi dari satu detik atau lebih (“waktu pencahayaan”) sampai 1.000/1 detik atau lebih kecil lagi. Untuk menghindari pengaburan sebab gerak kamera, laju yang lebih cepat dari 100/1 detik biasanya digunakan. Jika benda bergerak, laju shutter yang lebih tinggi diperlukan untuk “menghentikan” gerak tersebut.

Umumnya shutter berada persis di belakang lensa, sedangkan pada kamera SLR (single-lens reflex /refleks lensa tunggal) ialah shutter “bidang serius”, yang ialah tirai tidak tembus cahaya persis di depan film yang bukaannya sanggup bergerak cepat melintasi film untuk mendapatkan cahaya.

2. F-Stop
Banyaknya cahaya yang mencapai film harus dikendalikan dengan hati-hati untuk menghindari belum sempurnanya cahaya (terlalu sedikit cahaya sehingga yang terlihat spesialuntuk benda yang paling terang) atau kelebihan cahaya (terlalu banyak cahaya, sehingga tiruana benda terperinci tampak sama, tanpa adanya kesan kontras dan kesan “tercuci”.

Untuk mengendalikan bukaan, suatu “stop” atau diafragma mata, yang bukaannya dengan diameter variabel, diletakkan di belakang lensa. Ukuran bukaan bervariasi untuk mengimbangi hari-hari yang terperinci atau petang, kepekaan film yang digunakan, dan kecepatan shutter yang tidak sama. Ukuran bukaan diatur dengan f-stop, didefinisikan sebagai:
f-stop
=
f
D

melaluiataubersamaini f-stop ialah panjang serius lensa dan D ialah diameter bukaan. misalnya, kalau lensa dengan panjang serius 50 mm mempunyai bukaan D = 25 mm, maka lensa tersebut diatur pada f/2. Bila lensa diatur pada f/8, bukaan spesialuntuk 61/4 mm (50 ÷ 61/4 = 8).

3. Pemseriusan

Pemseriusan ialah peletakan lensa pada posisi yang benar relatif terhadap film untuk mendapatkan bayangan yang paling tajam. Jarak bayangan minimum untuk benda di jarak tak berhingga ( ) dan sama dengan panjang serius. Untuk benda-benda yang lebih dekat, jarak bayangan lebih besar dari panjang serius, sesuai dengan persamaan atau rumus lensa 1/f = 1/s + 1/s .

Untuk memseriuskan benda-benda dekat, lensa harus dijauhkan dari film, hal ini biasanya dilakukan dengan memutar sebuah gelang pada lensa. Jika lensa terserius pada benda dekat, bayangan tajam dari benda itu akan terbentuk, tetapi benda yang jauh mungkin akan kabur, tampak ibarat pada Gambar diberikut ini.
 untuk memungkinkan lewatnya cahaya melalui lensa dalam waktu yang singkat Pengertian Kelajuan Shutter, F-Stop, dan Pemseriusan pada Kamera
Berkas-berkas dari titik pada benda jauh akan berada di luar serius, dan membentuk bulat pada film. Benda jauh akan menghasilkan bayangan yang terdiri atas lingkaran-lingkaran yang bertumpang-tindih dan akan kabur. Lingkaran-lingkaran ini disebut lingkaran kebingungan. Agar benda erat dan jauh terlihat tajam pada ketika yang sama sanggup diperoleh dengan mengatur serius lensa pada posisi pertengahan.

Untuk pengaturan jarak tertentu, ada kimasukan jarak di mana lingkaran-lingkaran tersebut akan cukup kecil, sehingga bayangan akan cukup tajam. Kimasukan ini disebut kedalaman medan. Untuk pilihan diameter bulat kebingungan tertentu sebagai batas atas (biasanya diambil 0,03 mm untuk kamera 35 mm), kedalaman medan bervariasi terhadap bukaan lensa.

Faktor lain juga memengaruhi ketajaman bayangan, antara lain kekamasukan film, difraksi, dan aberasi lensa yang bekerjasama dengan kualitas lensa itu sendiri. Berdasarkan panjang serius dan ukuran film, lensa kamera dibedakan menjadi normal, telefoto, dan sudut lebar. Lensa normal adalah lensa yang menutup film dengan medan pandangan yang kira-kira sama dengan pandangan normal. Lensa normal untuk film 35 mm mempunyai panjang serius dalam jarak 50 mm.

Lensa telefoto berfungsi ibarat teleskop untuk memperbesar bayangan. Lensa ini mempunyai panjang serius yang lebih panjang dari lensa normal, ketinggian bayangan untuk jarak benda tertentu sebanding dengan jarak bayangan, dan jarak bayangan akan lebih besar untuk lensa dengan panjang serius yang lebih besar. Untuk benda-benda jauh, tinggi bayangan hampir sebanding dengan panjang serius. Bila lensa telefoto 200 mm yang digunakan pada kamera 35 mm menghasilkan perbemasukan 4× lensa normal 50 mm.

Lensa sudut lebar memiliki panjang serius yang lebih pendek dari normal, medan pandang yang lebar akan tercakup dan benda-benda tampak lebih kecil. Lensa zoom memiliki panjang serius yang sanggup diubah, sehingga kita tampak mendekati atau menjauhi objek sewaktu mengubah panjang serius.

Dua jenis sistem pandangan umum digunakan pada kamera-kamera ketika ini. Umumnya, kalian melihat melalui jendela kecil persis di atas lensa ibarat skema/diagram kamera sederhana pada gambar sebelumnya. Pada kamera refleks lensa tunggal (single-lens reflex/SLR), kalian secara aktual/nyata memandang melalui lensa dengan memakai prisma dan cermin, ibarat tampak pada gambar diberikut.
 untuk memungkinkan lewatnya cahaya melalui lensa dalam waktu yang singkat Pengertian Kelajuan Shutter, F-Stop, dan Pemseriusan pada Kamera
Sebuah cermin tergantung pada sudut 45o di belakang lensa dan mengangkat persis sebelum shutter terbuka. SLR memilki laba besar bahwa kalian akan melihat hampir sama dengan apa yang kalian lihat di film.

William Fox Talbot (1800-1877)
Hampir seribu tahun yang kemudian ilmuwan Arab Alhazen mengambarkan bagaimana bayangan gambar Matahari sanggup dibentuk di dalam ruangan yang dipetangkan. Menjelang tahun 1660, orang sudah membuat kamera obscura yang dapt dibawa ke mana-mana yang dilengkapi dengan lensa, layar kertas, dan alat pemserius. Baru 150 tahun kemudian Joseph Niepce menemukan cara untuk merekam cahaya sehingga fotografi yang bekerjsama pun lahir.

Kamera modern memakai metode yang dirintis pada tahun 1830-an oleh William Fox Talbot. Ia mencelupkan kertas ke dalam klorida perak yang bermetamorfosis bewarna petang kalau terdedah ke udara. Ketika ia membiarkan cahaya jatuh ke kertas itu, timbul gambar negatif. melaluiataubersamaini memakai metode yang sama, ia sanggup membuat cetakan positif.

Sumber https://www.fisikabc.com/

Post a Comment for "Pengertian Kelajuan Shutter, F-Stop, Dan Pengutamaan Pada Kamera"