Jelaskan Dan Sebutkan Misalnya Tari Upacara Ritual Yang Bersifat Sakral Dan Magis?
Tari Upacara Ritual yang Bersifat Sakral
Tarian jenis ini ialah tarian suci dan keramat (sakral). Salah satu pola tari upacara ritual yang bersifat sakral ialah Tari Ngalage. Seperti pada upacara perayaan pguan padi di Jawa barat, Tari Ngalage ialah tarian sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Dewi Padi Pohaci Sang Hyang Sri. Dalam upacara tersebut, setumpuk padi diarak ke balai desa. Iring- ienteng tadi dilampaui penari pembawa umbulumbul warna-warni. Ienteng yang terdepan ialah umbulumbul terutama memakai warna merah putih sebagai lambang dua sisi sifat yang berlawanan, yaitu baik buruk, susah senang, dan dunia akhirat. Iring-ienteng tersebut terdiri atas para pemikul padi dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga akan menjadikan bunyi yang makin usang makin ramai dan membuat semangat iring-ienteng alasannya ialah umumnya jarak ke balai desa tidak mengecewakan jauh.
Di belakang barisan pemikul padi tersebut, ada lagi rombongan yang membawa alat-alat pertanian dan pembawa angklung serta alat tabuh dog-dog lojor. Kemudian, angklung serta dogdog lojor itu dibunyikan pada tempat-tempat tertentu di sepanjang perjalanan mereka. Sesudah datang di balai desa, barulah mereka mempertunjukkan keahlian menari sambil memainkan empat buah dogdog dan sembilan buah angklung.
Tari Rokatenda dari Flores juga mengatakan lisan ungkapan rasa syukur alasannya ialah hasil pguan yang melimpah ruah. Tari ini dibawakan oleh penari muda-mudi kawasan Ende, Flores, dan Nusa Tenggara Timur. Tari Mon dari Irian Jaya juga ialah tari upacara ritual yang bersifat sakral. Tarian tersebut dibawakan oleh penari perempuan yang duduk melingkari pohon tempat arwah. Mereka dilingkari oleh para penari laki-laki dengan posisi berdiri. Tarian ini ialah tarian pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
Tari Upacara Ritual yang Bersifat Magis
Tarian ini berafiliasi dengan hal-hal mistik (magis). Salah satu pola tarian upacara yang bersifat magis ialah Tari Sang Hyang Jaran dari Bali. Tarian ini sebagai ungkapan ajakan keselamatan, yang mengandung unsur magis dengan menginjak-injak bara api, membawa simbol kuda dibentuk dari jerami, dan penari bergerak kerawuhan/trance. Dipercaya kekuatan magis menjadi faktor penguat relasi komunikasi dengan sang Dewa. Tari Sang Hyang ialah tari upacara keagamaan sebagai cara insan membentengi dirinya dan menolak ancaman dari alam atau faktor lain. Pembawaan penari tidak sadarkan diri memang menjadi mayoritas dalam tari sejenis. Dalam keadaan trance, penari memiliki kekuatan dan keahlian di luar kemampuan insan pada umumnya. Kesempatan inilah yang dipakai untuk meminta sesuatu kepada Sang Hyang sesuai dengan apa yang diperlukan masyarakat Bali.
misal tarian lainnya yaitu Tari Warung Kelumbut dari Sumba Timur. Tari ini ialah perwujudan iman kepada hewan totem oleh masyarakat setempat. Masyarakat Kecamatan Merabu menarikdanunikan tarian ritual magis ini dengan menjiplak hewan totemnya. Masyarakat percaya bahwa insan dan hewan sanggup hidup berdampingan sehingga ada persatuan yang bersifat mistis yang sanggup menjaga satu sama lain, tidak saling merusak dan mengganggu. Jika terjadi persatuan mistis, insan akan kerasukan atau tak sadar diri. Tari Sintren ialah tarian bersifat magis yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tari ini menampilkan seorang penari yang sekujur tubuhnya diikat tali, lalu ditutup kurungan ayam yang ditutupi kain. Hanya dalam beberapa ketika ketika kurungan ayam dibuka, penari tadi sanggup melepaskan diri dari ikatan. Kemudian, ia menari dalam keadaan tidak sadarkan diri. Selama tarian berlangsung, penari akan terkulai lemas apabila penonton melempari uang logam ke arahnya. Tarian lain ini bersifat magis, tetapi bukan ialah tarian upacara keagamaan. Tarian yang bersifat magis lain, contohnya Tari Kuda Kepang dan Tari Piring. Pada bab tertentu dalam Tari Piring, penari menginjak piring menjadi potongan kecila Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com
Tarian jenis ini ialah tarian suci dan keramat (sakral). Salah satu pola tari upacara ritual yang bersifat sakral ialah Tari Ngalage. Seperti pada upacara perayaan pguan padi di Jawa barat, Tari Ngalage ialah tarian sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Dewi Padi Pohaci Sang Hyang Sri. Dalam upacara tersebut, setumpuk padi diarak ke balai desa. Iring- ienteng tadi dilampaui penari pembawa umbulumbul warna-warni. Ienteng yang terdepan ialah umbulumbul terutama memakai warna merah putih sebagai lambang dua sisi sifat yang berlawanan, yaitu baik buruk, susah senang, dan dunia akhirat. Iring-ienteng tersebut terdiri atas para pemikul padi dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga akan menjadikan bunyi yang makin usang makin ramai dan membuat semangat iring-ienteng alasannya ialah umumnya jarak ke balai desa tidak mengecewakan jauh.
Di belakang barisan pemikul padi tersebut, ada lagi rombongan yang membawa alat-alat pertanian dan pembawa angklung serta alat tabuh dog-dog lojor. Kemudian, angklung serta dogdog lojor itu dibunyikan pada tempat-tempat tertentu di sepanjang perjalanan mereka. Sesudah datang di balai desa, barulah mereka mempertunjukkan keahlian menari sambil memainkan empat buah dogdog dan sembilan buah angklung.
Tari Rokatenda dari Flores juga mengatakan lisan ungkapan rasa syukur alasannya ialah hasil pguan yang melimpah ruah. Tari ini dibawakan oleh penari muda-mudi kawasan Ende, Flores, dan Nusa Tenggara Timur. Tari Mon dari Irian Jaya juga ialah tari upacara ritual yang bersifat sakral. Tarian tersebut dibawakan oleh penari perempuan yang duduk melingkari pohon tempat arwah. Mereka dilingkari oleh para penari laki-laki dengan posisi berdiri. Tarian ini ialah tarian pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
Tari Upacara Ritual yang Bersifat Magis
Tarian ini berafiliasi dengan hal-hal mistik (magis). Salah satu pola tarian upacara yang bersifat magis ialah Tari Sang Hyang Jaran dari Bali. Tarian ini sebagai ungkapan ajakan keselamatan, yang mengandung unsur magis dengan menginjak-injak bara api, membawa simbol kuda dibentuk dari jerami, dan penari bergerak kerawuhan/trance. Dipercaya kekuatan magis menjadi faktor penguat relasi komunikasi dengan sang Dewa. Tari Sang Hyang ialah tari upacara keagamaan sebagai cara insan membentengi dirinya dan menolak ancaman dari alam atau faktor lain. Pembawaan penari tidak sadarkan diri memang menjadi mayoritas dalam tari sejenis. Dalam keadaan trance, penari memiliki kekuatan dan keahlian di luar kemampuan insan pada umumnya. Kesempatan inilah yang dipakai untuk meminta sesuatu kepada Sang Hyang sesuai dengan apa yang diperlukan masyarakat Bali.
misal tarian lainnya yaitu Tari Warung Kelumbut dari Sumba Timur. Tari ini ialah perwujudan iman kepada hewan totem oleh masyarakat setempat. Masyarakat Kecamatan Merabu menarikdanunikan tarian ritual magis ini dengan menjiplak hewan totemnya. Masyarakat percaya bahwa insan dan hewan sanggup hidup berdampingan sehingga ada persatuan yang bersifat mistis yang sanggup menjaga satu sama lain, tidak saling merusak dan mengganggu. Jika terjadi persatuan mistis, insan akan kerasukan atau tak sadar diri. Tari Sintren ialah tarian bersifat magis yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tari ini menampilkan seorang penari yang sekujur tubuhnya diikat tali, lalu ditutup kurungan ayam yang ditutupi kain. Hanya dalam beberapa ketika ketika kurungan ayam dibuka, penari tadi sanggup melepaskan diri dari ikatan. Kemudian, ia menari dalam keadaan tidak sadarkan diri. Selama tarian berlangsung, penari akan terkulai lemas apabila penonton melempari uang logam ke arahnya. Tarian lain ini bersifat magis, tetapi bukan ialah tarian upacara keagamaan. Tarian yang bersifat magis lain, contohnya Tari Kuda Kepang dan Tari Piring. Pada bab tertentu dalam Tari Piring, penari menginjak piring menjadi potongan kecila Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com
Post a Comment for "Jelaskan Dan Sebutkan Misalnya Tari Upacara Ritual Yang Bersifat Sakral Dan Magis?"