Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Letak, Peninggalan Dan Silsilah Kerajaan Banjar, Salah Satu Kesultanan Islam Di Kalimantan

Berikut ini akan dijelaskan terkena kerajaan-kerajaan islam di kalimantan, kerajaan islam di kalimantan, nama kerajaan islam di kalimantan, kerajaan banjar, kesultanan banjar, perang banjar, peninggalan kerajaan banjar, raja banjar, lokasi kerajaan banjar, usaha pangeran antasari, silsilah kerajaan banjar, sultan banjar, pangeran hidayatullah, kerajaan banjar di kalimantan, letak kerajaan banjar, silsilah raja banjar, perang banjar dipimpin oleh, perlawanan rakyat banjar, perlawanan banjar.

Kerajaan Banjar (Banjarmasin)

Kerajaan Banjar (Banjarmasin) terdapat di tempat Kalimantan Selatan yang muncul semenjak kerajaan-kerajaan bercorak Hindu yaitu Negara Dipa, Daha, dan Kahuripan yang berpusat di tempat hulu Sungai Nagara di Amuntai. 

 Berikut ini akan dijelaskan terkena kerajaan Letak, Peninggalan dan Silsilah Kerajaan Banjar, Salah Satu Kesultanan Islam di Kalimantan
Mesjid peninggalan Kesultanan Banjar,
Kesultanan Islam di Kalimantan
Kerajaan Nagara Dipa masa pemerintahan Putri Jungjung Buih dan patihnya Lembu Amangkurat, pernah mengadakan korelasi dengan Kerajaan Majapahit. 

Mengingat imbas Majapahit sudah hingga di tempat Sungai Nagara, Batang Tabalung, Barito, dan sebagainya tercatat dalam kitab Nagarakertagama. 

Hubungan tersebut juga dibuktikan dalam dongeng Hikayat Banjar dan Kronik Banjarmasin. Pada waktu menghadapi peperangan dengan Daha, Raden Samudera minta menolongan Kerajaan Demak sehingga menerima kemenangan. 

Sejak itulah Raden Samudera menjadi pemeluk agama Islam dengan gelar Sultan Suryanullah. Yang mengajarkan agama Islam kepada Raden Samudera dengan patih-patih serta rakyatnya yaitu seorang penghulu Demak. 

Proses Islamisasi di tempat itu, berdasarkan A.A. Cense, terjadi sekitar 1550 M. Sejak pemerintahan Sultan Suryanullah, Kerajaan Banjar atau Banjarmasin meluaskan kekuasaannya hingga Sambas, Batanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan Sambangan. 

Sebagai tanda tempat takluk biasanya pada waktu-waktu tertentu mengirimkan upeti kepada Sultan Suryanullah sebagai penguasa Kerajaan Banjar. 

Sesudah Sultan Suryanullah wafat, beliau digantikan oleh putra tertuanya dengan gelar Sultan Rahmatullah. Ketika menjabat sebagai raja, beliau masih mengirimkan upeti ke Demak, yang pada waktu itu sudah menjadi Kerajaan Pajang. 

Sesudah Sultan Rahmatullah, yang memerintah Kerajaan Banjarmasin yaitu seorang putranya yang bergelar Sultan Hidayatullah. 

Pengganti Sultan Hidayatullah yaitu Sultan Marhum Panambahan atau dikenal dengan gelar Sultan Mustain Billah yang pada masa pemerintahannya berupaya memindahkan ibu kota kerajaan ke Amuntai. 

Ketika memerintah pada awal kala ke-17 Sultan Mustain Billah ditakuti oleh kerajaan-kerajaan sekitarnya dan beliau sanggup menghimpun lebih kurang 50.000 prajurit. 

Demikian kuatnya Kerajaan Banjar sehingga sanggup membendung imbas politik dari Tuban, Arosbaya, dan Mataram, di samping menguasai daerah-daerah kerajaan di Kalimantan Timur, Tenggara, Tengah, dan Barat. 

Pada kala ke-17 di Kerajaan Banjar ada seorang ulama besar yang berjulukan Muhammad Arsyad ibn Abdullah al-Banjari (1710-1812) lahir di Martapura. 

Atas biaya kesultanan masa Sultan Tahlil Allah (1700-1745) pergi berguru ke Haramayn selama beberapa tahun. 

Sekembalinya dari Haramayn beliau mengajarkan fikih atau syariah, dengan kitabnya Sabîl al-Muhtadîn. Ia mahir di bidang tasawuf dengan karyanya Khaz al-Ma’rifah. 

Mengenai riwayat, anutan dan guru-guru serta kitab-kitab hasil karyanya secara panjang lebar sudah dibicarakan oleh Azyumardi Azara dalam Jaenteng Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. 

Sejak wafatnya Sultan Adam, pada 1 November 1857, pergantian sultan-sultan mulai dicampuri oleh kepentingan politik Belanda sehingga terjadi perperihalan-perperihalan antara keluarga raja, terlebih setelah dihapuskannya Kerajaan Banjar oleh Belanda. 

Perlawanan-perlawanan terhadap Belanda itu terus-menerus dilakukan terutama antara tahun 1859-1863, antara lain oleh Pangeran Antasari, Pangeran Demang Leman, Haji Nasrun dan lainnya. Perlawanan terhadap penjajah Belanda itu bergotong-royong terus dilakukan hingga tahun-tahun selanjutnya.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Letak, Peninggalan Dan Silsilah Kerajaan Banjar, Salah Satu Kesultanan Islam Di Kalimantan"