Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Kerajaan Wajo Atau Kerajaan Bugis Sebagai Salah Satu Kerajaan Islam Di Sulawesi

Berikut ini akan dijelaskan terkena kerajaan kerajaan islam di sulawesi, kerajaan islam di sulawesi, islam di sulawesi, kerajaan wajo, kerajaan bugis, sejarah bugis, arung palakka, aru palaka, arung palakka raja bone, perjanjian bongaya, isi perjanjian bongaya 1667, sultan hasanudin.

Kerajaan Wajo

Berita wacana tumbuh dan berkembangnya Kerajaan Wajo terdapat pada sumber hikayat lokal. Di hikayat lokal tersebut ada dongeng yang menghubungkan wacana pendirian Kampung Wajo yang didirikan oleh tiga orang anak raja dari kampung tetangga Cinnotta’bi 

yaitu berasal dari keturunan tuhan yang mendirikan kampung dan menjadi raja-raja dari ketiga bab (limpo) bangsa Wajo: Bettempola, Talonlenreng, dan Tua. 

Kepala keluarga dari mereka menjadi raja di seluruh Wajo dengan gelar Batara Wajo. Batara Wajo yang ketiga dipaksa turun tahta alasannya yaitu kelakuannya yang jelek dan dibunuh oleh tiga orang Ranreng. 

Menarik perhatian kita bahwa semenjak itu raja-raja di Wajo tidak lagi turun temurun tetapi melalui pemilihan dari seorang keluarga raja menjadi arung-matoa artinya raja yang pertama atau utama. 

Selama keempat arung-matoa dewan pangreh-praja diperluas dengan tiga pa’betelompo (pendukung panji), 30 arung-ma’bicara (raja hakim), dan tiga duta, sehingga jumlah anggota dewan berjumlah 40 orang. 

Mereka itulah yang tetapkan segala perkara. Kerajaan Wajo memperluas tempat kekuasaannya sehingga menjadi Kerajaan Bugis yang besar. 

Wajo pernah bersekutu dengan Kerajaan Luwu dan bersatu dengan Kerajaan Bone dan Soppeng dalam perjanjian Tellum Pocco pada 1582. Wajo pernah ditaklukan Kerajaan Gowa dalam upaya memperluas Islam dan pernah tunduk pada 1610. 

Di samping itu diceritakan pula dalam hikayat tersebut bahwa bagaimana Dato’ ri Bandang dan Dato’ Sulaeman mempersembahkan pelajaran agama Islam terhadap raja-raja Wajo dan rakyatnya dalam duduk kasus kalam dan fikih. 

Pada waktu itu di Kerajaan Wajo dilantik pejabat-pejabat agama atau syura dan yang menjadi kadi pertama di Wajo ialah konon seorang wali dengan mukjizatnya saat berziarah ke Mekkah. 

Diceritakan bahwa di Kerajaan Wajo selama 1612 hingga 1679 diperintah oleh sepuluh orang arung-matoa. Persekutuan dengan Gowa pada suatu waktu diperkuat dengan mempersembahkan menolongan dalam peperangan tetapi berulangkali Gowa juga mencampuri urusan pemerintah Kerajaan Wajo. 

Kerajaan Wajo sering pula memmenolong Kerajaan Gowa pada peperangan gres dengan Kerajaan Bone pada 1643, 1660, dan 1667. 

Kerajaan Wajo sendiri pernah ditaklukkan Kerajaan Bone tetapi alasannya yaitu didesak maka Kerajaan Bone sendiri takluk kepada Kerajaan Gowa-Tallo. 

Perang besar-bemasukan antara Kerajaan Gowa-Tallo di bawah Sultan Hasanuddin melawan VOC pimpinan Speelman yang menerima menolongan dari Aru Palaka dari Bone berakhir dengan perjanjian Bongaya pada 1667

Sejak itu terjadi penyerahan Kerajaan Gowa pada VOC dan disusul pada 1670 Kerajaan Wajo yang diserang tentara Bone dan VOC sehingga jatuhlah ibukota Kerajaan Wajo yaitu Tosora. 

Arung-matoa to Sengeng gugur. Arung-matoa penggantinya terpaksa menanhadirani perjanjian di Makassar wacana penyerahan Kerajaan Wajo kepada VOC.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Sejarah Kerajaan Wajo Atau Kerajaan Bugis Sebagai Salah Satu Kerajaan Islam Di Sulawesi"