Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jelaskan Jenis-Jenis Puisi Usang Dan Sebutkan Contohnya?

Berdasarkan bentuknya, puisi dibedakan atas puisi konvensional (lama) dan puisi inkonvensional (modern). Puisi konvensional (lama) ialah jenis puisi yang masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam setiap bait, dan jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas puisi sangat diperhatikan. Dalam hal ini, yang tergolong di dalamnya ialah jenis-jenis puisi lama, contohnya pantun, syair, gurindam, bidal, talibun dan banyak lagi yang lainnya. Sedangkan puisi inkonvensional ialah jenis puisi yang tidak terikat oleh pengaturan dalam penciptaan puisi. Meskipun demikian, dalam kedua bentuk puisi tersebut tetap terkandung ritme, rima, dan musikalitas (Waluyo, 2003). sepertiyang sudah disebutkan di atas bahwa puisi usang adalahpuisi yang terikat banyak sekali hukum baik dari segi substansi maupun dari segi sistematika penulisan. Berikut ini akan dijelaskan satu per satu pola dari jenis-jenis puisi lama.

1. Pantun
Pantun ialah salah satu bentuk puisi usang di Indonesia yang dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu. Sebuah puisi dikatakan sebuah pantun, apabila mempunyai karakteristik sebagai diberikut.
 Tiap bait biasanya terdiri dari empat baris (a-b-a-b).
* Tiap baris biasanya terdiri dari empat kata.
* Baris pertama dan kedua meliputi sampiran, baris ketiga dan keempat meliputi isi.

misal
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam lampau belum lagi sembuh

2. Syair
Syair ialah puisi usang yang diberirama. Syair disampaikan dalam bentuk rangkap dan menjadi kegemaran masyarakat Melayu lama. Syair tidak mempunyai pengarang khusus. Syair dianggap milik bersama oleh masyarakat Melayu lama. Secara umum syair mempunyai karakteristik sebagai diberikut.
* Syair terdiri dari 4 baris lengkap.
* Syair tidak mempunyai maksud.
* Setiap baris dalam syair mempunyai makna yang berkaitan dengan baris-baris terlampau.
   Sebuah syair biasanya menceritakan suatu kisah.
* Bilangan perkataan dalam setiap baris ialah sama yaitu 4 kata dan 8-12 kata dalam satu baris.
* Tema-tema yang dipakai ialah romantik, sejarah, perumpamaan dan keagamaan.
misal
Dengarlah adik, kakak berpesan
Jangan adik berdasarkan perasaan
Pilih pasangan hendak fikirkan
Baik jelek harap bedakan

3. Gurindam
Gurindam, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai ragam sastra Indonesia (lama) yang meliputi dua baris yang mengandung petuah atau nasihat. Umumnya baris pertama
mencakupkan semacam soal, duduk kasus atau perjanjian. Sedangkan baris kedua mencakupkan jawabanan atau akhir dari duduk kasus pada baris pertama.
misal
Baik-baik menentukan kawan
Salah-salah sanggup menjadi lawan

4. Bidal
Bidal ialah jenis peribahasa yang mempunyai arti lugas, mempunyai rima dan irama, sehingga sering digolongkan ke dalam bentuk puisi. Dalam kesusastraan Melayu, bidal yang mengandung kiasan, sindirin atau pengertian tertentu. Bidal termasuk salah satu jenis sastra yang tertua. Secara teoritis,
makna bidal seringkali disamakan dengan pepatah atau ungkapan. Dalam kehidupan sehari-hari, bidal mempunyai fungsi sebagai diberikut.

Sebagai media komunikasi.
* Sebagai media pengajaran dan pendidikan.
* Sebagai media untuk mengKoreksi.
* Sebagai media untuk mengontrol dalam masyarakat.
* Sebagai media untuk mengatakan kebijaksanaan.
* Sebagai media untuk melihat dan mengukur status seseorang.
misal
Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau.
Ada ubi ada talas, ada kecerdikan ada balas.
Tulus tangan dilakukan, lulus kata dilangkahkan.

5. Talibun
Talibun ialah bentuk puisi lama, hampir sama dengan pantun alasannya terdapat sampiran dan isi, dalam kesusastraan Indonesia yang mempunyai jumlah baris lebih dari 4 (mulai 6-20 baris) dan mempunyai persamaan suara pada final baris. Secara umum talibun mempunyai karakteristik sebagai diberikut.
* Merupakan sejenis puisi bebas.
* Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menunjukan pemerian.
* Substansinya berdasarkan suatu kasus yang diceritakan secara rinci.
* Tiada pembayang, setiap rangkap sanggup menunjukan suatu keseluruhan cerita.
* Menggunakan puisi lain dalam pembentukannya.
* Gaya bahasa yang luas dan lugas.
* bekerja sebagaimana mestinya untuk menunjukan suatu perkara.
* Bahan penting dalam pengkaryaan dongeng pelipur lara.

Ada banyak tema yang dipakai dalam menciptakan
talibun. Berikut ini ialah tema-tema yang sering digunakan.
Berikut tema-tema yang ada dalam talibun.
* Menceritakan kebemasukan suatu tempat.
* Menceritakan keajaiban suatu benda.
* Menceritakan kehebatan/kecantikan seseorang.
* Menceritakan perbuatan dan perilaku manusia.
misal
Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi tampak
Budak-budak dua kali juga
Orang muda pulang bertandang
Orang renta berkasih pulas
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah

Sering lantang riang di rimba
Melenguh lembu di padang
Sambut menguat kerbau di kandang
Berkokok mendung merah mengigal
Fajar sidik menyingsing naik
Kicau-kicau suara murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam di hujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tunggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com

Post a Comment for "Jelaskan Jenis-Jenis Puisi Usang Dan Sebutkan Contohnya?"